Podcast Bu Heni

Award .... Oh Thenkyu My Sist....

6 komentar
Alhamdulillah, sebuah komen di postinganku berjudulTENTANG PUASA, dari mbak Yna memberitahuku bahwa ada Stylish Blogger Award untukku dari mbak Yna.


So surprise.
Soalnya kan judulnya tuh Stylish Blogger Award, dari blogwalking-ku selama ini, mereka yang mendapatkan award ini, kalau tidak karena tampilan blognya yang oke dan cakeep banget : semuanya dibikin sendiri. icon fb, dll digambar sendiri. keren dah.
atau, kepada mereka yg templatenya biasa saja, tetapi biasanya dari para designer baju, atau designer craft yang karyanya amazzziiinggg..... dezing deziing..

lah saya?
itu copas foto saya dan keluarga aja, dari ACD SEE ke MIC. PUBLISHER lalu copas lagi ke PAINT. save as JPG. dan upload deh foto ini itunya, termasuk foto header.

artinya, saya belum bisa pakai COREL. hihihi...

Alhamdulillah, saya positive thinking saja, kalau mbak Yna memberi award ini bukan karena kasihan...[huahahah...becanda mbaaakk...]

Dan saya milih meng-GR-kan diri saya saja, kalau saya emang rada keren dan stylish...[huhuu yang diberi kan style blognya bukan orangnya buu..... *nyengiirrrr]

Baiklah untuk mempersingkat kata [bukannya dari tadi udah panjang?..]

saya akan mematuhi tata tertib pemberian award ini :
1. menuliskan tentang 7 hal tentang diri saya
2. memberikan award lagi kepada blogger lain yang pemberi inspirasi

mulai :


7 Hal tentang saya :

1. Masih merasa 'berdosa' karena tidak memilih merintis karir di jalur sains dan akademik, dan malah milih bisnis dan craft.

2. Suka strees ngelihat rumah yang ga berhenti berantakannya, tapi bangga ketika anak berantakinnya karena bikin handmade atau artwork.

3. sering nekad kalau sudah niat

4. sering ga pede, ga nyaman, ketika berpenampilan 'cantik' menurut umum. dan malah santai, adem ayem ketika berpakaian kucel dan bergaya cuek

5. jatuh cinta pada craft, karena warna-warni. dan ketagihan kepuasan hati ketika selesai membuat sesuatu karya; seringnya sayang untuk menjualnya dan ingin memakainya sendiri, hihi

6. penasaran sama bisnis, dan ingin merasakan 'bagaimana sih prosesnya menjadi setia pada satu jenis aktivitas?'. misalnya, gimana sih rasanya jualan jilbab selama 20 tahun? karena suka terpana setelah membaca biografi siapapun yang mampu bertahan berkarya selama bertahun-tahun, apapun bentuknya,

7. masih niat dan menanamkan niat untuk menjadi penulis. sempat kemarin berkonsultasi kepada dua penulis beken, ; Udo Yamin Majdi dan Pipiet Senja.
Lalu dari keduanya memberikan nasehat, bahwa menulis itu tidak perlu dipilih. Apapun pekerjaannya, kita masih bisa menulis. Bunda Pipiet Senja, memberi contoh teman-temannya yang jadi pengusaha, dll, dan masih aktif menulis. Apalagi para TKW Indonesia pun udah banyak yang bisa mengatur waktunya , untuk menulis. Suami saya pun katanya jatuh hati, kalau melihat saya sedang konsentrasi di depan laptop untuk menulis, "tampak sangat menikmati" gitu katanya. heheh...

tugas kedua :
memberikan award lagi kepada blogger yang telah menginspirasiku secara online:
1. mbak Hany [Pojok Utak Atik]
2. mbak Vitalea
3. mbak Fitri [Griya Hobi Fitria]
4. mbak Yany [Duneeya]
5. fillyawie
6. Ideku Handmade
7. Cemprut
8. Needle Noodle
9. Vitarlenology
10. Tamimi box
11. Ammi dan Abi
12. Hayano Handmade
untuk link-nya di update besok ya, sekaligus ngasih tahu mereka. sudah ngantuukk.....nunggu misua belum sampai juga dari Probolinggo nih,...zzzz.....now is 22:04 menjelang tengah malam....

Nasihat dari Bunda Yoyoh Yusro [alm]

Tidak ada komentar
Yoyoh Yusro :
aku baru mengenalnya beberapa saat sebelum beliau meninggal.

Hal yang menarik tentang beliau bagiku adalah, anaknya banyak 13 orang, dan semuanya menghafalkan Alqur'an, udah gitu beliau pun masih aktif menjadi anggota DPR, pendakwah serta aktivis sosial untuk Palestina.



Sayangnya, belum sempat kuabadikan kekagumanku melalui tulisan, ternyata beliau sudah dipanggil oleh Alloh SWT. Dan dari beberapa catatan teman blogger, kurangkum sedikit demi sedikit hal yang bisa kuteladani dan kujadikan nasehat.

Berikut kupetik sedikit hal yang bisa dijadikan nasihat, dari blognya BUnda Pipit Senja. Lenkapnya ada disini


Membagi Waktu
Tentang memanaj waktu, seperti saya baca dari buku-bukunya Yusuf Qordhowi, terutama tentang waktu dalam kehdupan Muslim. Yang paling efektif manakala kita bisa tepat waktu, dan waktu kita menjadi produktif. Mengikuti cara Rasulullah, bangun sebelum subuh, kita berinfak, solat tepat waktu, dan merencanakan rencana siang hari sejak malamnya. Kalau waktu itu kita rencanakan dengan baik semuanya, insya Allah akan menjadi berkah.

Tarbiyatul Awlad atau Pendidikan Anak
Di rumah ada orang-orang dekat, saudara, adik-adik yang ikut mengawasi anak-anak. Untuk hal-hal yang bersifat penting, tidak diserahkan kepada hadimat. Saya berpikir bagaimana menjadikan mereka sebagai anak-anak yang sehat, intelektual yang memadai. Kemudian, benar bahwa anak-anak itu adalah hamba Allah yang taat. Suami sangat mendukung dalam melaksanakan konsep mendidik anak. Intinya, kita mendidik anak-anak mengikuti cara Rasulullah.
Sejak mulai hamil, mengandung, melahirkan, menyusui sampai saat anak bisa bicara, dan mengikuti apa-apa yang kita lakukan. Yah, dengan panduan bukuTarbiyatul Awlad. Sekuat tenaga, sebaik mungkin kita praktekkan. Ternyata ketika kita praktekkan nilai-nilai Islam dalam mendidik anak sangat beruntung. Misalnya, melatih anak berpuasa, solat, beraktivitas sosial, bersedekah sejak dini. Anak usia 2,5 tahun mulai diajak untuk berpuasa, begitu usia 3,5 tahun dia sudah terbiasa melakukan shaum di bulan Ramadhan.
Saya sangat terharu ketika ada anak yang lulus SMA, kemudian diterima di PTN favorit. Waktu saya ajak untuk makan bersama, dia bilang; “Gak Mi, saya lagi shaum Daud.” Ternyata bagi dia shaum Daud itu sudah merupakan kebutuhan dan kenikmatan. Semuanya bila kita ajarkan sejak kecil, sungguh sangat bermanfaat. Umpamanya dalam berjilbab, walaupun anak itu masih kecil, tapi karena telah dibiasakan berkerudung, nah kalau dia mau keluar rumah selalu berkerudung.
Saya melihat anak-anak yang mampu menghafal Al Quran, ternyata sangat cerdas secara intelektual dan emosional. Alhamdulillah, anak-anak yang saya didik menghafal Al Quran, mereka dapat lulus SPMB, sekolah di PTN favorit. Mendidik anak secara Rasulullah itu bagi saya sangat tepat. Boleh saja kita mengambil teori-teori dari luar, tapi itu hanya sebagai pengayaan.
Tanggung jawab orang tua dalam pendidikan keimanan, mengarahkan mereka mempunyai keimanan yang kuat. Saat anak mengeluh, kita bandingkan keadaannya dengan yang lebih tak beruntung. Sehingga dia tetap bisa kembali mensyukuri nikmat-Nya. Bagaimana mencintai Allah, mencintai Nabi, bukan mengidolakan ibu-ayah yang bisa saja berbuat kekhilafan. Mencintai Al Quran dan para pejuang Islam. Kita juga mendidik anak-anak tentang makanan yang halal.
Pendidikan akhlak; akhlak kepada orang tua, kepada sesama, kepada tetangga. Bagaimana anak bersikap terhadap orang tua, misalnya, saya mendidik mereka secara realis. Jika ada anak yang mengatakan hal-hal jelek, misalnya, saya tidak akan memarahinya, tapi mengusut dulu dari mana sumbernya. Intinya kita tidak boleh panik dalam mendidik anak.
Suatu saat saya cerita kepada anak-anak, bagaimana tentang perjuangan para mujahid. Anak-anak kemudian sama ingin mati syahid. Nah, kalau ingin mati syahid itu kita harus cerdas. Karena musuh akan menembak komandan duluan bukan prajurit. Jadi komandan itu bukan orang bodoh. Kalau mau cerdas harus belajar. Kalau mau belajar enak ya harus makan, sehat. Sudah solat? Belum. Nah, katanya mau menjadi anak yang benar. Intinya kita mengajak dengan bahasa yang sederhana dan bisa dipahami anak-anak. Dengan bahasa yang positif. Tidak perlu kita menatakan; “Kamu anak yang nakal!” Tapi bisa dengan; “Kamu anak yang soleh, tapi perbuatanmu tadi tidak benar, ya Nak” Atau; “Umi sayang sama Abang, tapi perbuatan Abang tadi seperti anak yang tak mau disayang…” Di rumah kami kata-kata penghakiman, hujatan, sesalan atau cemoohan diharamkan.

Keseimbangan Dunia dengan Ukhrowi
Intinya kita menikmati semua karunia Allah. Kapan saatnya kita harus menikmatinya, dan kapan pula harus menahan. Saya beri pengertian kepada anak-anak, meskipun mereka anak anggota DPR, tapi tidak harus selalu pergi sekolah diantar-jemput mobil pribadi. Makan tidak harus selalu di restoran, umpamanya. Saya sering perlihatkan isi tas; “Nah, ini amplop untuk Palestina, ini untuk infak, ini untuk yatim-piatu. Uang Umi tinggal segini. Kalau menuntut seperti keinginan kalian, mau gak kita pakai uang riba?” Akhirnya mereka bisa menerima kenyataan. Yah, kita harus realistislah, mengatakan apa adanya.
Misalkan, ada anak yang kepingin ponsel, ini biasanya setelah SMP. Itu juga pakai proposal; apa manfaatnya, apa mudharatnya. Ketika kecil anak-anak tidak dibiasakan menonton televisi. Nah, setelah besar, tiga anak mewakili dan bikin proposal bagaimana pentingnya televisi. Tapi itupun untuk acara-acara tententu saja, tidak yang membuang-buang waktu.
“Intimya saya masih terus belajar, baik sebagai ibu, sebagai politikus, sebagai wanita solehah,” pungkasnya merendah.

Kini, perempuan pilihan itu telah mendahuluiku, mendahului kit asemua. Semua kebaikan dan keikhlasannya dalam berbagi, baik ilmu maupun finansial, semoga menjadi pahala dan memudahkannya dalam perjalanan menemui Sang Khalik.
Selamat Jalan, Saudariku Cinta, Yoyoh Yusroh, sampai jumpa, bila waktuku tiba. (Pipiet Senja)

***






Tentang Puasa

3 komentar

Bismillahirrahmanirrahiim

Hari ini, pertama kalinya aku berhasil bangun untuk sahur, tanpa rasa takut lapar lagi jika seharian nanti aku berpuasa.

Entah apa penyebabnya, sejak lama, aku selalu cemas ketika akan berpuasa.

Takut lemas. Takut pekerjaan rumah tak terurus.
Dan malahan, aku sering jauh lebih mudah emosi ketika rasa lapar dan lemas menyerangku di saat berpuasa. Terutama di siang hari. Setelah menjemput anak sekolah, sekitar jam 12-1 siang; kemudian anak-anak berselisih-berebut dan apa saja yang membuat mereka jadi gaduh; maka emosiku akan muncul dengan cepat. "ini sudah siang!!!, mama puasa!!!, jangan bikin gara-gara, ayo tidur!!!"

Dan begitulah..

Ketika Ramadhan juga begitu. Untuk berpuasa sih, tak terlalu cemas. Tapi aku takut sekali kalau ketinggalan sahur. Maka, di bulan Ramadhan, aku sangat waspada alarm.
Alarm HP kusetel jam 2 pagi. Walau seringnya imsak saat jam setengah 4 pagi.

Sejak jam 2 pagi aku mulai memasak, lalu membangungkan anak dan suami jika masih tidur.

Hampir pasti, dalam 30 hari itu, sahur kami tidak pernah terlewat.

Mau rada flu atau masuk angin pun, namanya sahur ramadhan itu pasti bisa diusahakan. Apatah lagi acara di tivi banyak yang menarik di jam-jam itu.

Jadi bangun tidur, keluar kamar, nyalain tivi biar serasa ada temannya. Baru menuju kamar mandi dan dapur.


Lalu kenapa hari ini terasa berbeda?
apa yang membuatku relatif lebih tenang ketika akan berpuasa?
- saya diyakinkan oleh mbak Hany.
beliau memberikan penyadaran,"bahwa di saat puasa itulah doa kita dikabulkan".
sekaligus memberikan gambaran fakta, bahwa puasa di Indonesia itu ringan-ringan saja. beda dengannya yang berpuasa hampir 17 jam di negeri orang.

kalimat do'a bisa dikabulkan itu sangat menggugah hatiku. dalam perjalanan hatiku, akhirnya betapa aku menyadari, bahwa do'aku sangat penting untuk kehidupan dua amanah kecil kami itu. Aldo dan Aji.

dari beberapa profil para penghafal Al-Qur'an, juga perbandinganku melihat tampilan sekitar, membuatku rindu sekali mempunyai anak-anak yang terbiasa beribadah. terlebih lagi yang senang beribadah. Bismillah...semoga :

1. aku dan suamiku bisa jadi teladan buat mereka dalam beribadah
2. anakku dimudahkan untuk menjadi hamba ALLOH SWT yang baik di muka bumi ini, dan di akhirat kelak.

Sungguh, jaman seperti ini memberi kecemasan demi kecemasan.
entah penculikan anak, kejahatan, penipuan, hipnotis, narokotika, pergaulan bebas, hedonisme, dan masih banyak lainnya. JIka tidak mendekatkan diri pada SANG MAHA PENOLONG, Bagaimana bisa hati ini tenang? melepas anak bermain di tetangga saja kadang bikin hati benglisatan tak karuan. Belum lagi kelak jika mereka besar dan ingin sekolah di luar kota; bisa pingsan nih ibunya.... :)

aku miris sekali jika melihat anak sekolahan, yang suka nongkrong sampai berjam-jam. dan menghabiskan waktu mereka dengan sia-sia.
atau para pelajar yang sudah grang-greng naik sepeda motor, bahkan sebelum kakinya sampai untuk menjadi sandaran.
atau para muda yang sibuk saja dengan handphone-nya, seakan-akan tidak ada yang penting di dunia ini selain HP.

miris
dan aku tak ingin anakku jadi salah satu diantara mereka.

maka, terima kasih ya mbakyuku yang baru ketemu bulan ini...mbak Hany...untuk mengingatkanku atas mustajabnya doa orang yang berpuasa.

semoga amal puasa mbak , dan amal ibadah lainnya, senantiasa memberikan ketentraman, kesehatan dan ridho dari Alloh SWT.

dan terima kasih untuk ibu dan bapakku tercinta, yang sejak dulu kala sebenarnya sudah memberikan teladan bagi kami untuk cinta pada proses TIRAKAT. setiap kemudahan hidup yang telah kami terima ini, pasti berkat doa di kala ibu dan bapak dulu rela bertirakat untuk kami, anak-anakmu.

Anak UAS, AKu Jadi Guru Les Dadakan

2 komentar





hemmm
*SMileee...

tinggal dua hari lagi. tepatnya tanggal 30 Mei nanti, anakku yang kelas 3 SD itu Ujian Akhir Semester, di sekolah.

seperti biasa.
dan harus kembali seperti biasa,

dengan modal buku tulis yang kecil, biasanya pake buku tulis seukuran folio, ku tuliskan berbagai jenis soal latihan untuk 12 materi pelajaran.

mulai fikih, akidah akhlak, quran hadits, sejarah islam, bahasa arab
lalu math, bIndonesia, b inggris, b jawa, pkn, ips, ipa,

isi materi selama semester genap ini.

yang kemarin malam selesai kubuat, adalah soal qur'an hadits

wiuhhh beruntung sekali anakku ini...

coba daku dulu yaww...
secara jadi anak ketujuh dari 8 bersaudara...
ibu dan bapak - alhamdulillah - baru sekolah sampai kelas 2 sd dan 4 sd saja.

kakak-kakak pada sibuuk sendiri-sendiri....
karena jarak umurku paling jauh dari yang lainnya..

akhirnya mau tak mau, harus survive belajar sendiri

tidak ada les, karena tidak mampu bayar..

kecuali untuk kelas 6 SD, aku baru ikut les, berangkat jam 2 siang, naik sepeda mini tua yang sadelnya harus dibungkus tas kresek kalau hujan. karena udah robek dan sponnya nyimpen air banyak-banyak

aku yang kelas 6 SD waktu itu, ga suka banget pakai topi dan jaket. jadi walau matahari garang-garangnya, nekad aja bersepeda melewati jembatan tol Ngesong menuju rumah ibu les di jl. Kupang Indah. sekitar berjarak 1 km dari rumahku dulu.

teruuus belajar sendiri, dengan buku dan sekolahan.

mulai les lagi pas kelas 3 SMA.
aku SMA di Jombang
dan setiap hari sabtu, pulang sekolah, jam 3 sore, aku naik bis kota menuju Surabaya. pas SMA klas 3, aku tinggal sendirian di Jombang. yang kemudian pindah ke rumah bulik. dan ibu beserta saudara lainnya stay di Surabaya

esoknya, hari Minggu pagi, aku berangkat ke tempat les bimbel Phi Beta. ikut kelas khusus luar kota, dari jam 8-2 siang.
pulagn dari bimbel, langsung menuju terminal joyoboyo. dan naik bis kota sampai ke Jombang. sebelumnya transfer bis dulu ke terminal Purabaya.

kadang sendirian. kadang bareng teman sesama JOmbang yang ketemu di terminal. karena mereka banyakan ikut bimbel Teknos.

kadang muntah, karena di siang bolong, kepanasan, lapar, dan gerah ga ketulungan akibat pakai baju muslim berbahan kain tisu yang panas itu [ketika pertama berjilbab dalam keluarga, jadi stok baju muslim terbatas banget, seada-adanyalah.]

berlaku selama setahun, begitu tiap sabtu dan minggu.

setelah lulus SMA, alhamdulillah tak sia-sia, walau tak terbaik se-SMAN 2 Jombang. tapi NEM ku terbaik sekelas 3 ipa 3. mengalahkan temanku Yolan yang pinternya maut dan sekarang jadi dokter di KEdiri.,

sambil nunggu UMPTN, ikutan les intensif lagi. dan seriuuus banget waktu try out , sampai-sampai banyak yang nyindir dan ngetawain. terutama anak-anak yang sekolah di Surabaya.

bisik-bisiknya gini," eh tuh anak luar kota kali. pada serius amat belajarnya. biasa aja kalii, try out ini!'

aku cuek dan nyengir. kagak tahu yee aku nih asli suroboyo sakjane reeekk...

dan emang, sejak try out serius pun , akhirnya mudah kan nembus PTN di Bandung yang bersimbol Ganesha....

makanya jangan remehin orang belajar duwoongg...
*ah ini dendam grumelan tak terbalaskan kok....hahahaha


oh ya kembali ke judul...

dalam benakku, aku ingin mencari cara, agar anakku meniru motivasi belajarku yang tinggi.
menurut anda, bisakh itu terjadi jika aku membimbingnya sedemikian rupa seperti ini?
[read : sampai membuatkan soal segala..]

apa ini malah jadi bumerang dan membuat anakku menjadi tergantung padaku?

ahhh..aku masih tak tahu apa jawabannya...

aku merasa harus membimbing, soalnya aku dulu sekolah di sekolahan negeri yang pelajarannya ga sebanyak anakku yang sekolah di swasta islam gini...

ini masuk tanggung jawabku, kali ya? karena menginginkan anakku 'ngeh' dengan ilmu agama sedini mungkin. jangan kagok kayak emaknya giniii....

semoga semakin lama, semakin ketemu formula yang tepat

Wardah Beauty : I Use it, I like It,

3 komentar
Hijabers Community adalah komunitas Muslimah yang mengkombinasikan dan mendidik kecantikan jasmani dan spiritual para anggotanya sekaligus muslimah lainnya.

Lewat acara yang diselenggarakan, mereka mengusung tema populer yang membantu muslimah untuk lebih syar'i sekaligus produktif.

Kami mengenal profil HC ini dari blog mereka. Dan sangat suka dengan konsepnya.





Sebelum berjualan saya pakai kosmetik lain. Mulai yang murmer sampai rada mahalan dikit. Tapi yang bermerk-lah, yang aman. Bukan impor ilegal.

Dan alhamdulillah, Wardah cocok untuk kulit wajah saya yang sudah bertahun-tahun merana tak pernah dirawat.





Mau Rezeki Lebih Baik : Jodoh, Peluang Menulis, dll? Sstt, Coba Hafalkan Quran!

5 komentar
Memory ini cukup lama mengendap, sayangnya tidak kutuliskan, hingga sanad dan siapa yang meriwayatkan aku lupa. Tetapi inti ceritanya insyaAllah masih terekam jelas. Dialog dan alur cerita, aku luweskan agar lebih mudah dimengerti.

Ibu dengan 7 anak yang menghafal Quran, rezeki tak disangka!

Aku, kita semua tahu mulianya para penghafal Quran. Tapi, motivasi untuk kesana sangatlah minim. Bertahun-tahun silam, waktu kami masih di Tegal, datang seorang ummahat bercerita (bahkan aku lupa namanya!). Sebut saja bu Annisa.

Bu Annisa seorang ibu, usianya saat itu lebih dari 40 tahun, berputra 7 , dengan suami yang sangat ngepas penghasilannya (kalau tidak bisa dibilang kurang alias miskin). Bu Annisa lemah fisiknya, merasa tidak berotak cerdas. Ia seringkali kelelahan dengan setumpuk pekerjaan rumah tangga dan kehidupan keluarga yang sepertinya mentok hanya disitu. Ya, mau apalagi? Menghidupi 7 anak bukan perkara mudah, padahal mereka yakin akan hadits Rasulullah Saw yang membanggakan ummat muslim yang banyak.
Bu Annisa mengagumi ustadzahnya yang dalam pandangan beliau ,”....luarbiasa sabar. Aku ingin seperti ustadzahku, supaya lebih sabar menghadapi kehidupanku yang seperti ini.”

Bu Annisa bertanya pada sang ustadzah, apa ya kira-kira kunci bagi perempuan supaya bisa lebih bersabar menghadapi sekian banyak ujian hidup?
”Cobalah menghafal Quran,” saran sang ustadzah.
Dengan tekad baja, di usia di atas 40 yang konon kabarnya semua fungsi tubuh mulai mengalami penurunan, bu Annisa menghafal Quran. Tujuannya saat itu hanya satu : ia bisa bersabar dengan tubuh yang lemah dan sakit-sakitan dalam membesarkan anak dan suami golongan elit alias ekonomi sulit.
Selang beberapa waktu, bu Annisa merasakan tubuhnya berangsur semakin bugar. Ia merasa otaknya lebih mampu berpikir jernih dalam memandang persoalan, tidak kusut dan ruwet seperti dulu.
Dan, suatu hari sang suami datang dengan hadiah,
”........Mi, Alhamdulillah aku dapat rezeki! Aku bisa beli mobil buat Ummi mengantarkan anak-anak sekolah!”

2. Gadis yang dipinang beberapa lelaki

Pada usia berapa seorang gadis mulai cemas untuk menikah?
25, 27, 29 atau 30? 32, 35?
Sebut saja namanya Dini, sama seperti muslimah lain yang mengkhawatirkan belum adanya seorang lelaki sholih meminang. Banyak lelaki sholih, tetapi merekapun punya standar tinggi : putih, langsing, cantik, mapan. Lho?
Orang seperti Dini yang biasa-biasa saja, dengan postur layaknya perempuan Indonesia : berkulit coklat, berwajah manis dengan hidung tak terlalu mancung, orangtua sederhana – mungkin dianggap (maaf) tak gampang laku . Gadis seperti Dini yang masih harus berjuang memapankan dirinya mungkin tak terlalu dilirik lelaki.
Dini akhirnya memilih berpikir positif.
“Daripada berpikir tentang jodoh yang masih misterius, mending meningkatkan kualitas diri.”
Dini menyibukkan dengan berdakwah, menambah ilmu pengetahuan...dan menghafal Quran. Konon, kalau sudah menikah (entah usia berapa) dan punya anak (entah usia berapa); akan lebih sulit lagi menghafal Quran padahal hafalan Quran penting sekali dalam mendidik anak-anak.
Nothing to loose.
Happy Dini menghafalkan Quran, dan ia merasakan suatu ketenangan.
Suatu saat, datang tawaran tak terduga. Ternyata di dunia ini masih banyak lelaki sholih yang memimpikan posisi pemimpin barisan pemuda mulia seperti Saad bin Abi Waqqah, Usamah bin Zaid, Imaad Aql atau Yahya Ayyasy.
Para pemuda ini mengajukan diri kepada ustadz, dan syarat mereka satu : mencari akhwat yang hafalan Qurannya lebih banyak dari mereka! Kenapa?
“Untuk menjaga diri,” begitu jawaban mereka rata-rata.
Para pemuda ini rupanya punya posisi ekonomi mapan sehingga mereka takut, jika wajah cantik tapi tak mampu melindungi diin bagaimana? Lebih baik mencari yang berkepribadian kuat! Pilihan mereka simple : gadis penghafal Quran!

Dini memang belum hafal 30 juz tetapi simak perkataannya,
“ betapa rizqi menghafal Quran datang sendiri. Ketika orang sibuk mencari jodoh, saya bahkan pasrah dan memilih meninggalkan kecemasan dengan menghafal. Alhamdulillah......justru rizqi berdatangan, saya memilih satu yang terbaik.”

3. Perempuan yang selamat dari api
Suatu saat, di sebuah distrik di Mesir mengalami kebakaran besar.
Lokasi dan tahunnya, saya lupa. Sebut saja ia bernama Hanna, seorang ibu. Kebakaran itu melalap habis rumah-rumah, menyisakan puing-puing dan mayat. Tentu saja, kebakaran itu terjadi saat orang tertidur nyenyak!
Di sebuah keluarga, seorang perempuan menangis terisak.
Suami dan anak-anaknya meninggal dalam kejadian tragis tersebut.
Tentu saja, Hanna , istri dan ibu itu bukan main pilu. Ditinggalkan sebatang kara di dunia, seluruh orang yang dikasihinya meninggal hanya satu malam. Harta bendanya ludes tak tersisia. Warga pun berduka melihat kecelakaan tragis tersebut yang sumbernya masih belum jelas diketahui apakah akibat listrik, gas atau kelalaian lain.
Seorang ustadz setempat menghibur Hanna. Sebelum menghibur Hanna, ia sempat mendengar kabar bahwa Hanna adalah seorang penghafal Quran (di Mesir penghafal Quran memang cukup banyak). Lemah lembut, sang ustadz menghampiri Hanna,
”....Nyonya, bergembiralah. Doakan saja suami dan putramu. Tahukah kau apa kabar gembira dari semua peristiwa ini?”
Hanna menangis dan menggeleng.
Kabar gembira apa yang mampu didengarnya di tengah selimut duka dan kepapaan hampa seperti ini?
”Lihatlah! Kau penghafal Quran dan selamat! Tidakkah kau lihat, api di dunia saja takut menjilat tubuhmu yang mulia, apalagi api Robb mu di neraka kelak?”

4. Kisah unik Existere dan Sakura

Aku tidak ingin sombong.
Sungguh!
Tapi aku ingin berbagi cerita dan memantapkan hatiku, juga hati kawan-kawanku.
Suatu saat, mb Dee –CEO LPPH- meng sms
”Goodnews Mbak, Existere dibeli oleh Pelangi Books Malaysia.”
Alhamdulillah, Subhanallah...
Senangnya hatikuuu!
Existere tak se booming Lafaz Cinta, The Road to The Empire, Reinkarnasi. Tetapi Alhamdulillah wa syukurillah, dilirik oleh penerbit Malaysia. Senin kemarin lusa, surat perjanjiannya kuterima.
”Malaysia tidak melihat best seller atau tidak. Mana yang cocok, mereka terbitkan.”

Hmmm.
Tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Tapi sebagai manusia, aku selalu mencari hukum sebab akibat. Kalau aku salah, nanti hukumannya apa ya? Kalau aku berbuat baik, nanti balasannya apa ya? Ah, ya sudah...berbuat baik saja laaah sebanyak-banyaknya. Nanti pasti Allah SWT akan membalas.
Aku mencoba berbuat baik semampuku, menambah sedikit amalan-amalan yang mungkin akan menjadi pemberat timbangan di yaumil akhir kelak. Mengisi pengajian, bersodaqoh, mengajar menulis dsb. Tetapi dari mana aku yakin dan tahu bahwa salah satu rezeki sebagai penulis adalah dari menghafal Quran?
Awalnya, sebagai manusia, sempat ada perasaan begini,”....Alhamdulillah, akhirnya setelah sekian lama bukuku terbit, rupanya yang ke 40 lebih ini yang dilirik Malaysia. Wajar kan?”
Begitu perkiraanku.
Wajar sudah lebih dari 40 buku.
Wajar kalau kemudian dilirik dan diterbitkan.
Wajar lah sebagai penghargaan!
Tapi tunggu dulu.....! Benarkah betul-betul hanya upaya manusia yang menghantarkan Existere sampai ke Malaysia? Betulkah kehebatanku yang menghantarkan semua rezeki ini?
Sebuah berita semakin memantapkan diriku, dan membuatku menjadi orang kecil yang terhempas...bahwa aku bukanlah penulis hebat! Jauuuh, jauuh di atas kehebatan kita masih ada yang bertakhta, Yang Maha Mengatur Segala Urusan.

Bukan! Bukan karena buku ke 40 sekian itu yang menyebabkan Existere diterbitkan Malaysia.
Bukan! Bukan karena aku sering mengisi acara kesana kemari lantas buku itu diterbitkan.
Bukan! Bukan karena mb Dee pilih kasih lantas Existere dibawa-bawa ke Malaysia.
Sebuah berita mencengangkan datang berikutnya, dari Ganjar Widhiyoga yang memberitahukan,:
” Mbak Sinta...novel Nova Ayu Maulita, ”Sakura” juga diterbitkan dalam bahasa Malaysia lho..”
Aku tercengang.
Beristighfar atas semua kelalaianku telah merasa lebih baik.
Bersyukur bahwa aku mendapatkan jawaban atas semua ini
Tahukah kalian mengapa novel Sakura terpilih mewakili novel-novel lain untuk diterbitkan di Malaysia? Diterbitkan Malaysia, berarti mulai go international dengan harapan mendapatkan nama lebih luas dikalangan pembaca dan royalti lebih banyak, insyaAllah...(kesempatan untuk bersodaqoh lebih banyak insyaAllah..)
Padahal Sakura adalah karya pertama Nova Ayu.
Padahal Sakura bolak balik di revisi.
Padahal Sakura adalah debut pertama.
Padahal nama Nova Ayu belum banyak terdengar.
Sakura, karya pertama Nova Ayu, yang belum pernah mengisi acara pelatihan kepenulisan dimana mana : terpilih diterbitkan penerbit Malaysia.
Sinta Yudisia, baru karya ke 45 nya yang dilirik penerbit Malaysia.
Nova Ayu, karya ke 1 nya menggebrak.

Apa yang membuat NovaAyu Maulita jauh lebih baik dari kita semua? (semoga ini bukan “memengaal kepalamu “ seperti kata Umar bin Khaththab ya, Ayu...)

Karena hafalan Quran Sinta Yudisa baru juz 30, 29, 28 ( 3 juz ini sudah banyak yang hilang) dan aku baru mengikuti kelas tahfiz sejak November dan baru menambah juz 1 al Baqarah (belum sepurna juga...hiks).
Dan karena Nova Ayu, gadis belia ini, telah menghafal 30 juz Al Quran (meski katanya masih harus banyak di ulang...)
Subhallah...
orang boleh berkata keberuntungan.
orang boleh berkata anomali.
orang boleh berkata hipotesa.
”Ya....keberuntungan aja, hoki, yang bisa menimpa siapa saja termasuk Existere dan Sakura. Bisa aja kesempatan itu jatuh pada penulis lain kan? Toh banyak juga yang gak menghafal Quran tapi tetap lolos kok...”
Oke, bolehlah keberuntungan dadu itu jatuh pada karyaku, Existere. Dari sekian puluh buku, masa gak ada yang dilirik sih? Bisa saja penerbit Malaysia hanya mendengar namaku dan bukan kualitas bukuku.
Tetapi bagaimana dengan Nova Ayu?
Apakah hanay keberuntungan dadu?
Bahwa nasib melempar panah ke udara lalu menghujam pada takdir seseorang?
Apa yang Nova Ayu raih, membuatku semakin hormat dan takdzim pada para penghafal Quran. Mereka yang tidak terlalu dilirik, mereka yang lebih memilih amalan-amalan utama dan terkenal di kalangan penduduk langit, suatu saat, jika Allah SWT menunjukkan kekuasaannya :.....zzzt! Dunia berbalik.
Aku demikian terharu ketika meng sms ustadzku yang menuntun kami menghafal Quran, kuceritakan bahwa Existere & Sakura berhasil menembus penerbit Malaysia dan kami sama-sama penulsi yang tengah berusaha mnghafalkan Quran.
”Bu Sinta....itu bonus kecil dari Allah SWT. Percayalah, masih banyak pemberian dahsyat dari Nya bagi para penghafal Quran.”
Penulis dan Penghafal Quran?
Siapa berani?
Jangan takut namamu belum terkenal.
Jangan takut bersaing.
Jangan takut karyamu tak diperhitungkan.
Asah terus kemampuanmu, terus beramal baik entah itu shodaqoh, sholat malam , Dhuha, berbakti pada orangtua. Kita memang tidak tahu kunci mana yang sesuai dengan takdir kita tetapi aku yakin, jika tulisan mereka yang hatinya hidup oleh dakwah, sholat malam, amalan-amalan sunnah dan amalan utama seperti menghafal Quran pasti akan berbeda.
Dan tunggulah!
Yakinlah!
Allah SWT menyiapkan hadiah kejutan, tak terduga, yang akan membuatmu tercengang dan malu karena selama ini sudah berburuk sangka padaNya. Berbusuk sangka bahwa Ia tak sayang padamu dan tak mendegar doa-doamu.

sumber : notenya mbak Sinta Yudisia :
http://www.facebook.com/notes/sinta-yudisia/mau-rezeki-lebih-baik-jodoh-peluang-menulis-sstt-coba-hafalkan-quran/10150257298022744

Berkaca dari 2 Perempuan

Tidak ada komentar
Allahu Akbar..

2 perempuan hebat sudah meninggalkan jejak yang manis. Penulis Nurul F Huda dan Ustadzah Yoyoh Yusro.

Keduanya membuatku malu dan terperanjat. Ternyata beban hidup mereka jauuh lebih berat daripadaku. Tapi iman mereka kokoh sekali. Ikhlasnya apalagi.

Malu aku,yang masih risau dengan pandangan mata duniawi.

Mbak Nurul, bunda Yoyoh; aku harus bisa meniru kalian dalam membina keluarga yg mencintai AL-QUR'AN.

Gambar Paint karya anakku Aji #4 tahun

2 komentar


Komik karya Anakku Aldo #9 tahun

Tidak ada komentar


Bolu Pisang Kukus

Tidak ada komentar


Kemarin browsing resepnya Bolu Pisang Kukus, dan pengen nyoba masak di wajan motif baruku :)
Lalu ingin juga di kukus di loyang bundar, pakai Dandang biasa. Eh ternyata ga ready deh, serbet gede buat tutup Dandang biar air ga menetes, ilang. akhirnya dimasak di wajan motif semuanya.
dan ini resepnya, sudah aku modif sedikit, kira-kira biar ga terlalu manis dan cepet gosong seperti hasil kueku diatas itu :)


Bolu Pisang Kukus [dengan coklat]

Bahan :
1,5 buah pisang hijau,yang sudah matang, dilumatkan dengan garpu
2 sdm gula pasir
3 sdm susu kental manis putih
2 btr telur
150 gr mentega, dicairkan
150 gr tepung terigu segitiga biru [katanya sih lebih bagus pakai tepung cakra]
vanili secukupnya
meses atau coklat serut
mentega untuk olesan

CARA :
1. campur pisang lumat dengan mentega cair, dan susu kental manis, sisihkan
2. mixer gula pasir dan telur, sampai mengembang dan putih
3. masukkan secara bergantian, campuran pisang dan tepung. sedikit demi sedikit sambil mixer dgn kecepatan 1, sampai rata. jangan lama-lama
4. masak dengan mengkukus langsung atau dengan wajan motif/wajan apem
5. gunakan api kecil

Tertarik pada konsep Member Bisnis

Tidak ada komentar
Saya sudah menjalankan bisnis Jilbab Online ini selama satu tahun. Untuk meningkatkan penjualan dan loyalitas pembeli, alias meningkatkan jumlah pelanggan, maka terbesit ide untuk membuat sistim MEMBER.

Sistim MEMBER ini biasa digunakan untuk program jual Direct Selling, atau bahkan MLM. Misalnya Tupperware, Oriflame dan beberapa merk lainnya.

Calon member biasanya harus membayar sejumlah tertentu, lalu mendapatkan diskon secara terus menerus.

Beberapa waktu saya memikirkan pola Member untuk usaha saya. Tampaknya menarik sekali. Saya mulai mengotak-atik formula, agar sistim Member ini menarik dan menguntungkan kedua belah pihak.

Semua sudah hampir fix. Detil aturan sudah masuk ke Entry blog Jilbab Orin.

Lalu saya mengkroscek isinya. Dan membayangkan prosedur membership nanti. Dan apa pengaruhnya pada proses pekerjaan administratif saya,
1. saya harus rajin mencatat nama-nama member
2. sebelumnya saya harus menyimpan data pembelian mereka di awal, agar bisa masuk klasifikasi member [yang bisa dipenuhi untuk akumulasi beberapa kali pembelian eceran atau langsung dengan pembelian grosir]
3. saya harus mengatur detil diskon, agar diskon untuk non member berbeda dengan member.

Dan setelah saya telaah dengan kondisi saya pribadi, yang masih menjadi pelaku tunggal usaha ini, maka saya putuskan, stop.

Saya hentikan proses menayangkan prosedur menjadi member ini di blog Jilbab Orin. alasannya, saya sepertinya akan kewalahan. dan itu bisa mempengaruhi produkstivitas saya dalam membuat desain jilbab, dan membuat aksesoris.

Sistim Member, akan sangat baik jika kita mempunyai asisten. Dan kita mempunyai persediaan barang yang cukup/sangat banyak. Sehingga lonjakan pembelian akan mampu kita atasi.

Dan ini berbeda dengan kondisi saya, yang membuat produk sendiri dengan cara handmade. Bukan dengan belanja langsung ke pusat pasar grosir.

Cook it Your self : Be Healthy

Tidak ada komentar


tak sengaja dan beberapa kali juga sih menonton liputan di tivi, tentang makanan yang dicampur borax dan dijual bebas di sekitar kita. mulai bubur ayam, roti manis, bakso dan sebagainya. mengerikan toh? apalagi jika itu dimakan anak-anak.

jadi, wajib benar-benar wajib untuk masak sendiri saja semua di rumah.
sehat asli.

yang sebelumnya kepikiran adalah repotnya dan capeknya kalau semua dimasak di rumah. tetapi eh ternyata , kemarin ikutan lihat demo panci, yang sebelumnya males banget aku ikutin. lihat ibu pendemonya masak praktis banget. tinggal cemplung ini itu, dan hasil masakannya cantik plus mateng.

bismillah, atas rekomendasi tetangga sebelah pula bahwa produk keluaran merek ini bagus, berani deh ikutan beli [kredit maksudnya] ...heheh

dan bener loh, alhamdulillah.
udah nyoba bikin ni itu pakai wajan motif ini. dan kemarin bikin bolu pisang kukus, dan hasilnya : mateng/ heheh/ dan empuk. cuman rada kemanisan.

trus wajan serbaguna lain yang dikasih mbak kandungku, mulai kufungsikan lagi. kemarin cuman buat bikin martabak manis doang. eh ternyata dibuat masak sayur, enak banget. sayurnya mateng dan warnanya tetep cantik. bikin mie goreng isi sayur pun praktis banget. senang deh aku.

emang modal gede di panci, bisa bikin hidup lebih praktis. masak lebh semangat. dan semoga keluargaku semakin sehat.

Kupilih Bisnis dan Craft

7 komentar
Entah harus mengkonsepkan diri saya sebagai apa. Sejak SD, saya suka nulis diary. dan seterusnya dan seterusnya. sampai akhirnya ketika pertama kali kembali melek internet pasca melahirkan anak kedua, saya putuskan ingin menjadi penulis.

dan mengalirlah, mengalirlah.
namun saya tak punya ketangguhan hati sebagai penulis. dan lebih dibilang, sering bosan lihat kombinasi warna hitam dan putih saja dari layar Ms.WORD, plus merasa ga akan bisa tembus ke dunia penerbita. alias minder.

kemudian rusaklah komputerku kembali., karena anak sulungku heboh klak klik ganti-ganti game baru. plus anakku yang kedua dan masih kecil, heboh matikan CPU dengan santainya. menangislah diriku, merasa menulis kok butuh listrik sih?

sama sekali nggak kepikiran untuk menulis dulu secara manual di buku tulis.

kenapa ya?

males kali ya? atau kecapekan memfungsikan tangan yang sudah rempong mencuci baju, mengulek bumbu, mencuci piring, menggendong bayi, dsb dsb.

iya ya, perasaaan lenganku dulu sering pegeeel banget.

maka aku berpikir, cieee kayak Dora.
pekerjaan apa yang nggak perlu listrik???

naaah ketemu anak kosnya ibuku, cerita ngalor ngidul, cling cling, bikin deh aksesoris. otodidak dengan beli buku, plus sindiran mbakku kalau aku nggak bakal telateeennn. [dier dier..jangan berani-berani menyindirku loo...semakin disindir aku semakin 'garang' untuk mematahkan sindiran itu]

jadi ingat..
saat itu bulan Ramadhan. setelah sahur, aku cekrak-cekrik motong paku kokot [paku kecil untuk manik-manik] dan merangkainya di samping bayiku yang tertidur di sebelah kakaknya dan kadang bapaknya. :-)
itu...4 tahun yang lalu.

dan bahan manik habis, toko bahan jauh, anak masih bayi, suami kerjanya lembur [maklum masih baru ganti perusahaan-harus loyal biar jadi pegawai tetap], sepeda motor sering mogok, finansial fokus pada mengangsur dana yg kupinjam ketika anak keduaku dirawat karena prematur.

per-manik-manik-an nasional berhenti sementara.

mikir lagi...yang lebih murah apa ya?

mbak kandungku yg keenam cerita ngalor ngidul tentang bros flanel. dan bilang aku disuruh membuatnya. jiaah, kain flanel berapaan ya? kalau jarum benang aja mah murah kalee.
tanpa tahu rimba per-flanelan, berangkatlah aku dengan mbak2 kedua ke Pasar Grosir Surabaya =PGS. dengan dana bantuan moneter dari mbakku yang kelima.

oh, flanel itu 1 meternya 15 ribuu.

belilah aku kira-kira 12 warna. jadi kan lebih dari 100ribu tuh jatuhnya.

pulang deh...

huwaaa...dimarahin sama mbak kelimaku. beli di pasar grosir kok gak nawar sih? harusnya 10ribuan saja!!!

antara merasa begoo, bersalah, malu juga booo kok udah emak2 belanja kagak nawar, dan terlanjur...

baliklah aku pulang ke rumah, dengan sebelumnya belajar dulu menjahit tusuk feston dari ibuku [yang dulunya penjahit]

mulailah aku membuatnya...
sambil ingat profil pengusaha sandal flanel lucu di tivi....dan sebagainya

namanya kagak pernah njahit dan suka menjahit, yaa setengah mati deh belajar menusuk feston itu..

setelah berhasil, eeeh...si mbak ke-enamku membatalkan ordernya. lah mosok bisa? bikin bros kecil-kecil handmade pula, plus dijahit tulisan nama sekolahannya, dihargai seribuan??

lak iyo oooo teganya.....itu kan bros cina yg nempel2 aja dan sekali dipakai jebot toh mbakyuuu....

woong bahannya aja, kali diitung 500-an. lah tenaga menggunting, menjahit, menempel dan melotot ini opo cuman 500/biji? belum dipotong harga lem tuh? lem uhu kan mahal?
*ih ceritanya dendam banget ya? hihihi

dan selanjutnyaaa dan selanjutnya

tanpa mikir panjang, kejebloslah aku ke dalam dunia bisnis fashion.

fashion?

fashion booowww....

serius luh Hen?
cewek yang jalannya aja kayak jenderal kancil.

jadi ingat, komentar temennya keponakan yg masih SD. waktu itu aku hamil gede anak pertama, trus ngambilin raportnya keponakan. ibunya lagi repot. eh temannya komentar,"tantemu gagah sekali ya?"

hehehe...hamil gede pun jalannya kayak Paskibraka [ups, mantan anggota paskibra juga nih, pas SMA, untuk upacara di sekolahan saja, hehehe]

dan berbisnis online tak hanya membuatku ketemu pembeli...
ya iyalah...

tapi ketemu penulis juga.
terutama satu nih, dari sidoarjo. yang nulis PELARI CILIK. tahu nggak? coba googling deh.

itu maakkk ... bikin aku kembang kempis aja. jadi pengen kembali ke laptop!
walaupun saat itu belum punya laptop. :P

kepala jadi cenat cenut cenat cenut, pengen nulis lagi.
akhirnya blog yang sudah lama terbengkalai tak berpenghuni, aku isi lagiii. trus nulis note, gencar sekali. segala macam ditulis. sampai akhirnya berhenti karena takut keblabasan : takut sok ye dan nggak bisa mempertanggunjawabkan isi tulisanku,

tetapi juga, barengan aku ketemu para pengrajin. para crafter...
aduuh maak dua dunia tarik menarik

sudah kejeblos kejeblos.
aku harus milih milih milih

kagak bisa dua-duanya, suer deeh

aku pernah membayangkan hal yang sanagt sempurna :
1. habis masak, dsb lalu bikin aksesoris
2. update bisnis, bikin iklan dll, or chating
3. ngentry blog buat having fun
4. nulis buku-yang serius gitu, serius. [kebiasaan ga serius soalnya hehehe]
5. masih sempat bikin soal latihan, belajar, tebak2an dan mewarnai sama anak2ku

lah kok yaaa

masih item 1 aja, waktuku sudah habisssoo gitu looowww

tenagaku apa lagi...

apalagi kebiasaan jelekku adalah, suka berambisi terhadap target diri sendiri. jadine anakku jadi korban perang.

perang emaknya melawan diri sendiri, xixixi

orang lain bisa kenapa gue enggakk??

kan ada kan, pengusaha yg bukunya bejibun?
apa dia di rumah nyuci baju, setrika dan masak ya? hehehe

ya wislah, daripada ngos-ngosan menentramkan diri sendiri, dan ngos-ngosan merasa dikejar2 janji pada diri sendiri untuk menulis. akhirnya kuputuskan memilih.
dan judul itulah yang kupilih.

untuk menulis, biarlah mengalir, semengalir-mengalirnya lah. nggak pakai beban deh. mbak Eni, jangan manas-manasi aku lagi ya!

Alhamdulillah, Bukan LUPUS !!!

4 komentar
Hasil tes ANA untuk saudaraku, ternyata NEGATIF>
artinya dugaan terkena penyakit LUPUS tidak terjadi.
dan artinya : keluarga kami sudah relatif lepas dari ketegangan akan menghadapi penyakit ini seumur hidup.

Betulkan "LUPUS" ??

Tidak ada komentar
Hari ini adalah hari ke enam, salah satu saudaraku dirawat inap di sebuah rumah sakit mahal di Surabaya. Gejala yang ditampakkannya adalah :

1. sariawan berat, sangat amat berat ; sampai perlu infus dan sonde lambung karena tidak bisa membuka mulut untuk makan, minum atau menelan ludah

2. bercak merah di telapak kaki.
3. rasa linu badan
4. rambutnya rontok [katanya sejak setahun belakangan ini]
5. kulitnya memerah jika kena sinar matahari [katanya sejak gadis alias puluhan tahun yang lalu]
6. ada protein di urin [dari hasil tes urin]

dari indikasi ini, dokter menduga adanya penyakit SLE atau disingkat lupus.

Percaya tidak percaya, kami masih harus menunggu hasil tes darahnya besok [ANA TEST]