Podcast Bu Heni

Vertigo Attack !!!!

Tidak ada komentar
Hampir 3 hari yg lalu, ada cenat-cenut tak biasa di belakang kepalaku. Trus menjalar turun ke leher n pundak. Sesekali atap rumah terasa berputar,baik ketika aku membuka mata atau terpejam. Nggliyeng, basa jawanya.

Biasanya kukira kecapekan saja,jadi bisa sembuh krn tidur saja. Ternyata kali ini beda. Kepala smakin cenut2. Kepaksa deh absen ke bu dokter. Alhasil q divonis kena vertigo. Habis disuntik,trus dikasih obat pusing, vitamin syaraf lalu disuruh banyak tidur.
Wah resepnya ciamik deh.

Golden Momen

Tidak ada komentar

Ta



Masih ada yang bisa menandingi momen se-emas ini.
Ketika berada di belakang punggung suamimu. Saat dia sedang membaca AL-QUR'AN.

Yaitu, ketika anak-anak melakukannya bersamanya. Ini jauh lebih dari surga di surganya dunia kecilku.

Brooch Jewelry Rush Hours

Tidak ada komentar
Sudah kuceritakan kemarin, kalau ada calon pembeli yang super nekad mendadak mengirimkan uangnya ke rekeningku. Untuk membeli beberapa jilbab, ciput dan bros handmade.

Padahal, itu stok bros handmade hanya setengah dari pesanannya. Beliau pesan 10 biji, yang kupunya hanya 5 biji.

Sebelumnya kusampaikan kepada beliau, bahwa sebaiknya jangan transfer uang dulu, sampai aku selesai membuat bros itu. Lalu ku-upload fotonya, dan jika dia oke,dia bisa transfer, baru semua pesanan kukirim.

Lah dalah, karena sudah terlanjur di transfer, aku jadi panik juga. Beberapa kali ingin mengkonfirmasi dan memberikan contoh bros mana yang sekiranya dia ingin aku membuatnya. Tetapi karena kemarin final SEA GAMES sepak bola Indonesia-Malaysia, maka kena efek juga kali ya, itu sinyal modem-ku lemoot luar biasa.

Ya sudah, pikirku, besok saja ku-ngebut sedikit buat brosnya. Lalu di foto dan ditunjukkan dulu.

Eh lah, jam 7 pagi, sudah ada SMS dari beliau, kalau semua pesanan minta segera dikirimkan saja.

Haduh , nah lho??

masih kurang 5 bros handmade lho?
dan TIKI tutup jam 12 siang..

ingin hati membalas SMS itu dengan "maaf mbak, saya kirimnya besok saja ya... takutnya bros-nya nggak keburu selesai bikinnya"

tapi, di hati kecil ini ada rasa khawatir.
kalau aku nunda pengiriman terus gini, nanti dikira sebagai toko online yang nipu-nipu aja nih. wah ini sangat berbahaya.

maka dengan bismillah aja, aku balas sms itu dengan "oke mbak, insya Alloh nanti siang saya kirim. dan akan segera saya sms kan nomer resi pengirimannya"

perihal kepercayaan pembeli itu mutlak wajibun wajib harus kuperhatikan.

maka, aku langsung atur strategi supaya 5 bros itu beres dibuat sebelum jam 11 siang. Karena harus ada waktu cukup juga untuk sesi pengepakan dan penulisan alamat, nota, dsb, yang tidak boleh salah tulis.

Anakku Aji, sudah ambil ancang-ancang agar aku menunggu di sekolah TK-nya lebih lama. Waduh, bisa habis waktuku. Maka, ketika dia sudah masuk barisan, aku berbisik pada gurunya untuk pamit. Dan kaburlah aku masuk rumah.

Tanpa ingat sarapan nasi dulu , yang jadi ritual wajibku, dan tak kupedulikan PR jemuran yang masih belum dipajang di rak jemuran serta urusan dapur, rumah dan sebagainya.

Aku pun duduk di ruang tamu rumahku, di depan tivi menyala, entah apa acaranya, kalau tidak salah sih acara DAHSYAT di RCTI.

AKu mulai ngebut bikin bros handmade ini. Kupikir satu jam selesailah semuanya. Eh ndilalah, semua baru beres jam setengah 11 siang.

Bagaimana tidak, aku bikinnya kan 5 model yang berbeda. Dan itu semua dari wire alias kawat. Yang butuh teknik khusus.

Hatiku dag dig dug, tapi aku berusaha serapi mungkin. Kutenangkan hati. Ini bukan buru-buru, tapi aku sedang harus cepat aja. Seperti ikut lomba. Cepat tapi tetep bagus.

Nah, dan inilah hasilnya, insya Alloh tidak mengecewakan pembelinya.










assorted stories like cookies

1 komentar
cuti.....
karena stripping (kayak.sinetron) mulai acara kenalan - akad.nikah - resepsi.dari mbakq kemarin, rasanya badanku.full krjanya kemana-mana. apalagi.suami.keluar kota selama 1,5 bulan. alhasil aku.pontang-panting sendirian ngurus rumah dan anak-anak.
karena aku merasa kecapekan,maka aku berencana cuti dulu jualan online, kira-kira sampai desember.

dhuha...
beberapa pagi kemarin, aku dan suami menonton acarakajian di tivi. sederhana dan pengulangan isi tak mengrangi maknanya. terutama ketika ustadz yusuf mansyur mengatakan fadilah sholat dhuha.
yasaya terbuai juga dgn iming2 mudahnya pintu rejeki jikakita sholat dhuha rutin. tapi selain itu sayatertarik mencari jalan untuk mendekat kepada-NYA. dan kulakukanlaha solat dhuha itu walau tak rutin. dan aku tak ambik.pusinf dengan itung2an rejekinya.

ga jadi cuti....
aku.yakin kalau.solat.dhuhaku pun.masih amburadul. jauuh dari khusyu dsb. tapi percaya lah, tak lama isi hp ku ramai dengan pesanan orang. beberapa masih kupending sampai.desember. namun ada juga yang nekd ransfef
nekad juga beliau ya...

dan setelah kupikir jangan-jangan inilah pintu rejeki yg dibuka untukku,maka.pagi itu kumulai mrespon pesanan demi psanan. dan mulai mem foto produk baru, cipt ninja bando dab jilbab sabrina segitiga.
kemudian aku hrus juga giat lagi mebuat bros handmadedan peniti juntai, sesuai pesanan.

yaa..lelahku belum usai. bahkan ada lebam biru di kaki. tapi berpikir inilah jwaban atas doa dan bisikan.hatiku untuk bisnis yg kurinris ini, maka aku maju lagi dgn semangat yg lebih stabil dan tenang.

oke kawan, ini ceritaku dari surabaya.
ojok lali, temen tinemu telaten mesti panene

KOPI PANAS Saved Me today

1 komentar
Pagi tadi, nembak si sulung Aldo ini biar mau berpose untuk foto yang harus dikumpulkannya di sekolah.

Setelah kemarin si emaknya ini gagal mencari foto "nggenah" dari anak yang suka ngibrit aja kalau mau dipotret siapa aja.

Kabarnya sih foto ini mau dipasang di buku rapornya yang baru. Walau kecewa sama hasil print out foto ini di warnet dekat rumahku, yaa...minimal udah bereslah tugas awak sebagai emak.

Dan si cowok hitam manis kecil ini, bisa senyum senang karena fotonya langsung diantar di depan kelasnya oleh si emak. Anget-anget langsung dari oven yaaaa :D


Yah, tugas demi tugas selesai. Njemur baju diantara kecemasan turunnya hujan. Ngedit nih foto, mencetak dan mengirimkannya ke sekolahan si Aldo, kemudian kembali pulang.

Hihi, lucu juga. Duluuu ketika si anak-anak masih kecil dan pada bayi, aku seriiing sekali menginginkan rumahku sepiii sejenak. Ingiiin sekali aku sendirian di rumah dan melakukan apa yang kusuka tanpa mereka. Untuk sejenak saja.

Dan kini, ketika keduanya sudah sekolah. Giliran aku bisa sendirian di rumah, lah seringnya aku bengong kesepian. Sepiiii banget. Apalagi tinggal di perumahan kota besar Surabaya nih, yang pagar rumah tetangga pada segede pintu gudang pabrik. Pun banyak suami-istri yang sama-sama kerja diluar rumah. Alhasil perumahanku sepiiii jugalaah.

Jadinya, mau tidak mau, suka tidak suka, televisi adalah teman terbaik pertamaku kala sendirian di rumah. Dengan tivi, aku merasa ditemani. Ada gambar manusia didalamnya. Ada suara. Jika cuman mendengarkan MP3 aja, gak cukup. Rasanya masih sepi.

Dan, itulah, sampai di rumah. Nyetel tivi, kemudian kembali mengambil manik-manik, kawat dan tang. MElanjutkan meronce manik bahannya peniti jilbab.

Sudah termakan waktu, dan sekaligus terkena imbas sepi sendirian itu tadi, aku biasanya jadi ngantuk bukan kepalang. JIka sudah tak tahan, maka kupejamkan mata sebentar sambil meletakkan handphone di dekat telingaku. Agar jika alarm sudah berbunyi, aku siap meluncur menjemput anak-anak.

Dan lalu, ketika anak-anak sudah beres kujemput satu per satu, biasanya mataku udah nggak bisa kompromi lagi. Aku ambruk saja, makbruk di belakang kedua anak lelaki yang asyik main game di komputer.

Lah 2 bocah ini ga pernah habis energinya. Heran juga deh. Dulu aku sepulang sekolah aja langsung tidur. Rasanya udah capek mau main-main lagi.

Untuk itulah, aku kemudian membutuhkan sentuhan panas dari KOPI PANAS.
sedikit usaha di dapur, dan jreng jreeng mataku siap beraksi lagi.

----
begitulah ceritaku dari Surabaya :D

No Mind

2 komentar
Hari ini bisa dibilang happy ending lah. Ketika sudah beberapa hari memendam rasa jengkel pada si 'mantan pacar' yang jadi bapaknya anak-anak nih, akhirnya kelar sudah diungkapkan semua hal-hal yang mengganggu ketertiban perasaan seorang istri ini, hehehe.

Biasalah, perkara sepele. Namun ternyata ketika masih dipendam terus didalam hati, makin lama, malah jadi tampak sebagai perkara yang berat.

Itulah kiranya yang menjadi bahan latihan tak henti-henti dari kisah hidup berumah tangga. Harus legowo memperkarakan hal-hal yang [tampak] remeh temeh, agar tidak menjadi bom yang membumihanguskan keluarga sendiri.

Okay, cukup sedikit saja romansa keluarganya.

Malam ini saya ingin mengungkapkan keheranan pada diri saya sendiri. Yang bisa mengatasi rasa tak tentram, biasanya ketika sudah menghadap laptop dan ber-online.

Biasanya saya makin tak tentram jika sudah berkunjung ke dua hal besar di dunia maya ini. Yaitu di blognya para crafter alias pengrajin.
Juga di blognya atau di FB nya para penulis.

Nah, dua hal ini akan membuat hati saya terharu-biru. Antara terinspirasi, termotivasi dan sekaligus merasa ketinggalan kereta begitu jauhnya.

Namun, hari ini saya berusaha mati-matian untuk tetap browsing, blogwalking dan berkunjung ke 'rumah-rumah' teman-teman baru saya ini dengan HATI BESAR.

jika saya melihat mereka memposting hasil karya mereka, dan begitu baguuus kelihatannya, maka saya berusaha untuk tersenyum dengan setulus-tulusnya.

Beneeer bener tuluuus luuss..

JIka itu sebuah karya handmade, saya akan mengamati fotonya, berdecak kagum, dan kemudian menentramkan hati saya yang biasanya ingin segera membuat produk karya yang sama. Lalu meninggalkan segala hal yang telah saya mulai lakukan.

Dan hari ini, itu berhasil,
Saya tidak meninggalkan manik-manik dan kawat monel beserta tang dan teman-temannya itu. Dan tetap melanjutkan kerja saya untuk memasang kawat di setiap manik-maniknya satu per satu.

Iya, benar, saya tidak membuat boneka, tas atau apapun itu yang menarik untuk dibuat. Atau bahkan aku tidak kembali melanjutkan draft buku yang sudah kumulai juga kemarin, tepat setelah mengikuti pelatihan online cara membuat outline buku yang keren.

Aku meneruskan pekerjaan membuat aksesoris , karena merasa sudah dipercaya seseorang yang akan memesannya.

Yang menyenangkan adalah, aku tidak lagi merasa bersalah.
Bersalah karena menunda pekerjaan, karena saat ini aku tidak menundanya.

Dan aku tidak merasa minder. Atau takut kalau rangkaian aksesorisku ini nanti jelek dan tidak disukai pemesannya.

Aku lakukan saja semuanya tanpa berpikir terlalu banyak. Terserah nanti hasilnya bakal disukai apa tidak. Yang aku lakukan adalah mengerjakannya dengan lebih perlahan-lahan. TIdak gemrungsung dan ingin cepat selesai dengan hasil yang banyak seperti biasanya.

Aku tidak melakukan multitasking. Hanya meronce manik di depan tivi saja. Tidak sambil buka laptop atau aktif di hape.

Dan ini ternyata menyenangkan sekali.
Seingatku prinsip ini seperti sesuatu yang disebutkan oleh para samurai kepada Tom Cruise saat berlatih ilmu pedang kayu, di film The Last Samurai.

Yaitu , ketika melakukan sesuatu sebaiknya kita menggunakan teknik NO MIND.

NO MIND.
LAKUKAN SAJA.
JANGAN BANYAK BERPIKIR TENTANG HAL LAIN DAN BAGAIMANA HASILNYA NANTI.

LAKUKAN SAJA
DAN NIKMATILAH.

SEMOGA AKTIVITAS KITA ITU MENJADI BARAKAH,
asal diawali dengan BISMILLAH dan lakukan saja....

Bros Wire Pesta

1 komentar


Bros Wire, Bahan Kawat tembaga alias copper wire.
Teknik uwer-uwer bebas bertanggung jawab :D

niatnya dipasang di bagian dada,
ternyata sama hijab-stylishnya brosku ini dipasang di bagian kepala.

ini kupakai di acara resepsi pernikahan saudaraku kemarin.


Bisnis [nggak cuman] Nyari Duit, kan ya ...

2 komentar
Beberapa hari ini saya browsing tentang profil beberapa pengusaha sukses yang diulas di Kick Andy tempo hari.

Yang saya cari di internet hanya 3 orang, yaitu pengusaha boneka, baju muslim dan merchandise digital.

Yang menarik dari ketiganya, latar belakang pendidikannya jauh sekali dari usaha yang ditekuninya saat ini.

mereka para Sarjana IT, geodesi , intinya pelajaran sains, komputer yang kagak nyambung dengan usaha jualan jilbab, kaos dan boneka.

Tetapi hal ini berani mereka pilih dan tekuni. Dan akibatnya, bisa menjadi usaha besar yang merekrut banyak tenaga kerja.

Tentu saja, hal ini sangat meredamkan kegelisahan hati saya. Yang terus menerus selama hampir 11 tahun ini merasa telah selingkuh dengan jajaran almamater saya di Kimia ITB. [sekali lagi maaf ya pak dan bu dosen, :D ]

lalu hari ini, saya sekali lagi diberikan masukan oleh YANG MAHA KUASA lewat tayangan di tivi. [tivi tak selalu buruk kan ya??]

disitu, disebutkan sebuah profil dari seorang istri mualaf bule, yang akhirnya menekuni bisnis butik busana muslim dari rumahnya.

ibu ini, dulu mengelola butik yang berhasil eksis selama 10 tahun. dan akhirnya tutup karena suatu hal. setelah itu beliau pindah ke Singapura. dan malah disana mengalami transformasi spiritual untuk mendalami ISlam.

akhirnya, beliau ingin meneruskan usaha butiknya namun beralih pada busana muslim.

saya lihat profil beliau adalah orang yang cukup "kaya" dari segi materi. rumahnya aja gede di tivi kelihatannya. namun beliau mau :
- belanja sendiri kain di pasar jakarta
- mendesain sendiri baju muslimnya
- menawarkan baju-bajunya dimana saja, di pengajian, arisan, dll.

ini membuat saya makin yakin juga dan makin bisa memilah juga. ternyata ukuran sukses itu ya, tidak harus punya banyak toko dimana-mana. atau bisa menjual barang sampai ber-troli troli.

terutama, jika menilik kondisi ibu ini dibandingkan dengan saya, yaitu sama.

sebagai ibu rumah tangga, yang masih ingin dekat dengan anaknya tanpa sekat ruang dan waktu. jadi, memilih untuk berkreasi sekaligus berbisnis dari rumah.

akhirnya ukuran sukses itu pun berubah :

jika, produk sudah banyak yang suka,
produksi dan penjualan lancar,
anak-suami-rumah dan kondisi diri sendiri sudah terkendali ,
maka ini bisa disebut BISNIS RUMAHAN YANG SUKSES kan?

berapa besar profit dan lain sebagainya, di"hidden" dulu saja deh ya. karena jika ini jadi fokus utama, maka akan sangat melelahkan.

Alhamdulillah, profil ibu ini sangat menguatkan saya.

Apalagi ketika bapak Ustadz yang mengajari beliau mengatakan

jika berjualan baju yang minim dan menampakkan aurat, maka kita ikut bertanggung jawab jika baju itu dipakai oleh orang lain dan mengakibatkan terjadinya hal yang negatif di mata ALLOH SWT.

sebaliknya, Jika kita berjualan baju yang sesuai syariat, maka ketika si pemakai itu beraktivitas lalu bisa sampai di rumahnya kembali dengan selamat. Maka,
PAKAIAN YANG BAIK itulah yang menjadi DO'A baginya.

Subhanallah.
Dengan Bismillah, saya semakin yakin untuk terus mengembangkan usaha jilbab saya di Jilbab Orin.

---------------------------------------------------------------------------------------
Mengapa saya sempat gamang, ketika berjualan jilbab?

1. saya ini bukan orang yang modis dan gemar berganti busana. di kepala saya, gonta-ganti baju itu pemborosan :P

jadi ketika saya berjualan jilbab, yang artinya adalah bagian dari busana. hati kecil saya lama-lama berontak, dan mengatakan, sepertinya saya mengajak orang untuk terus menerus boros dan menggunakan uangnya hanya untuk belanja dan bergonta-ganti baju. ini membuat saya nyaris saja mundur dan menutup etalase untuk kembali ke laptop [menulis saja].

2. lalu saya merenung kembali. di misi awal, saya ingin sekali menjadi jalur rejeki buat para pengrajin di desa mertua saya di Lamongan. dimana di dalam jajaran para ibu pengrajin itu, ada adik ipar saya dan beberapa saudara dan tetangga dari mertua. jika saya berhenti, bagaimana ya? sedikit banyak, ada rejeki mereka yang berhenti juga.

3. saya merenung dan berdoa dalam hati, dengan bahasa seadanya kepada ALLOH SWT, untuk memberi saya petunjuk, bagaimana saya seharusnya nanti ke depannya. sementara perasaan bersalah telah melepaskan SAINS, masih terus menerus ada.

dan ALHAMDULILLAH. dalam perjalanan merenung itu, saya pun memutuskan untuk kembali ke misi awal bisnis saya. dan mengkonsep ulang pengertian sukses dalam benak saya. serta membuka konsep RESELLER ONLINE di internet, agar jilbab saya bisa jadi jalan rejeki para ibu-ibu digital yang ingin berjualan lewat facebook atau BBM-nya.

=============================================================

mungkin kegelisahan semacam ini dialami oleh semua/beberapa pebisnis pemula seperti saya ya?

dan benar kiranya, jika ada MISI MULIA dari berbisnis, maka kegelisahan ini lambat laun bisa kita atasi.

========================================

ditulis di Surabaya untuk bagi-bagi cerita :D

Mendaur Ulang Tas Flanel Serbaguna

1 komentar
Kemarin membuat tas flanel ini, untuk dipakai kemana-mana ketika naik sepeda motor.

Isinya HP, dompet, dan kunci rumah

kadang-kadang juga, buat buku dan kaos kaki anak plus sedikit snack.

Too bad, yang namanya kain flanel dipakai, ya akhirnya mberudul.

Jadi terpaksa aku pensiunkan tas ini.

Lalu kucantolkan di sebelah cermin di kamar. Dan tralala...jadilah AKSESORIS ORGANIZER plus Message Board, eh sekalian wadah kosmetik ding.

Jadi, yang namanya aneka Peniti dan Bros [bikinanku sendiri] , kutancapkan di tas ini,

Lebih enak, jadi aksesorisnya nggak jatuh.

Kantongnya buat wadah pelembab, lipstik dan deodoran juga sisir,

nah Talinya, kupasangi jepit, pas banget buat njepit Edaran dari Sekolahan anak-anak.
Jadi si emak ini nggak bakal lupa lagi deh.

Yah, itung-itung recycle barang deh. Ngurangin sampah :D

Saya juga punya celana jins bututtt banget.
mau kuubah jadi tas , kok ya sayaaang benerrr.
Lah biar butut, tapi enak nyaman top banget dipakainya.

Apa mending di wenter aja ya? pakai warna yang gelap gitu biar bisa dipakai lagi??

SoulMate

Tidak ada komentar
Soulmate is not a person whom you want to live with.
Soulmate is someone who you can't live without


multitalented and complicated? Optimis saja !!!

Tidak ada komentar
Hari ini, Subhanallah-nyaaa, banyak sekali masukan bagus gus yang kudapat dari tayangan televisi dan internet.

Yang pertama :
dari Youtube, tentang pemuda tanpa kaki, tanpa lengan bernama Nick. Judul videonya, NO ARM, NO LEG, NO WORRY.

Yang kedua :
tentang tayangan seorang ibu dari Surabaya yang multitalented dan multitasking. asli beliau sih dari Bali, pekerjaannya adalah seorang DOSEN, BIDAN sekaligus PERIAS PENGANTIN. lulusan sarjana Sastra Inggris, Ekonomi, Kebidanan dan kursus merias.

Yang ketiga :
liputan langsung dari Yayasan Bumi Sehat di Bali, yang dikelola oleh ibu Robin Lim dari Hawai. Juga ada satu bidan lagi yang membaktikan dirinya di sana. Di liputan kali ini, ditampilkan juga prosesi ibu yang akan melahirkan di air. Takjub sekaligus ingat jadi mules lagi sebelum melahirkan dahulu.


Dari ketiga hal ini, aku sungguh terlipur begitu indahnya.
Hati ini kemarin bingung dan gundah, karena predikat multitalented. Walau predikat itu yang memberikan hanya suamiku saja. Dan eh, pernah juga ada seorang ibu kenalan baru yang menyebutku begitu.

Mengutip tulisan temanku,
"I'm multitalented that's why I'm so complicated"

"Saya banyak bakat, itulah kenapa saya ini rumit"

Adalah teman sekamar kos saya dulu yang menulis hal ini. Itu karena dia memang multitalented betulan. Bisa main piano, harmonika, drum, gitar, bisa nyanyi dengan merdu, bisa nulis, bisa nggambar kartun animasi yang bagus banget seperti komiknya Jepang, juga pinter ketika kuliah di Teknik Kimia ITB, sampai sekarang pun sukses membina Bimbel di rumahnya sampai anak didiknya bisa lolos beasiswa keluar negeri.

Dia pinter macem-macem, dan belakangan ketularan kegemaranku pada kerajinan tangan dan berniat belajar menjahit. >.<

Ajaib dan bingung.
aku juga begitu.

Ketika ada waktu kosong, aku akan bingung, mau ngapain :
nulis?
bikin bros handmade?
menyulam jilbab?
mendesain hiasan jilbab yang akan dibordir?
atau menyiapkan materi untuk klub sains for kids,yang diminta oleh sekolahannya anakku.

setelah bingung mau ngapain, ujug-ujugnya malah aku seringnya lari ke dapur buat beres-beres, atau mencuci baju, lalu kelelahan di depan tivi sampai waktu menjemput anak sekolah tiba.

akhirnya, semakin hari, aku semakin kecewa dengan diri sendiri.
dan akibatnya, semakin complicated itu tadi

Ndilalah, aku melihat sosok ibu yang punya 3 pekerjaan sekaligus itu, yaitu dosen, bidan, dan perias. itu pun setelah beliau menjadi pramugari dulu selama 7 tahun, dan jadi reporter di TVRI.
Beliau tenang-tenang saja.
karena semua yang dilakukan, memang kesukaannya dan panggilan hatinya,

jadilah,
keinginanku untuk bisa ini itu, pun ada suntikan semangatnya.

tidak ada dosa untuk menekuni seni membuat aksesoris dari kawat yang membuatku jatuh cinta. atau menekuni dunia sulam perca yang sepertinya lucu sekali. juga menekuni dunia buku dan tulis menulis yang kusukai sejak sekolah dasar dan membuat diary tebal-tebal. pun untuk menekuni kembali cintaku kepada sains dan menularkannya kepada anak-anak kecil.

Bismillah.
Hari ini aku optimis sekali, aku bisa.

:)