Podcast Bu Heni

Kelasku Digital Menjadi Tenant Inkubator UNAIR 2022 Lalu Harus Ganti Nama

Tidak ada komentar

PECAH TELUR. Itu sebutan  yang pas saat saya memutuskan untuk batal mundur menjadi tenant Inkubator UNAIR 2022. 

Pecah telur, karena  itulah momen pertama kali saya keluar rumah sendiri, menginap 3 hari, mengikuti Airlangga Startup Camp 2022 di daerah Pandaan. Setelah sejak 2020 saat dimulainya pandemi saya hanya ada di  rumah saja.


selfie pertama ketika baru sampai lokasi dan masuk ruang workshop


sering bertanya karena kepo dan kasihan kalau peserta lain pada diem :)


foto bersama di akhir acara, saya di 2 sebelah kanan



pengumuman lolos jadi tenant




Baik, cerita kita lanjutkan di sini. Sebaiknya kawan membaca dulu link tulisan di atas, supaya tahu sejarah sampai saya lolos menjadi calon  tenant di Inkubator UNAIR 2022.

Pandemi membuat saya maju mundur melanjutkan proses menjadi tenant ini. Karena ketika lagi marak kasus masuknya varian Delta dan juga Omicron, diberikan jadwal untuk ikut pelatihan atau workshop Pre-Bootcamp. 

Waktu itu langsung saya menolak. Karena takut virusnya, juga lagi ribetnya anak bungsu sakit ketika baru masuk kelas tatap muka di sekolah dua hari. Dan dia sudah kelas 3 SMP, artinya lagi  spanneng-spannengnya persiapan ujian akhir sekolah dan ujian nasional. 

Saya pemegang kunci antar jemput anak sekolah, juga urusan dia di rumah - makan, dll, merasa berat untuk mengiyakan ikut pelatihan pre-bootcamp. 

Jadi saya bilang ke panitia, kalau munndur bagaimana?
Udah resiko nama jadi ga baik atau diblacklist, yaudah gimana lagi. Demi kesehatan keluarga.

Panitia meminta saya mengirimkan surat resmi mengundurkan diri. Namun saya bimbang jadi saya diamkan, tidak mengirim email. Ya sudah di DO saja otomatislah kalau ga ikut, begitu pikir saya. 

Eh ternyata, masih jadi rejeki. Jadwal pelatihan pre bootcamp ini diundur sampai hampir 2-3 bulan kemudian. Pas ketika kasus COVID-19 sudah menurun dan kami sekeluarga sudah vaksin. Anak-anak, saya dan suami juga sehat. 

Ketika suami mengiyakan, ikut saja lanjutkan, langsung saya mengisi formulir dan segala dokumen yang harus diisi malam itu juga. Esoknya bersiap untuk packing baju dan keperluan traveling.

Wih, sudah 3 tahun lebih saya tidak keluar rumah apalagi keluar kota. Sedangkan di akhir tahun 2019 saya sampai terbang ke Balikpapan loh. Kebayang betapa bersemedinya saya karena virus ya :)

Alhamdulillah, Kersaning Gusti Allah SWT, saya pun berangkat diantar suami dengan hati gembira. Simak foto dan video saya di instagram ini, hihihih....


Pecah telur


 
saat sambutan pertama


Perjalanan  sangat lancar. Kami naik bis khusus dari Airlangga Travel. Bis bersih, tidak bau mesin atau khas bis kota yang bikin saya mual. Padahal dah ngeri aja bakal muntah-muntah di perjalanan. Karena saya udah lama banget ga naik bis dan kendaraan umum sejak lulus kuliah.

Tapi pas kemarin di perjalanan naik bis, smooth aja, mulus tanpa hambatan. Santai dan ga macet langsung sampai tujuan. 

Ketika sudah masuk ruangan seminar di K Hotel Pandaan, dan mengikuti prosesi menyanyikan Mars UNAIR. Hati saya kembang kempis. Antara haru dan gimana gitu. Sempat bicara sendiri di dalam hati, "Heni Heni, kenapa dulu nggak kuliah di Surabaya aja sih, di UNAIR aja gitu. Kan bisa hafal lagu MARS tadi :). Ngapain sih Hen,  dulu susah jauh-jauh ke ITB."

Tapi yaudinlah, ga ada gunanya, ga ada  jawabannya. Kalau saya nggak kuliah di ITB, ya gak ketemu suami kali ya. Kan ketemunya di Bandung. 

Oke lanjut ke cerita Airlangga  StartUp Camp.


biar ga asik posenya, tapi ini foto berharga

Jujur saja saya kikuk dan salah tingkah sendiri ketika masuk ke gedung inkubator UNAIR dan  ruang seminar pertama kali. Harus bersikap gimana ke anak-anak muda ini ya. Kan pada masih mahasiswa yang usianya setengah dari umur saya.

Kalau bersikap santai dengan dosen yang seusia saya, nanti kayak sok akrab. 

Jadi, saya hati-hati banget bersikap. Garing deh lah. Ini rejeki banget bisa foto bareng pas hari pertama makan siang. Selebihnya saya lebih sering makan sendiri di ruangan dalam yang  ber-kipas angin. Karena di teras outdoor itu hawanya panas banget. Sumuk pol. Dan kalau  sumuk, saya kehabisan energi atau bisa jadi migren,

hanya sekali kumpul makan dan foto bareng, selanjutnya saya makan di ruangann dalam karena di luar panas banget

Selama 3 hari itu penuh dengan workshop berbagai materi. Dan materinya dalem banget. Lebih detil dan mendalam daripada materi startUp yang selama  ini pernah saya ikuti atau pelajari sendiri. Mayan bikin puyeng kepala.

Terutama tentang LEGALITAS MERK dan PENGURUSAN PT ATAU PERUSAHAAN. 

Nah ini, saya kan buta hukum banget ya, termasuk buta ekonomi juga. Pokoknya saya  nih anak  sainstek kolot dan kuper. Yang terbuka wawasan segala hal di INKUBATOR UNAIR ini. 

Satu  keputusan cepat yang harus saya ambil adalah mengganti nama KELASKU DIGITAL. Karena merk Kelasku sudah resmi terdaftar di HAKI oleh orang lain. 

Jika saya terus memakai Kelasku Digital, bisa-bisa menyalahi aturan. 

resmi tanda tangan kontrak menjadi tenant selama 1 tahun

Keputusan penggantian nama, saya konsultasikan ulang ke LegalHub. Dan kembali disarankan untuk mengganti nama. 

Maka, bismillah, walau berat hati ya, karena Kelasku Digital sudah dikenal di hati dan juga masuk beberapa liputan media, tapi ya diganti saja dengan nama yang semoga bisa lebih luas dan memberi berkah, yaitu HEZTEK INDONESIA. 

Di usia saya yang sudah 43 tahun ini, saya dapat rejeki lagi. Dapat kesempatan ngangsu ilmu lagi di Inkubator UNAIR. Semoga kelak menjadi jalan kebaikan yang lebih seru dan mbois lagi. Bermanfaat  untuk lebih banyak orang. Terutama diri saya pribadi dan keluarga. 

Oke cerita detil disambung lagi nanti ya. Termasuk tembak-tembak'an dan makan duren.