Podcast Bu Heni

Selamatkan Buah Hati Kita

Tidak ada komentar
Sebuah berita LIVE di TVOne membuat saya terperangah. Ada dua bapak berseragam dari kepolisian mengungkapkan dengan detil dan gamblang berita penetapan tersangka kasus penemuan jenazah seorang anak perempuan di dalam kerdus di daerah Kalideres Jakarta.

Pertama saya takjub dengan begitu blak-blakannya pihak kepolisian menyampaikan semua hal tersebut di televisi. Sesuatu yang bagi saya, baru saja terjadi di sejarah pertelevisian. Seperti apa blak-blakannya?

Pihak polisi pertama memberikan pernyataan bahwa tersangka kasus di atas, sudah ditemukan. Kemudian pihak polisi keduan memberikan kronologi detil cara penyelidikan sampai akhirnya ditetapkan tersangka sebagai pelaku. Foto penyelidikan, timeline, foto wawancara diberikan dari slide kepolisian. Bahkan video rekaman pengakuan tersangka saat diinterogasi pun ditayangkan dengan jelas. Hanya saja pihak televisi memilih untuk menayangkan secara zoom out, didampingkan dengan tayangan insert ekspresi bapak korban yang tak kuasa menahan air mata dan amarah.

Dari hasil pemeriksaan forensik jenazah, ditemukan adanya kekerasan asusila yang mengarah pada kematian. Dari hal tersebut, dilacak keberadaan profil pelaku yang diduga mengidap kelainan psikoseksual terhadap anak-anak atau biasa disebut pedofilia.

Karakter pedofilian antara lain, hidup sendirian, single dan dekat dengan anak-anak.

Kalimat terakhir ini cukup menohok jantung saya. "Dekat dengan anak-anak?"

Betapa mengerikan perkembangan dunia nyata sekarang ini. Dulu jaman saya kecil, jika ada guru, kakek atau paman yang baik pada anak-anak, akan disambut dengan baik dan dianggap tetua yang patut dihormati. Biasanya berkunjung ke rumah mereka ini, anak-anak dianggap dalam zona nyaman.

Namun kebalikan dengan fakta yang terjadi akhir-akhir ini. Ibarat kata, janganlah mudah percaya dengan siapapun bahkan kepada bapak kandungmu sendiri.

Saya pun mengalami kecemasan tentang profil pedofilia yang patut diwaspadai tersebut. Sampai suatu saat ada seorang pria setengah baya yang menjadi pemimpin dalam daerah kami. Beliau baik sekali, ramah dan suka dengan anak-anak. Menurut cerita anak saya, jika ada yang main, beliau akan memanggil mereka untuk mendekat di rumahnya lalu diberikan makanan dan minuman. Duh, sinyal bahaya langsung menyala di kepala saya. Memang beliau bukan orang single, melainkan tinggal dengan istri dan anak perempuannya. Tetapi (maaf) istrinya sedang sakit parah dan anak perempuannya jarang di rumah. Semua hal bisa terjadi. Karena tidak mau kecolongan, saya melarang anak-anak saya untuk masuk ke rumah bapak ini. Jika dikasih makanan, makan di luar rumahnya bersama teman-teman. Jika dipanggil sendirian, jangan mau. Jika disuruh masuk rumahnya, jangan mau. JIka terpaksa mengambil bola atau skok badminton yang jatuh ke rumahnya, harus bersama teman lainnya dan cepat keluar.

Anak saya heran dan bertanya kenapa?
Saya jawab, lebih aman bermain tanpa masuk ke rumah orang. Karena ada istrinya yang sakit, saya jadikan itu alasan supaya tidak mengganggu. Saya beritahu secara kiasan, bahwa kita harus selalu waspada jika ada orang yang tidak baik. Saya pun menjelaskan batasan tubuh anak saya bisa dipegang oleh orang lain.

Kedua anak saya laki-laki, namun sekarang tidak hanya punya anak perempuan saja yang katanya harus waspada, laki-laki juga.

Sempat saya berpikiran, betapa kasihan anak-anak dengan nasihat dan batasan yang kami berikan agar mereka waspada pada orang jahat, narkoba, penculik atau pedofilia. Kok hidup di luar rumah mengerikan gitu loh tampaknya. Tetapi jika kita diam saja, dan tidak waspada, apalah jadinya?

Hasil gambar untuk save our children
Mari selamatkan buah hati kita dari mereka yang berpotensi berbuat tidak baik. Ingat kata bang Napi di tivi, Kejahatan muncul karena ada Kesempatan, Waspadalah Waspadalah!

Sebaiknya kita kunci kesempatan buruk itu sebaik mungkin, sehingga tidak terjadi pada anak kita, temannya dan anak tetangga atau saudara kita. Ingat, menjaga satu anak butuh orang sekampung. Jadi anak tetangga pun, adalah anak kita, perlu diperhatikan.

Tentu tidak mudah mengajak anak untuk waspada jika mereka tidak terlebih dahulu diikat hatinya untuk dekat dan percaya pada kita, orang tuanya. Maka teknik parenting dengan sepenuh hati perlu diterapkan berkali-kali,setiap saat, dalam kondisi apapun. Bukan dengan satu dua kali percakapan, namun itu butuh waktu seumur hidup.

Tak lupa selalu memanjatkan doa untuk keselamatan anak-anak dan keluarga kita. Karena doa adalah senjata ampuh yang tidak bisa diremehkan keajaibannya.

Selamatkan buah hati kita, dengan doa dan ikhtiar.
Stop kekerasan pada anak.

Belajar Bikin Awet Muda

Tidak ada komentar
Beberapa waktu yang lalu, makmin di twitter KEB [Kumpulan Emak-Emak Blogger] asik bicara tentang pengalaman ibu-ibu belajar secara formal dan non formal. Ketika akan menjawab tweet itu, rasanya kurang banget kalau hanya dituangkan di tiap 120 karakter. Maka kepikiranlah untuk menuliskannya disini. Sekalian untuk mengingat jurnal diriku sendiri kali ya.


Jaman masih sekolah sampai kuliah, aku tidak banyak ikut kegiatan selain belajar di sekolah. Paling poll ikutan bimbel ketika kelas 6 SD dan kelas 3 SMA, untuk persiapan ujian akhir kelulusan. Saya tidak ikut kegiatan ini itu bukan karena malas. Tetapi keadaan ekonomi keluarga tidak memungkinkan. Bahkan untuk ikut kegiatan ekstrakurikuler di jaman SMP, harus kuhentikan. Karena pergi bolak-balik ke sekolah tiap hari Minggu, bisa menambah beban uang transportasi.

Baiklah, langsung masuk saja ke cerita jaman belajar ketika sudah menjadi emak-emak. Sebentar, biar saya ingat-ingat dulu. Biar mudah, biar saya tuliskan dalam bentuk daftar saja ya :)

1. Pelatihan Quantum Teaching di Universitas Virtual Al-Falah Surabaya
2. Kursus bahasa Jepang tingkat dasar Minna no Nihon Go I dan II di JASMIN Surabaya
3. Kursus memasak kue kering di Bogasari
4. Kuliah lagi di Pascasarjana UNESA (S2 Teknologi Pendidikan) ---> Super nekad

Begitulah, jika harus menjawab setelah lulus S2, trus jadi apa?
Susah juga nyari jawabannya loh.
Begitulah, saya harus menyesuaikan semua impian dengan kenyataan kewajiban sebagai ibu rumah tangga.
Dan mengatur ulang kata "impian" menjadi "misi kehidupan", seperti yang pernah disampaikan oleh bapak BJ Habibie.

Yang penting, semangat untuk belajar hal baru takkan pernah padam, karena ini bisa jadi contoh terbaik untuk anak-anak dan juga keponakan :)

Ke depan saya ingin lebih mengasah untuk belajar tentang :
1. E-learning, Blended learning dan segala pernak pernik tentang belajar online untuk pendidikan sekolah.
2. Membuat Infografik supaya ngeblog atau bikin slide presentasi bisa lebih menarik
3. Cara bicara yang baik di depan umum (public speaking)

Begitulah, semangat belajar :)

Wire Jewelry Set

Tidak ada komentar
Sebelumnya saya lihat info pameran dari MSF (My Sister's Fingers), komunitas handycraft di Surabaya yang saya ikuti. Pameran akan diadakan di Gramedia Expo Surabaya tanggal 25 Oktober 2015.

Maksud hati ingin ikutan pameran, sehingga dengan semangat membuka box alat perang (tang dan kawat) serta batu dan manik-manik, untuk membuat perhiasan dari kawat tembaga (copper wire).

Lama juga saya tidak membuat WJ ini. Sejak memutuskan kuliah lagi, saya benar-benar menghentikan banyak hal,termasuk membuat handycraft. Bukan karena mengganggu,tetapi jika sudah terlanjur duduk dan megang kawat itu bisa lupa segalanya. Sama seperti jika sudah duduk di depan laptop :). 

Karena kuliah yang saya ikuti dengan nekad itu butuh juga madep laptop, maka hal lain yang melenakan harus saya skip. Jika tidak,maka tidak akan sempat untuk ngurus rumah dan anak-anak. Housewive main job ! 

Setelah hampir 3 minggu  saya baru sempat membuat perhiasan ini : 1 set WJ dan 2  pendant. Banyak hal yang belum saya siapkan: kartu nama, label dan yang penting juga adalah kotak kemasan. Stok kemasan saya habis. Sedangkan deadline pengiriman stok WJ ke admin adalah 16 Oktober 2015.

Gimana ini, mau ngotot atau brenti ya?
Saya pun semedi sejenak dan memutuskan untuk brenti dulu saja deh. Saya fokus ke acara wisuda nanti tanggal 17 Oktober 2015. Saya harus beberes rumah dan mempersiapkan good food untuk keluarga yang ikut acara wisuda dan yang menginap di rumah. Yaudinlah, stok Wire Jewelry terbaru, saya publish di blog saja,untuk menentramkan jiwa, cieee...:)

 Yang diatas adalah 1 set Wire Jewelry: Pendant (kalung), Bangle, Ring. Tali kalung lupa dipasang :)



Begitulah kisah WJ ku yang kembali hidup. Semoga bisa ikutan pamerannya dan ketemu member MSF yang super kreatif itu. Salam kreatif bahagia :) 


Menghilangkan Bau Badan Dengan Ekstrak Jeruk Nipis

3 komentar
Sebelumnya saya lumayan pusing dengan bau badan (BB) anak lelaki saya yang mulai remaja. Sejak masuk usia remaja, BB ini mulai nempel di baju seragamnya dan bahkan kaos rumah. Saya berusaha keras mengenalkan aneka deodorant yang biasa saya pakai dan di jual di pasaran. Tapi dia sering menolak, alasannya ketiaknya jadi gatel dan nggak enak. Saya coba berikan deodorant spray, padat sampai lotion, hasilnya sama saja = nggak dipake. Anak saya mending cuek aja dengan bau badannya daripada merasa nggak nyaman di ketiaknya. Kecuekannya ini bikin saya makin keki dan sungkan dengan gurunya di sekolahan. Saya sering membayangkan gimana reaksi guru itu jika di dekat anak saya waktu di sekolah dengan BB yang menempel, walaupun banyak temannya juga yang begitu. *kasihan gurunya ya :)

Saya pun cemas makin tak bisa dekat dengan nih remaja, karena saya nggak bisa dekat dengannya, memeluknya atau selonjoran sambil tiduran di sebelahnya. Karena saya mabuk kepayang dengan bau badannya itu. Berbagai nasihat, sindiran, pujian dan segala jimat komat-kamit sudah saya lakukan agar dia semakin care dengan kebersihan tubuhnya. Entah itu supaya mandi lebih bersih, kemudian memakai deodorant yang sudah saya belikan. Namun ya, namanya anak lelaki yang laki banget, hehehe, itu anak saya ya mandinya cuma "syarat" aja kali ya. Cepet banget. Dan asli pasti, nggak bersih.

Dengan semangat mencari solusi, saya coba mencari di google tentang deodorant yang manjur untuk anak saya. Siapa tahu bisa dibuat sendiri di rumah. dan alhamdulillah ada informasi di Pinterest tentang DIY How To Make Natural Lime Deodorant.

Lime?
Jeruk Nipis?
Wah, menarik nih bagi saya. Langsung deh mouse saya bergerak ke sana ke mari mencari informasi cara membuat deodorant alami dari jeruk nipis. Saya baca satu demi satu artikel dan komentar yang ada di blog tentang hal ini.

Bahan deodorant padat adalah coconut oil, baking soda dan arrowroot flour (tepung maizena) ditambahi beberapa tetes minyak atsiri jeruk nipis (lime essential oil). Untuk bahan deodorant spray adalah ekstrak air jeruk nipis peras, bisa ditambahkan coconut oil maupun tidak.

Cukup menarik dan bikin penasaran juga nih saya.

Percobaan pertama saya lakukan sesuai saran di salah satu artikel, yaitu mengoleskan langsung seiris jeruk nipis ke ketiak dan memeras airnya. Setelah mandi pagi saya lakukan dan hasilnya menakjubkan, tidak ada bau badan sama sekali. Besoknya saya coba dengan menggunakan perasan air jeruk nipis langsung yang saya teteskan di jari dan dioleskan langsung ke ketiak, manjur juga. Kemudian, percobaan saya terapkan pada anak remaja saya itu, dengan sedikit memaksa sebenarnya, saya beri ketiaknya perasan air jeruk nipis. Dan ajaib, sampai sore saya tidak menemukan bau badan sedikit pun di baju seragamnya. Wah, manjur nih.

Selanjutnya saya melihat postingan di You Tube, membuat perasan air jeruk nipis ini lalu dimasukkan ke botol semprot kecil kemudian di jadikan Lime Deodorant Spray.


Cara membuat Lime Deodorant Spray ini mudah sekali, kita tinggal membelah dan memeras air jeruk nipis. Kemudian masukkan ke dalam botol spray. Karena kita di negara tropis dan di Surabaya cuaca panas sekali, botol ekstrak jeruk nipis ini saya simpan di kulkas (di pintu kulkas). Jika di suhu ruangan, saya khawatir nanti tidak awet (belum saya coba sih). 

Untuk memakai deodorant ini, setelah mandi, biarkan ketiak mengering dahulu baru disemprot dan diratakan dengan tangan. Lalu biarkan mengering dulu, baru kemudian memakai baju. Ekstrak jeruk nipis ini bersifat mencerahkan (bleach), jadi bisa ada efek di kain baju jika terkena langsung. 

Ekstrak jeruk nipis juga bersifat asam, jadi jangan kenakan pada ketiak yang baru saja dicukur. Nanti bisa terasa perih karena ada bekas luka.

Sudah seminggu lebih saya menggunakannya, sifat antimikroba dari ekstrak jeruk nipis inilah yang mampu menahan bau badan. Karena bau badan berasal dari adanya bakteri dan mikroba yang bercampur dengan keringat. Hal baik lain dari deodorant jeruk nipis ini adalah, ketiak kita masih bisa mengeluarkan keringat seperti biasa namun tak berbau. Hal ini berbeda dengan deodorant di pasaran pada umumnya yang mengandung zat anti prespirant (menghalangi keluarnya keringat). Sedangkan berkeringat adalah cara alami tubuh untuk mengeluarkan racun dan zat sisa dalam tubuh.

Silahkan mencoba deodorant alami dan murah meriah ini.
#semogasehatselalu