Podcast Bu Heni

Mengagumi Bu Risma Walikota Surabaya [#SaveRisma]

2 komentar






 

Sudah berapa kali aku sering berkata pada suami, "bu Risma itu hebat deh mas. Dia begini, dia begitu. Nggak neko-neko, kelihatan banget kalau dia pinter asli ya."
Dan suamiku selalu mengiyakan semua komentarku pada bu Risma.



Coba deh mengamati sosok beliau secara fisik. Biasa saja kan. Kalau misalnya bu Risma ini pergi ke tempat yang nggak ada yang tahu kalau beliau adalah walikota Surabaya, pasti dikiranya ibu-ibu biasa, ya kan? bajunya biasa saja. Kerudungnya juga model ibu-ibu PKK biasa. Ya, tampak seperti ibu rumah tangga biasa seperti aku gitu :)

Nah ini juga yang menjadi perhatianku. Ibu Risma tidak neko-neko berpenampilan. Tidak menggunakan jilbab atau kerudung yang aneh, seperti tampak poninya yang disasak tinggi. Atau jilbab yang harganya jutaan rupiah seperti yang [katanya] dibeli oleh seorang gubernur perempuan di Indonesia ini, gubernur yang sedang tersandung kasus korupsi. Penampilan bu RIsma pun tidak bersolek rapi, tidak alus mulus kinclong seperti porselen yang biasanya tampak pada kulit wajah perempuan yang rajiin merawat kulit wajahnya di dokter kecantikan. Buiasuaaa...biasa pool, itulah yang kukagumi dari bu Risma.

Dari hal itu aku berpendapat, betapa bu Risma berhasil melepaskan diri dari belenggu kecantikan luar. Bu Risma ibaratnya seperti para sufi yang tak lagi risau dengan apa yang dilihat orang darinya. Atau memang melepaskan diri dari usikan pemikiran hal yang kurang penting. Tampilan seperti ini aku amati juga pada pak Dahlan ISkan (pak Dis).

Sejauh yang kuamati beberapa tahun ini, pak Dis jika tampil di media, pakai bajunya ya itu-itu saja. Celana kain warna gelap, baju hem warna putih, pakai dalaman kaos putih, pakai sepatu kets putih. Itu saja bajunya. Bahkan aku pernah ketemu ketika ada acara DBL Basket di mall PTC Surabaya, bajunya pak Dis ya begitu juga. Pak Dis yang penganut tarikat ini, pasti sudah masuk kelas sufi. Sudah melepaskan keduniawian, dan bekerja bekarya atau apapun itu demi ibadah, demi akhirat. Sungguh hebat.

Kembali ke bu Risma, aku mengaguminya sebagai sosok perempuan yang sukses. Semula aku selalu mengagumi sosok bu Sri Mulyani. Aku menyadari betapa pintarnya beliau, ketika ada sidang masalah bank Century yang ditayangkan di televisi secara live. Juga kiprahnya yang bisa jadi pakar ekonomi sampai bisa kerja di luar negeri. Dengan nama sederhananya yang tampaknya asli Jawa, aku kagum dengan kepintarannya itu.

Dari kedua perempuan ini, aku selalu bertanya-tanya, suaminya bagaimana ya?
kok bisa mereka meroket prestasinya begitu? pasti mereka sering begadang untuk rapat dan bekerja. Sering harus pergi kemana-mana. Kok boleh ya sama suaminya? apa anak-anaknya nggak protes ya?
bagaimana ritme kehidupan mereka sehari-hari? sehingga sang ibu bisa berprestasi seperti itu?

Hehehe...bisa jadi itu pertanyaan konyol tapi itulah adanya. Namanya sudah merasakan jadi ibu rumah tangga yang rasanya susah banget ninggalin rumah, melihat mereka yang leluasa kemana-mana. Bekerja, berprestasi dan bermanfaat, aku sungguh iri sekali. Dan berharap kelak bisa sampai ke tahap kehidupan seperti mereka, seperti bu Sri Mulyani dan bu Risma.


Terakhir aku nonton JTV (Jawa Pos Televisi) yang menayangkan profil bu Risma sebagai walikota. Bu Risma pergi kerja sejak jam setengah enam pagi. Ditemani dua ajudannya dengan mobil pribadinya, bu Risma blusukan kemana-mana. Pertama mengunjungi panti asuhan dan memberikan sumbangan, tempatnya mblusuk masuk gang kecil dan kumuh. Lalu memberikan bantuan pada janda miskin yang rumahnya kumuh banget. Karena hari Sabtu pagi, secara rutin bu Risma mampir dulu ke makam kedua orang tuanya. Dan berdoa disana. Langsung berdoa saja, tanpa membawa sebotol air dan sebungkus bunga seperti yang umumnya dilakukan orang Jawa yang berziarah ke makam. Lalu bu Risma lanjut sidak ke taman pinggir jalan. sekelompok petugas kebersihan tampak kaget dengan kedatangan bu Risma. Sambil menelepon untuk menyelesaikan masalah yang ada ditempat itu, bu Risma memegang sapu lidi dan menyapu daun kering di taman. Memberikan contoh kepada petugas, caranya membersihkan taman. Beliau juga dengan santai mengambil sampah dengan tangannya dan membuangnya di tempatnya. Lalu mengamati got dan meminta petugas membersihkan agar tidak tersumbat.

Aku melihat acara itu dengan terkagum-kagum. Bu Risma, adalah walikota perempuan yang sangat bisa menjadi inspirasi bagi warganya ini. Salut bu Risma :)













2 komentar

  1. sama mak saya juga kagum sama buk Risma ^_^

    BalasHapus
  2. Saya juga seneng dg Ibu walikota satu ini..mmg buiasaaaa polllll.....tp program2 untuk perbaikan di Surabaya buagussss pollll...btw JTV itu gak Jawa Timur TV mak?...hihi

    BalasHapus

Terima kasih telah meninggalkan jejak dan memberikan komentar.
Pasti lebih menarik jika kita terus ngobrol. Bisa ke facebook: Heni Prasetyorini dan Twitter: @HeniPR. Sampai jumpa disana 😊