Podcast Bu Heni

Tidak ada komentar
sedang di masjid Baitul Muttaqien, menunggui 2 anakku mengaji. Beberapa bulan lagi aku ga akan duduk di belakang begini. Tapi ikut grup ibu-ibu mengaji. Kali ini,si kecil belum mau ditinggal.
Untuk mengisi waktu, kadang aku baca buku yang kubawa dari rumah, sekali saja bawa tafsir kecil dan kubaca, atau online saja di hape.
Walau tidak semua tetangga merespon baik kami,dan menganggap aneh kami yang milih ngaji jauh-jauh,aku yakin hasilnya baik dan cocok untuk anakku,karena mereka yang milih.
Tidak ada komentar
Ibu rumah tangga.
Hampir sebulan ini mungkin ya? Aku bergabung dengan grups facebook bernama IBU RUMAH TANGGA.

Aku suka dengan grup ini,karena kupikir bisa ketemu banyak ibu-ibu senasib. Aku pun aktif menulis komentar disana-sini. eh lama2 aku sadar,jangan2 aku terlalu bagus menulisnya tapi tak bagus mempraktekkannya? terutama ttg parenting. Aku pun memilih untuk membatasi diri. Karena grup ini juga berpotensi membuat candu fb muncul lagi. Rumah & craft harus nomer satu saat ini :)

DI UNESA : RENANG AJAIB - AJAIB KUBISA BERENANG

Tidak ada komentar
Hari ini kami berenang ke UNESA. Dengan modal 60ribu untuk 4 orang,kami masuk ke kolam renang yang luas dan bersih. Rumah kami dekat,hanya 3km saja kayaknya. Tapi sudah 5 tahun tinggal di perumahan ini,baru pertama kali ini kami kesana. Wah parah atau kuper ya itu ? :P

Renang kali ini ajaib: Aldo,anak #1 ku bisa renang dgn pelampung tangan. Lincah kesana kemari. Dan Aji,adiknya,berani mondar mandir main air di kolam kecil. Aku?Lebih ajaib. Kali ini aku bisa renang!! Setelah melahirkan,inilah suksesku.

Burung Hantu Pertamaku

Tidak ada komentar
Kemarin, bukunya mbak Puri datang. Isinya tutorial bikin boneka dari kain perca. Tepatnya bantal boneka. Lucuuu deh isinya.
Pengen nyoba bikin,
karena nggak punya dakron, jadi nyoba bikinnya kecil-kecil saja. Rencananya nanti bisa dipakai untuk bros, kalung atau gantungan kunci.

Diawali ruwet sama Aji, dan inilah hasilnya.



Ada yang salah dari cara bikinku ini :
1. untuk mata : harusnya aku buat dua lingkaran besar, trus aku gunting setengah. tapi tadi kubuat setengah lingkaran 4 kali, jadi deh ga singkron ukurannya
2. hidungnya miring. harusnya ngelem pertama pakai lem fox aja jangan lem uhu, biar gak terlalu nempel jadi bisa digeser sedikit kalau miring.

Kain perca ini dari ibuku. Kemarin bongkar lemarinya dan dapat banyak harta karun. Kain perca bagus-bagus.

Owl ini kujadikan bros. Dan sementara kupasang di tas blacuku. Eh si kecil protes, minta dipindah ke tas laba-labanya kemarin. Tapi si sulung, cuek. gengsi aja kali. ngerasa udah gede. dasar anak cowok ya, umur 8 tahun aja udah belagaknya kayak gitu, heeh

The 22 Immutable Laws of Marketing

Tidak ada komentar
Saya menuliskan status di facebook kemarin :
"saya ingin menekuni dua hal sekaligus. apa bisa? toh orang lain bisa"

Lalu ada respon dari teman yang seorang dokter, yaitu pak Wiend. Dari Inboxnya ada 2 buku yang dianjurkan untuk kubaca.

1. Buku : FOCUS karya Al Ries
2. Buku : 22 Immutable Laws of Marekting, karya Al Ries

Al Ries, ternyata seorang pakar marketing, seperti halnya pak Hermawan Kartajaya di Indonesia,
Jujur saja, buku ini baru saya tahu dari pak Wiend.
Dan setelah menjalankan usaha online selama setahun, saya mulai merasa butuh ilmu tentang marketing dan sekitarnya. Suatu ilmu baru banget deh, karena saya dasarnya belajar sains kemarin itu.

Buku masih hunting, tapi dari hasil Googling, sementara ada 22 Immutable Laws of Marketing yang kayaknya oke juga untuk dipelajari di awal nih. Biar ga hilang, saya tempel saja dulu di blog.

Siapa yang kebetulan baca, silahkan ya, kalau mau berbagi info lagi, silahkan bangeet. Semoga bermanfaat.


The 22 Immutable Laws of Marketing
From Wikipedia, the free encyclopedia
Jump to: navigation, search

The 22 Immutable Laws of Marketing (1993) is a book by Al Ries and Jack Trout.

These are the chapter headings from The 22 Immutable Laws of Marketing, by Ries & Trout, Harper Business.

1. It is better to be first than it is to be better.
2. If you can't be first in a category, set up a new category you can be first in.
3. It is better to be first in the mind than to be first in the marketplace.
4. Marketing is not a battle of products, it's a battle of perceptions.
5. The most powerful concept in marketing is owning a word in the prospect's mind.
6. Two companies cannot own the same word in the prospect's mind.
7. The strategy to use depends on which rung you occupy on the ladder.
8. In the long run, every market becomes a two horse race.
9. If you are shooting for second place, your strategy is determined by the leader.
10. Over time, a category will divide and become two or more categories.
11. Marketing effects take place over an extended period of time.
12. There is an irresistible pressure to extend the equity of the brand.
13. You have to give up something to get something.
14. For every attribute, there is an opposite, effective attribute.
15. When you admit a negative, the prospect will give you a positive.
16. In each situation, only one move will produce substantial results.
17. Unless you write your competitor's plans, you can't predict the future.
18. Success often leads to arrogance, and arrogance to failure.
19. Failure is to be expected and accepted.
20. The situation is often the opposite of the way it appears in the press.
21. Successful programs are not built on fads, they're built on trends.
22. Without adequate funding, an idea won't get off the ground.


References

* The 22 Immutable Laws of Marketing (1993). Al Ries and Jack Trout.


yang tahu buku terjemahannya, plis komentar ya :D
saya nyerah deh kalau baca buku bahasa Inggris. harus ngulang beberapa kali baru ngeh. udah kejar-kejaran sama kerjaan rumah tangga, jadi lebih aman dan cepat baca buku how to gini, yang terjemahan saja.

Ilmu Gambaru dari MILIS : SUka banget Tulisan Ini !!!

Tidak ada komentar



Tulisan bagus yang ditulis oleh seorang mahasiswi yg tinggal Jepang:
>
> ------------ --------- ---------
>
> Say YES to GAMBARU!
>
> By Rouli Esther Pasaribu
>
> Terus terang aja, satu kata yang bener2 bikin muak jiwa raga setelah tiba di Jepang dua tahun lalu adalah : GAMBARU alias berjuang mati-matian sampai titik darah penghabisan. Muak abis, sumpah, karena tiap kali bimbingan sama prof, kata-kata penutup selalu : motto gambattekudasai (ayo berjuang lebih lagi), taihen dakedo, isshoni gambarimashoo (saya tau ini sulit, tapi ayo berjuang bersama-sama) , motto motto kenkyuu shitekudasai (ayo bikin penelitian lebih dan lebih lagi). Sampai gw rasanya pingin ngomong, apa ngga ada kosa kata lain selain GAMBARU? apaan kek gitu, yang penting bukan gambaru. Gambaru itu bukan hanya sekadar berjuang2 cemen gitu2 aja yang kalo males atau ada banyak rintangan, ya udahlah ya...berhenti aja.
>
> Menurut kamus bahasa jepang sih, gambaru itu artinya : "doko made mo nintai shite doryoku suru" (bertahan sampai kemana pun juga dan berusaha abis-abisan) Gambaru itu sendiri, terdiri dari dua karakter yaitu karakter "keras" dan "mengencangkan" . Jadi image yang bisa didapat dari paduan karakter ini adalah "mau sesusah apapun itu persoalan yang dihadapi, kita mesti keras dan terus mengencangkan diri sendiri, agar kita bisa menang atas persoalan itu" (maksudnya jangan manja, tapi anggap semua persoalan itu adalah sebuah kewajaran dalam hidup, namanya hidup emang pada dasarnya susah, jadi jangan ngarep gampang, persoalan hidup hanya bisa dihadapi dengan gambaru, titik.).
>
> Terus terang aja, dua tahun gw di jepang, dua tahun juga gw ngga ngerti, kenapa orang2 jepang ini menjadikan gambaru sebagai falsafah hidupnya. Bahkan anak umur 3 tahun kayak Joanna pun udah disuruh gambaru di sekolahnya, kayak pake baju di musim dingin mesti yang tipis2 biar ngga manja terhadap cuaca dingin, di dalam sekolah ngga boleh pakai kaos kaki karena kalo telapak kaki langsung kena lantai itu baik untuk kesehatan, sakit2 dikit cuma ingus meler2 atau demam 37 derajat mah ngga usah bolos sekolah, tetap dihimbau masuk dari pagi sampai sore, dengan alasan, anak akan kuat menghadapi penyakit jika ia melawan penyakitnya itu sendiri. Akibatnya, kalo naik sepeda di tanjakan sambil bonceng Joanna, dan gw ngos2an kecapean, otomatis Joanna ngomong : Mama, gambare! mama faitoooo! (mama ayo berjuang, mama ayo fight!). Pokoknya jangan manja sama masalah deh, gambaru sampe titik darah penghabisan it's a must!
>
>
>
> Gw bener2 baru mulai sedikit mengerti mengapa gambaru ini penting banget dalam hidup, adalah setelah terjadi tsunami dan gempa bumi dengan kekuatan 9.0 di jepang bagian timur. Gw tau, bencana alam di indonesia seperti tsunami di aceh, nias dan sekitarnya, gempa bumi di padang , letusan gunung merapi....juga bukanlah hal yang gampang untuk dihadapi. Tapi, tsunami dan gempa bumi di jepang kali ini, jauuuuuh lebih parah dari semuanya itu. Bahkan, ini adalah gempa bumi dan tsunami terparah dan terbesar di dunia. Wajaaaaaaar banget kalo kemudian pemerintah dan masyarakat jepang panik kebingungan karena bencana ini. Wajaaaaar banget kalo mereka kemudian mulai ngerasa galau, nangis2, ga tau mesti ngapain. Bahkan untuk skala bencana sebesar ini, rasanya bisa "dimaafkan" jika stasiun-stasiun TV memasang sedikit musik latar ala lagu-lagu ebiet dan membuat video klip tangisan anak negeri yang berisi wajah-wajah korban bencana yang penuh kepiluan dan tatapan kosong tak punya harapan. Bagaimana tidak, tsunami dan gempa bumi ini benar-benar menyapu habis seluruh kehidupan yang mereka miliki. Sangat wajar jika kemudian mereka tidak punya harapan. Tapi apa yang terjadi pasca bencana mengerikan ini? Dari hari pertama bencana, gw nyetel TV dan nungguin lagu-lagu ala ebiet diputar di stasiun TV. Nyari-nyari juga di mana rekening dompet bencana alam. Video klip tangisan anak negeri juga gw tunggu2in. Tiga unsur itu (lagu ala ebiet, rekening dompet bencana, video klip tangisan anak negeri), sama sekali ngga disiarkan di TV. Jadi yang ada apaan dong? Ini yang gw lihat di stasiun2 TV :
>
> 1. Peringatan pemerintah agar setiap warga tetap waspada
>
> 2. Himbauan pemerintah agar seluruh warga jepang bahu membahu menghadapi bencana (termasuk permintaan untuk menghemat listrik agar warga di wilayah tokyo dan tohoku ngga lama-lama terkena mati lampu)
>
> 3. Permintaan maaf dari pemerintah karena terpaksa harus melakukan pemadaman listrik terencana
>
> 4. Tips-tips menghadapi bencana alam
>
> 5. nomor telepon call centre bencana alam yang bisa dihubungi 24 jam
>
> 6. Pengiriman tim SAR dari setiap perfektur menuju daerah-daerah yang terkena bencana
>
> 7. Potret warga dan pemerintah yang bahu membahu menyelamatkan warga yang terkena bencana (sumpah sigap banget, nyawa di jepang benar-benar bernilai banget harganya)
>
> 8. Pengobaran semangat dari pemerintah yang dibawakan dengan gaya tenang dan tidak emosional : mari berjuang sama-sama menghadapi bencana, mari kita hadapi (government official pake kata norikoeru, yang kalo diterjemahkan secara harafiah : menaiki dan melewati) dengan sepenuh hati
>
> 9. Potret para warga yang terkena bencana, yang saling menyemangati :
>
> *ada yang nyari istrinya, belum ketemu2, mukanya udah galau banget, tapi tetap tenang dan ngga emosional, disemangati nenek2 yang ada di tempat pengungsian : gambatte sagasoo! kitto mitsukaru kara. Akiramenai de (ayo kita berjuang cari istri kamu. Pasti ketemu. Jangan menyerah)
>
>
>
> *Tulisan di twitter : ini gempa terbesar sepanjang sejarah. Karena itu, kita mesti memberikan usaha dan cinta terbesar untuk dapat melewati bencana ini; Gelap sekali di Sendai , lalu ada satu titik bintang terlihat terang. Itu bintang yang sangat indah. Warga Sendai, lihatlah ke atas.
>
>
>
> Sebagai orang Indonesia yang tidak pernah melihat cara penanganan bencana ala gambaru kayak gini, gw bener-bener merasa malu dan di saat yang bersamaan : kagum dan hormat banget sama warga dan pemerintah Jepang. Ini negeri yang luar biasa, negeri yang sumber daya alamnya terbatas banget, negeri yang alamnya keras, tapi bisa maju luar biasa dan punya mental sekuat baja, karena : falsafah gambaru-nya itu. Bisa dibilang, orang-orang jepang ini ngga punya apa-apa selain GAMBARU. Dan, gambaru udah lebih dari cukup untuk menghadapi segala persoalan dalam hidup. Bener banget, kita mesti berdoa, kita mesti pasrah sama Tuhan. Hanya, mental yang apa-apa "nyalahin" Tuhan, bilang2 ini semua kehendakNya, Tuhan marah pada umatNya, Tuhan marah melalui alam maka tanyalah pada rumput yang bergoyang... ..I guarantee you 100 percent, selama masih mental ini yang berdiam di dalam diri kita, sampai kiamat sekalipun, gw rasa bangsa kita ngga akan bisa maju. Kalau ditilik lebih jauh, "menyalahkan" Tuhan atas semua bencana dan persoalan hidup, sebenarnya adalah kata lain dari ngga berani bertanggungjawab terhadap hidup yang dianugerahkan Sang Pemilik Hidup. Jika diperjelas lagi, ngga berani bertanggungjawab itu maksudnya : lari dari masalah, ngga mau ngadepin masalah, main salah2an, ngga mau berjuang dan baru ketemu sedikit rintangan aja udah nangis manja.
>
>
>
> Kira-kira setahun yang lalu, ada sanak keluarga yang mempertanyakan, untuk apa gw menuntut ilmu di Jepang. Ngapain ke Jepang, ngga ada gunanya, kalo mau S2 atau S3 mah, ya di eropa atau amerika sekalian, kalo di Jepang mah nanggung. Begitulah kata beliau. Sempat terpikir juga akan perkataannya itu, iya ya, kalo mau go international ya mestinya ke amrik atau eropa sekalian, bukannya jepang ini. Toh sama-sama asia , negeri kecil pula dan kalo ga bisa bahasa jepang, ngga akan bisa survive di sini. Sampai sempat nyesal juga,kenapa gw ngedaleminnya sastra jepang dan bukan sastra inggris atau sastra barat lainnya. Tapi sekarang, gw bisa bilang dengan yakin sama sanak keluarga yang menyatakan ngga ada gunanya gw nuntut ilmu di jepang. Pernyataan beliau adalah salah sepenuhnya. Mental gambaru itu yang paling megang adalah jepang. Dan menjadikan mental gambaru sebagai way of life adalah lebih berharga daripada go international dan sejenisnya itu. Benar, sastra jepang, gender dan sejenisnya itu, bisa dipelajari di mana saja. Tapi, semangat juang dan mental untuk tetap berjuang abis-abisan biar udah ngga ada jalan, gw rasa, salah satu tempat yang ideal untuk memahami semua itu adalah di jepang. Dan gw bersyukur ada di sini, saat ini. Maka, mulai hari ini, jika gw mendengar kata gambaru, entah di kampus, di mall, di iklan-iklan TV, di supermarket, di sekolahnya joanna atau di mana pun itu, gw tidak akan lagi merasa muak jiwa raga.
>
>
>
> Sebaliknya, gw akan berucap dengan rendah hati : Indonesia jin no watashi ni gambaru no seishin to imi wo oshietekudasatte, kokoro kara kansha itashimasu. Nihon jin no minasan no yoo ni, gambaru seishin wo mi ni tsukeraremasu yoo ni, hibi gambatteikitai to omoimasu. (Saya ucapkan terima kasih dari dasar hati saya karena telah mengajarkan arti dan mental gambaru bagi saya, seorang Indonesia . Saya akan berjuang tiap hari, agar mental gambaru merasuk dalam diri saya, seperti kalian semuanya, orang-orang Jepang).
>
> Say YES to GAMBARU!
>
[tulisan diambil dari milis Kimia ITB 97]
[gambar diambil dari sini :http://repetisimonolog.files.wordpress.com/2010/10/gambatte-ne-1.jpg]

>
>
>

Bisnis Itu....

Tidak ada komentar
Binis itu...
adalah kata yang paling sering diucapkan banyak orang akhir-akhir ini, apalagi oleh mereka yang sudah tidak betah bekerja di kantor orang.
Pengen jadi bos bagi diri sendiri,. gitu.

Bisnis itu...
adalah jalan yang kutekuni dengan tidak sengaja. modal nekad, tanpa punya sandaran dan pengalaman apa-apa, kecuali, jalani jalani dan jalani gitu aja.

Saat ini, aku sudah memulai bisnis jilbab online, hampir setahun. Impianku adalah kelak jika semua sudah stabil dan mapan, aku akan membuka rumahku sebagai tempat pelatihan untuk membuat aksesoris atau penghias jilbab. Seperti inilah tampaknya rumahku nanti. foto itu kuambil di blognya tobucil. http://tobucil.blogspot.com



Dari perkenalanku dengan Tobucil dan komunitas hobinya, aku jadi semakin tertarik mengembangkan produk kerajinan tangan.
Warna warninya. Keunikan dan kebebasan yang ada didalamnya, membuatku mendapat tempat untuk mengekspresikan diriku sendiri.
Tapi ternyata, semua ini perlu proses yang tidak instan. Entah untuk berlatih membuatnya, atau untuk memasarkannya, memberi haga jual dan sebagainya. Aku tak tahu harus bertanya kepada siapa. KEmarin mbak KEnti memberitahuku sebuah buku dari Handmade Nation. Yang setelah aku cari di google, belum ketemu juga penjual buku onlinenya.
Lalu aku mampir ke blognya mbak Dini Estha, yaitu, http://kreasitha.blogspot.com
mbak Estha ini baiikk sekali. Mau repot-repot membagi pengetahuannya tentang buku dan tutorial termasuk free ebook kepada kami [para crafter pemula]. Dan hasilnya ada sebuah buku yang sepertinya akan sangat membantuku. Inilah bukunya.



Dan buku ini masih aku hunting kesana kemari. Aku harus mecari toko buku online yang sekali jalan. Maksudnya, ketika aku beli buku ini harus ada buku anak-anak yang bisa kubeli pula. Karena kedua anak lelaki kecilku akan protes dan kecewa, ketika ada kurir mengirim paket buku dan ternyata tidak ada buku mereka di dalamnya. Sementara aku coba pesan ke toko buku online langganan kami. Semoga dia ada.

Berlanjut ke Bisnis.
Semula aku ingin menjadi murni produsen. Lalu ada kendala.
Kemudian aku ingin jadi tokoserbaada online. Dan kemudian ada kendala lagi. Aku harus memutar otak dan mengevaluasi, apa yang keliru dalam menjalankan usahaku ini. Dan aku tidak bisa bertukar pikiran dengan suamiku saja ternyata. Karena dia sama sekali awam masalah ini. Dan aku tidak bisa hanya mengamini komentar teman yang tak pernah berkecimpung pada dunia bisnis. Teman yang hanya melihat dari sisi praktisnya sebagai pembeli.

Lebih baik, aku bercerita kepada sesama pebisnis. dan Ynag lebih berhasil dariku. Sebenarnya kemarin kami punya masalah yang cukup pelik. Untunglah, baik aku maupun dia berhasil menguasai emosi kami dengan baik. Jadi ketika masalah itu berlalu, dan manajemen masing-masing semakin bagus, kami bisa mulai saling bekerjasama lagi. Dan masih saling mempercayai. Alhamdulillah. Hal ini cukup meringankan isi kepalaku.

Dan hasilnya, insya Allah aku akan menjadikan beliau sebagai tim usahaku yang baik. Dan semoga produk kami kali ini, mendapat tempat yang cantik di hati para muslimah ceria di seluruh persada. Moga-moga juga bisa ekspor nanti ya. Amin.



Pelajaran moral terpenting adalah :
DALAM BISNIS, SOPAN SANTUN, KEPALA DINGIN DAN PRASANGKA BAIK, sangat membantu dalam usaha memajukan usaha kita di masa depan.

Dan dari bisnis juga, yang kemarin kupikir hanya berkutat seputar uang saja, ternyata aku dapat banyak pengetahuan bersosialisasi dan hidup yang nyata dari sini. Belajar bisnis bisa juga belajar kehidupan.

OVERWHELMING

Tidak ada komentar
Beberapa hari ini aku merasa kepalaku penuh banget.
Terlalu banyak isi, rencana dan ide.
Ide baru itu menarik dan menyenangkan. tetapi sayangnya, tidak bisa semua kulakukan sekarang. atau bahkan kucoba sekarang.
kenapa?

ya, karena aku adalah ibu rumah tangga
full satus persen.

waktuku banyak sekali harus kusediakan untuk anak, ngurus rumah dan suami.
standar sih. tapi menunda minat yang sudah menggebu-gebu ini jadinya melelahkan juga.

seperti halnya beberapa hari ini,
minatku untuk kembali menulis muncul
tapi harus kuredam sementara waktu, karena anak pertamaku sedang UTS.
dan kami berjanji tidak ada komputer dan laptop menyala di masa seminggu UTS ini.

untuk menyediakan waktu jam malamku , misalnya bangun tengah malam, menulis dan tidur hanya 2-4 jam. Waduh, maaf maaf deh, sekarang aku nyerah sudah
tidak berani pakai gaya itu lagi.
alias tidak sanggup.
kalau begadang, hasilnya aku lemas sekali, pusing dan malah seharian ke depan jadinya sangat berantakan. plus aku jadi mudah sekali emosi. sangat mudah emosi.

ya, inilah salah satu ketidak enakan menjadi ibu rumah tangga satus persen.

Surat Dariku Untukku Sebagai seorang IBU

Tidak ada komentar
PENERIMAAN.

Kata diatas seperti mengisyaratkan kepasrahan yang mudah dilakukan.
Ternyata, sebelum mencapai proses itu, saya terutama, dan kita - mungkin jika apa yang anda rasakan sama dengan yang saya rasakan - mengalami kepahitan dulu sebelum bisa mencapai kata penerimaan.

Kepahitan itu berupa, perasaan mempersalahkan diri sendiri atas kekurangan diri kita sendiri pula.

Contoh,
saya gemar sekali mencari tahu blog atau website para pelaku homeschooling. terutama yang berasal dari Indonesia. Karena ketika mereka bercerita, kebanyakan dengan bahasa Indonesia, jadi saya lebih mudah mencernanya.

Nah, ketika berkunjung ke blog mereka itu. Atau ketika berkenalan di jejaring sosial, maka saya mengetahui sedikit banyak konsep dan cara hidup mereka.
Yang tampaknya begitu sempurna, cerdas, menyederhana dan kembali ke alam banget. Perfecto.

Terkadang, cara mereka menerapkan konsep belajar di rumah mereka, tampak begitu HEBAT. jadi saya ingin sekali menirunya. dan menerapkannya dalam keluarga saya. TEtapi, karena satu dan lain hal, termasuk kekurangan saya pribadi. kebiasaan keluarga saya. sifat dan karakter kedua anak lelaki saya. maka, peniruan itu biasanya tidak bisa berjalan dengan sempurna. atau tidak bisa berlaku saat itu juga. singkat kata, saya merasa gagal meniru mereka. gagal mendidik mereka sebaik sebagai ortu yang cerdas atau smart parent.

rasa gagal itu malah menjadi penyebab saya mudah sekali emosi, terutama kepada anak-anak saya. dengan batin saya yang mengatakan, "kenapa sih nak kamu tidak bisa seperti anak-anak mereka!, walaupun kalian sekolah, kan bisa saja secerdas mereka."

atau batinku berkata lainnya, :kenapa sih Hen kamu tidak bisa disipilin, kreatif, dan istikomah mengajari anak-anakmu di rumah?!, kan kamu lulusan sains, suka belajar, kata orang kamu pinter. Mosok gak bisa ngatur waktu dengan baik. lakukan pekerjaan rumah tangga ketika mereka sekolah dong. lalu nulis dan jualan ketika mereka tidur dong. dan dampingin mereka, stimulasi mereka, motivasi mereka tepat ketika mereka ada di dalam rumah....dst...dstt..."

panjang lebar sekali kalimat yang bisa kubentuk ketika memaki kekurangan diri sendiri.

kemudian, tepat hari ini, ketika sudah berhari-hari dan berbulan-bulan di dera rasa gagal. ada selintasan hatiku yang mengatakan bahwa,aku ingin menghapus segala jejak pertemanan dengan para ibu HS ini, supaya sekalian saja aku tidak tahu menahu apa yang mereka kerjakan. jadi aku tak perlu merasa bersalah.

tetapi, ada lintasan hati juga yang membisikkan, bahwa, kenapa aku harus begitu? bukankah mereka benar?
bukankah apa yang mereka lakukan baik untuk ditiru?

dan Hen..ketika kau tidak bisa menirunya sekarang, ya tetap saja mereka masih baik dan patut ditiru.

jadi biarlah informasi itu kau terima, dengan syarat, terimalah dirimu dan segala perbedaanmu itu juga apa adanya. bisa tidak bisa meniru, jelas-jelas kau berbeda dengan mereka. jadi tak perlu risau.

suatu saat, jika kau mulai menerima semuanya dengan lapang dada. dan mulai mengerjakannya sesuai karakter keluargamu sendiri dengan tetap terbuka terhadap masukan yang baik, maka insya Alloh lambat laun, kau akan menemukan bentuk yang paling menarik dan sesuai khusus untuk keluargamu sendiri.

dan pada masa proses itu, tetaplah berbagi dengan ceria. bercerita dengan apa adanya. dan tak usah merasa terbebani lagi ketika ada seorang ibu/kenalan baru yang mneyapamu di fb atau dimanapun berada, lalu seperti berkonsultasi atas kebaikan yang telah kau tuliskan. karena, nanti jika sudah mulai chattingan atau kirim inbox, katakan saja sejujurnya, apa yang kau tahu dan yang tidak. dan katakan juga, saya ibu yang belum sempurna. masih sering marah, membentak anak dsb, tetapi saya berani meminta maaf kepada anak dan mengatakan pada mereka, inilah kekurangan mama sebagai ibumu. mama mohon maaf.

dengan begitu, melangkahmu kini akan lebih ringan.

Barudak Asrama Putri ITB

Tidak ada komentar
Temanku tercinta yang pintar IT dan baik hati, Shofa Ubbada, dengan baik hati mengirimkan foto ini ke wall fesbukku.

Ini kapan ya?
Pokoknya ini foto Angkatan Orin, ketika di Asrama Putri ITB
Kalau ga salah sih, tahun 1998 atau 1999. Karena setelah itu, asrama ini digusur dan dipindah ke tempat yang jauh dari kampus.



dari kiri ke kanan : Shofa, Novi, Neni, Slam, Lia, Isma, Nina, Orin [aku]

BLACU AND BUTTON BAG

1 komentar
Dari kemarin penasaraan banget pengen bisa bikin tas.
Mulai deh browsing, blogwalking. Dan eh ketemu blog oke banget. Tutorial bikin tas sendiri. Kalau mau tau, klik aja link-nya di Blog Roll ku ya.
DIY BAG LOVER namanya.

Nah nah, karena penasaran juga sama kain blacu. Jadi deh diawal bikin tasnya dari kain ini. Maunya sih bikinin anak sulungku Aldo 8 thn, buat tas selempang untuk ngaji. Eh giliran jadi, ditolak sama dia. Malu ah ma, warnanya kayak cewek, putih gitu. Walaupun kubilang nanti akan kuhias dengan gambar pesawat, bola atau spiderman, dia tetap menolak. Udah ah buat mama aja.

Ya sudah deh, kubuatlah tas itu. Sebenarnya rada kependekan, cuman kalau dipakai jadinya aman. Soalnya posisi tas nempel banget ke badan. Kalau naik motor sama anak-anak, ga perlu takut nih tas bakal dijambret orang. Kadang ketutup sama kibaran jilbab.




NO SEWING MACHINE
alias ga punya mesin jahit booww...
kujahitlah dengan tangan biasa tas blacu itu.
Pelajaran berharga : tas blacu tuh keras bangeet, jadinya jempol ersku kayak di akupuntur. Kecubles sana sini.

Setelah perjuangan setengah hari sampai mengorbankan jadwal memasak, hehehe, jadilah tas itu.

Terus dilanjutkan dengan membuatkan tas laba-labanya Aji. Ini mudah saja, karena kain katun dan kain flanel sangat empuk untuk dijahit tangan.

Tarraa...
latihan membuat tas kain pertama, selesai. Nanti dilatih lagi yaa...
terutama skala pengukuran yang beneer...
juga , memasang pernak-pernik seperti sulam , kancing dll, harusnya sebelum tas dijahit, jadi tidak susssaaah seperti tadi. Insiden ketusuk jarum lagi dueehh. Utung tidak apa-apa. Pasalnya posisi ketusuknya kayak adegan Limbad nusukin dirinya di atas linggis. mak jrusss.

Ini 3 tas yang kubuat.
masih pemula dan amatir bangeet, tapi puas kalau pakai bikinan sendiri ya. setuju kan?!!

POMPA BALIK

Tidak ada komentar
Aku {dan suamiku} pernah berada pada masa yang paling terpuruk dalam jalur hidup kami berdua. Dimana air mata dan sesak dada, datang sesering yang tidak pernah kami harapkan sebelumnya.

Ketika usaha keras berbagai rupa, tidak mendapatkan penghargaan yang seharusnya kami terima sebagaimana mestinya.

Ketika rasa bersalah, bersalah dan sangat bersalah terus mendera dan mendera.

Ketika, kesulitan tak berani kami ungkapkan dan harus kami telan bulat-bulat, karena rasa bersalah itu tadilah yang tidak mengijinkan.

Aku, terutama, pernah masuk dalam lembah keputus-asa-an yang paling putus asa yang pernah kualami sendiri.

KEtika aku berharap, di kala pagi aku membuka mata, maka rohku akan berpindah tempat. Entah bagaimana caranya. Mungkin saja dengan tercabutnya rohku oleh sang malaikat maut. Atau dengan cara magic yang sangat tidak masuk akal. Terserah. Yang penting aku tak mengalami tekanan pada saat itu.

Namun, dalam semua keputus-asa-an itu, satu-satunya yang mencegahku berbuat bodoh adalah ANAK-KU. terutama ANAK PERTAMAKU.

Lalu bergulirlah waktu.
Dengan fase yang tak secepat kita merebus mie instan dan menghidangkannya.

Tetapi begitu panjang. BErgolak
Lama
Air mata masih ada
Amarah masih ada

Hanya satu yang terus menerus berusaha kutiadakan.
yaitu
KEINGINAN UNTUK MEMBALAS DENGAN KESAKITAN YANG SERUPA.

Semakin sakit hatiku, semakin aku tak ingin mereka mengalami hal yang sama.

Dan ternyata, niat itu, dibaca begitu mulia oleh ALLOH SWT.

ALLOH SWT, akhirnya memberi kami, kekuatan serupa POMPA BALIK.

Jadi, sekarang kami tak hanya mampu menelan kata-kata pahit.

Tetapi, kami bisa membalikkan kata-kata itu menjadi manis lalu memompakan energinya kedalam dada kami. Bahkan ke urat nadi kami.

Dan itu takkan berakhir, sampai kami bisa mengajarkannya kepada anak-anak kami. sejak saat ini.


INI CUMA DUNIA
TIDAK ADA YANG BISA ADIL
TIDAK ADA YANG BISA SEMPURNA

INI CUMA DUNIA

SEHARUSNYA BUKAN HANYA DUNIA YANG MEMPENGARUHI HIDUP KITA

BUKAN HANYA TENTANG DUNIA

DAN ITU PUN BISA DILAKONI DENGAN CARA YANG MENENTRAMKAN HATI

SEMOGA MEREKA YANG MEMBUAT KAMI TERLUKA, AKAN SELALU MENDAPAT TAMBAHAN KEBAHAGIAAN SEBAGAIMANAPUN BENTUK DAN RUPANYA

AMIN

NEXT DREAM

Tidak ada komentar
Tidak banyak orang yang memimpikan hal ini. Kecuali berkasus sama sepertiku. Tinggal di kota besar. Baru menikah dan tinggal disana. Dan memilih membeli rumah disana. Hasilnya, rata-rata dapat space rumah yang hemat tempat, namun harga tanahnya lumayan juga.

Kendala nomer satu adalah, rumah itu menjadi 4L { LU LAGI LU LAGI}

Alias, semuanya menjadi public area. Tumplek blek jadi satu.
Mau makan, main, baca buku, jualan, packing, mikir, bahkan tidur, semua bareng jadi satu.

Juga, kendala kedua. Anak-anak kecil yang masih suka coret tembok dan tempel kertas gambarannya. MEnjadikan tembok sebagai galeri seni mereka, itu mencegah kami untuk mengecat ulang rumah dan menhiasnya agar lebih rapi. Untuk beberapa bulan atau tahun lagi, saya yakin sudah ada perubahan.

Dan seperti inilah, impianku ingin kuwujudkan.
My own {and husband} bedroom
and My Living Room






disini, tempatku "sendirian" {dengan suami}


ruang tamu yang terang, terbuka dan ramah kepada siapa saja yang datang : my dream