Podcast Bu Heni

VISUAL IDENTITY Dalam Kemasan Sunday Sharing #13 Surabaya

2 komentar
Bisnis saya tidak akan sesukses ini, jika kemarin-kemarin saya tidak melakukan visual branding. (Angger, founder DUS DUK DUK)

Visual Branding?
Visual Identity ?
panganan opo maneh iki reeekk....??? :)

Membangun personal branding adalah hal yang mutlak dilakukan bagi siapa saja yang ingin mengenalkan atau mempromosikan hal baru. Entah itu bisnis baru, blog baru atau bahkan profesi baru. Personal branding yang kuat, akan menjadi patokan dasar seperti apa sebuah nama itu dikenal. Membangun sebuah personal branding bisa dilakukan dengan berbagai cara. Bisa dalam bentuk konten tulisan yang mempunyai ciri khas. Contoh kecilnya, bila kita menyebut kata #kurangpiknik , nama siapa yang teringat?. Warga instagram pasti langsung menjawab, "Kang Emil" (walikota Bandung, Ridwan Kamil). Atau jika kita ingin membeli air mineral, merk (brand) apa yang kita sebut secara spontan? Tentu saja "Aqua". Sama seperti ketika kita ingat "Supermi" sebagai brand yang kuat dulu, sebelum gencarnya personal branding dari "Indomie" dan "Mie Sedap".

Kekuatan brand kelas kakap itu jika ditelisik berasal dari segala penjuru iklan yang tayang baik di media cetak, visual ataupun audio. Jingle khas di radio, iklan di televisi yang menarik, logo yang unik. Tampilan secara visual (logo, video iklan) ini bisa dikemas dalam istilah identitas visual atau visual identity.

Kenapa komunitas Blogger yang berkumpul dalam Sunday Sharing Surabaya #13 Detikdotcom kali ini, merasa perlu membahas tentang Visual Identity ?

Sebagai pegiat online, di dunia maya, pertarungan antar blogger begitu sengitnya. Kita harus mempunyai ciri khas atau sesuatu yang bisa diingat dan unik. Karena blog adalah produk digital yang dinikmati oleh mata (dilihat, dibaca), maka konten blog harus bisa menarik secara visual. Semakin menarik, orang akan semakin senang datang kembali ke blog kita. Ini bisa jadi salah satu cara meningkatkan kunjungan pembaca blog.

Pentingnya Visual Identity dan Visual Brandinginilah yang disampaikan oleh dua narasumber praktisi profesional. Dalam acara yang diselenggarakan secara rutin oleh komunitas blogger dan Detikdotcom. Bertempat di kantor Qwords.com di Intiland Tower, Jl. Panglima Sudirman Surabaya, dua lelaki dengan identitas visual yang kuat ini berbagi ilmu.

Ki-Ka : Cak Waw , Saya, Angger

Narsum pertama adalah CAK Waw, anggota tim penulis dari komik TRIO HANTU CS, Identitas visual cak Waw ini sekilas sudah tertancap kuat. Yaitu mirip dengan budayawan, Sujiwo Tejo. Sorot matanya, gesturnya hampir serupa. Hanya saja Cak Waw tidak melotot-lotot ketika berbicara. Dan intonasi bicaranya kalem saja, tidak meledak-ledak seperti Sujiwo Tejo. Hampir saja muncul pertanyaan, "masih sodaraan sama Sujiwo Tejo nggak mas?".


Sebagai komikus, Cak Waw memberikan materi tentang dua Media Visual yaitu Film Animasi dan Komik Strip. Kedua media ini sekarang sudah bisa ditampilkan secara digital. Keduanya bisa digunakan sebagai suplemen untuk postingan blog supaya lebih menarik. Atau dijadikan media yang bisa dibagikan di sosial media, dan menimbulkan efek viral. Seperti halnya minivideo 3 detik yang banyak dibagi di instagram dan media lain, maka durasi animasi atau film sekarang harus lebih singkat. Bisa sekitar 3 detik, bahkan hanya 1 detik. Sekejap.

komik trio hantu cs

Beberapa contoh film animasi pendek dan komik strip diberikan oleh Cak Waw. Kami terkagum-kagum dan tertawa-tawa karena kebanyakan isinya lucu. Terutama untuk komik strip Trio Hantu Cs, yang isinya hantu banget.
visual identity

Nah itulah basic teori- nya. Menurut Cak Waw, karena durasi singkat dan biar bisa viral maka konten visual harus fokus dan tajam mengarah pada segmen yang akan dibidik. Untuk mendapatkan itu semua, perlu diadakan riset untuk bisa menjawab 5W + 1 H , dari konten yang akan dibuat.

Seperti halnya komik Trio hantu Cs. Komik ini khusus membahas tentang hantu. Dan harus lucu. Walaupun pemilihan segmen hantu ini diambil secara tidak sengaja, alias karena kepepet kudu dapat projek. Tapi, karena digarap dengan sungguh-sungguh, komiknya sukses juga. Bahkan beberapa cerita nampak begitu nyata. Sampai cak Waw ini menerima pertanyaan, "mas, kalau mau nulis komik itu melakukan ritual khusus manggil hantu gitu ya kayaknya? kok bisa persis kayak kenyataan sih?".


mirip Sujiwo Tejo, kan? :)

Selanjutnya ada narsum pengganti yaitu Angger, mahasiswa Desain Produk ITS. Walaupun sudah jadi mahasiswa selama 5 tahun, pria berambut klimis ini tidak mau disebut mahasiwa yang kuliahnya tidak lulus tepat waktu.  Melainkan mahasiswa yang  (sengaja) mencari waktu yang tepat untuk lulus. Angger menampilkan foto awalnya dalam 4 kolom, yang disengaja sebagai Visual Identity. "saya satu-satunya laki-laki yang fotonya dalam 4 kolom di Instagram. Dan ini sengaja saya lakukan."
foto alay-nya = strategi visual branding Angger
Tidak cuma foto 4 kolom saja yang menarik secara visual. Ada 2 pengamatan lanjutan, yaitu pada poni klimis rambutnya serta kaos kaki unyu yang dipakai Angger. Jarang-jarang ada cowok pake kaos kaki mirip kaos kaki yang biasanya dijadikan suvenir ibu-ibu yang pulang dari umroh atau haji. Amazing melihatnya. Atau itu gaya pria kekinian? #entahlah :)

dus duk duk
capture the black shocks :D

Angger... saya tidak sedang mem-bully yaa... hanya keheranan yang tak sempat terucapkan padamu. 
Dengan gayanya yang kalem, ternyata Angger ini asik juga dalam presentasi. Diawali dengan tampilan video sebuah destinasi wisata bawah laut baru di Madura, yang menjadi projek nekadnya. Sampai cerita awal mula bisnisnya jadi tukang kerdus di DUS DUK DUK. Smooth talk dan full humor cerdas. 

Dari tugas mendesain produk, Angger mengembangkan aneka produk kreatif dan siap guna dari bahan kerdus bekas. Kerdus-kerdus itu digabung menjadi kursi, meja, jam dinding, dan banyak benda lain yang bisa dimanfaatkan dan dijual mahal. 

Produk olahan dari kerdus, belum banyak diketahui orang. Untuk itu, Angger dan timnya melakukan visual branding yang dirancanakan dengan baik. Mulai dari pemilihan logo, bentuk foto produk bagus dan pemanfaatan tokoh terkenal di acara pameran untuk memberikan testimoni bahwa kursi kerdusnya kuat untuk diduduki atau produknya bagus. Cerdik sekali caranya. 





mas Gilang dari Detikdotcom
Acara kemudian diakhiri oleh mas Gilang dari Detikdotcom, untuk memilih ketua kelas baru yang bertanggung jawab pada acara Sunday Sharing berikutnya. Dan terpilihlah, Wira sebagai narasumber tentang traveling. Sebelum acara makan siang, diadakan pemilihan 2 penanya terbaik. Alhamdulillah saya terpilih. Dan mendapatkan voucher hosting gratis 100 ribu dari Qwords.com. Lumayan, alhamdulillah.


dapat voucher gratis :)

Begitulah, inilah acara Sunday Sharing Surabaya pertama yang saya ikuti. Dan sangat antusias untuk ikut lagi di acara-acara berikutnya.

sunday sharing surabaya
Blogger bahagiaaa

Salam Blogger Bahagia
- HPR -





2 komentar

  1. hi mbak heni, sudah lama pengen mampir ke blog mbak, tp lupa terus. Salut sekali sama sosok mbak, really superwoman. Salut.. mbak blognya bagus.. saya pasang linknya di blog saya boleh? - Kiki mama Dario :D

    BalasHapus

Terima kasih telah meninggalkan jejak dan memberikan komentar.
Pasti lebih menarik jika kita terus ngobrol. Bisa ke facebook: Heni Prasetyorini dan Twitter: @HeniPR. Sampai jumpa disana 😊