Aku ingat ketika masuk kelas Kalkulus. Seorang dosen lelaki yang nyentrik, sering sekali mengucapkan kalimat ini. "Kalkulus itu perlu alat yang tepat. Kamu tidak bisa seperti SMA dulu. Dikasih cara cepat, cara singkat, untuk diterapkan ke semua jenis soal. Itu seperti, kamu diberi satu pentungan, lalu disuruh motong kayu, ngiris buah dengan satu alat itu. Kamu harus memilih, alat yang paling tepat untuk menyelesaikan soal. Apakah itu dengan dideferensiasikan dulu, di integralkan dulu dan lain sebagainya. Maka, kamu belajar kalkulus disini ya untuk itu. Belajar bermacam-macam alat, untuk menyelesaikan persoalan matematis."
Apa hubungannya pentungan sama kalkulus, dan juga maksud entry blog ini.
Saya menemukan korelasi yang tepat untuk menggambarkan kondisi yang ingin saya bagi. Katakanlah ini bicara tentang kemudahan yang saya peroleh, karena memilih alat yang tepat [baca :gadget].
Saya tidak sedang ingin memperbandingkan kelebihan dan kelemahan. Tapi, coba dengar dulu cerita saya melalui mata anda [ya iyalah lagi baca, kalau lagi ngobrol ya melalui telinga anda :) ]
Tanpa terasa sudah hampir dua tahun ini, saya konsisten menjalankan bisnis jilbab online saya. Bukan konsisten dalam model jilbab atau produk. Tetapi konsisten untuk tetap menjalankannya. Padahal, hampir saja yang melakukan harakiri alias bunuh diri alias suntik mati pada usaha ini. Mungkin gara-gara juga kemarin nonton Kick Andy. Yang para pengusahanya yang diundang, sering bicara tentang suntik mati terhadap usaha yang kembang kempis hidupnya. Atau memang jalan tapi profit kecil.
Nah, kondisi itu terjadi padaku, beberapa saat yang lalu. Penjualan online menurut drastis. Jarang sekali ada pemesanan via facebook. SMS yang masuk, sering sekali menanyakan produk yang sudah tidak saya jual lagi. Artinya, calon pembeli itu, mengetahui nomer HP saya dari Google. Lalu masuk ke blog saya. Dan tidak masuk ke Facebook saya. Padahal di FB lah saya rajin sekali mengupdate informasi dan stok barang.
Saya heran sekali. KEnapa begitu?
Beberapa calon konsumen, sering sekali menanyakan pin BB. Ah, saya jadi rada jengah. Karena saya juga punya tipe, anti-trendy. Misalnya sekarang lagi trend pake BB, saya malah milih HP biasa. Misalnya lagi trend tas impor KW atau asli, saya malah tertarik bikin tas sendiri dari kain. Walau emang terlihat keren, tetapi karena gengsi, biasanya saya tak ingin memakai barang yang lagi trendy itu.
Dan, kemudian saya bertahan dengan update status fb yang rajin pangkal pandai, itu. Bikin iklan online. dan sebagainya. tetapi tidak ada hasil. saya memakai Internet, sebagai satu-satunya penthung.
dan ternyata tidak berhasil.
Lama kelamaan, saya penasaran juga. Apa benar dengan BB, solusi bisa saya dapatkan?
Dan ternyata so far, masih belum satu bulan megang BB, ada banyak sekali perubahan. Terutama perubahan dalam smallbiz ini.
Suplier baru, pelanggan baru, teman baru semua datang jadi satu. bahkan saudara dan teman lama, bisa saling menggoda lewat kirim mengirim foto.
Saya sungguh tercengang. Saya pikir, android akan mengalahkan semua hal. termasuk BB. karena dari segi fitur, android begitu canggih. mudah sekali akses kemana-mana. Tetapi rupanya, android dan whatsappnya belum jadi senjata yang tepat untuk masalah saya. Yaitu koneksi dengan pelanggan dan suplier.
Akhirnya harus saya akui, selama ini kurang tepat memilih alat. Karena saya berbisnis online , yang mengandalkan komunikasi online secara tulisan dan visual/gambar. Maka cara yang mudah dilakukan oleh banyak orang adalah memilih ponsel BB.
Hal ini tidak perlu sama dengan anda sekalian. Bisa jadi anda lebih pas memakai HP bukan smartphone, atau versi android, ipad, tablet , dsb.
Kegengsian saya untuk anti-trend akhirnya luntur juga. Dan kelunturan gengsi saya ini cukup melegakan juga. Karena itu berarti saya jauh leibih luwes daripada dulu :)
Ya kawan, itu sharingku. Silahkan pilih alatmu sendiri.