Podcast Bu Heni

Belajar Dari Bung Tomo

1 komentar



Bung Tomo berwasiat ingin dimakamkan di makam rakyat biasa. Rakyat yang selama ini diperjuangkan. Maka walaupun sudah menjadi pahlawan, beliau tidak mau dimakamkan di makam pahlawan. Bung Tomo, dimakamkan di makam Ngagel Surabaya.

Siapakah Bung Tomo?
Yang saya ingat, jaman SD dulu, bung Tomo adalah pemimpin gerakan melawan penjajah di Surabaya. Bung Tomo meneriakkan, Rawe Rawe Rantas, Malang Malang Tuntas.

Intinya bung Tomo adalah pahlawan dari Surabaya.

Snapnote saya kali ini mencoba merekam sedikit hal yang baru saja saya lihat di acara TVRI pagi. Sambil rehat setelah mengerjakan pekerjaan domestik, saya nyalakan televisi.

Ada tiga hal dari bung Tomo yang menarik, diceritakan oleh istrinya dan anak lelakinya. Begini cerita mereka.

#cerita istri :
1. Bung Tomo itu romantis dan berhati lembut. Suka menulis puisi. Kecintaan istrinya ini dituliskan dalam bukunya yang berjudul, Bung Tomo Suamiku.


2. Dalam mendidik anak, bung Tomo sangat disiplin. Yang utama itu harus jujur. Tidak boleh bohong sama sekali. Pernah anaknya yang perempuan itu ketahuan berbohong. Lalu dihukum disuruh berdiri di pinggir jalan. Dan setiap ada orang lewat, anak itu harus mengatakan, "saya dihukum bapak karena bohong".

#cerita anak lelaki bung Tomo
- "Pernah suatu hari, saya memainkan pita berwarna merah putih. Karena bermain-main di dapur, akhirnya pita itu terkena api kompor dan terbakar. Bapak saya tahu tentang hal itu, lalu berkata, "warna merah putih itu lambang bendera negara yang kita perjuangkan selama ini. kamu jangan main-main". Lalu bapak meminta saya mengumpulkan abu pita warna merah putih itu, dan menguburnya ke tanah menggunakan sendok. Sejak saat itu sampai sekarang, tiap bangun tidur saya selalu memasang bros bendera merah putih ini ke baju yang saya pakai".

Sebuah cerita yang indah dari jejak pahlawan kita, bung Tomo. Semoga menginspirasi :)

1 komentar

Terima kasih telah meninggalkan jejak dan memberikan komentar.
Pasti lebih menarik jika kita terus ngobrol. Bisa ke facebook: Heni Prasetyorini dan Twitter: @HeniPR. Sampai jumpa disana 😊