Podcast Bu Heni

Buku Generasi Langgas Untuk Memahami Generasi Millenials Indonesia

5 komentar
Kepada orang tua yang memaksakan kehendak kepada anak. Apakah kalian, Tuhan?

Segmen 1
Dialog antara suami istri:
> Aku pikir, anak kita lebih baik memilih jurusan Farmasi. Nanti dia bisa bikin apotek sendiri.
< Biarlah anak memilih jalur hidupnya...
> Aku yang bekerja. Aku yang tahu kehidupan di luar sana. Kamu cuma di rumah, tau apa?

Segmen 2
Dialog antara bapak-anak
> Ngapain kamu milih jurusan itu? mau kerja apa? bakal cuma jadi kacung, gaji kecil
< Aku suka
> Kemarin bilang suka ini, sekarang ganti suka itu. Udah nurut bapak saja, bapak lebih tau.
> (diam)


Ah, panas hati saya setiap melihat segmen ini terjadi. Iya kalau itu jaman dulu bung, tahun 90-an. Sekarang sudah tahun Millenium. Banyak sekali perubahan yang terjadi di zaman digital ini. Orang tua nggak akan bisa mengejar ketinggalan. Anak-anak melesat begitu cepat.

Mereka lebih canggih teknologi.
Mereka lebih kreatif dan tinggi imajinasi.
Mereka tidak ingin lagi dikekang oleh siapapun.
Mereka bebas.
Mereka LANGGAS !!!

BUKU GENERASI LANGGAS

https://twitter.com/generasilanggas
https://instagram.com/generasilanggas

Apa itu Generasi Langgas?
Saya mengetahui terminologi Langgas ini baru ketika menonton acara Kick Andy Show, yang tayang setiap hari Jum'at malam di Metro TV.

Langgas artinya bebas. 
Generasi Millenials, yang lahir di era digital ini, berumur sekitar 25 tahun ke bawah, adalah termasuk generasi Langgas. 

Yoris, Penulis Buku Generasi Langgas
Yoris Sebastian, penulis buku Generasi Langgas menyebutkan bahwa dia melakukan riset selama hampir 6 tahun lebih untuk meneliti kecenderungan perilaku anak muda yang lahir di jaman millenial. Lalu dia mengamati beberapa tokoh anak muda produktif dan berprestasi, sebagai contoh generasi Langgas yang baik.




Selama menonton acara ini, saya kagum pada 2 hal. Pertama pada profil anak muda berprestasi yang ditampilkan. Kedua, pada Yoris yang kepikiran untuk meriset selama bertahun-tahun demi sebuah buku.

Menurut Yoris, alasan dia melakukannya adalah agar buku ini bisa menjadi pegangan untuk orang tua agar bisa memahami anak-anaknya yang lahir di era millenial. Sehingga bisa mengarahkan atau mendampingi mereka kelak menjadi pribadi yang utuh dan produktif.

Yang sangat dicemaskan oleh Yoris adalah, jika anak-anak ini diperlakukan dengan keliru. Maka ketika tiba masanya, sekitar 20 tahun kedepan, generasi yang diharapkan menjadi pemimpin bangsa atau penggerak perekonomian bangsa menjadi tidak produktif.

Saya pikir, benar juga Yoris ini. Niatnya sangat tepat. Saya pun langsung melakukan pre-order untuk bukunya di toko buku online, bukabuku.com.


Kita Hanyalah Orang Tua, Bukan TUHAN

Kasus orang tua memaksakan kehendak dan pola pikirnya pada anak, seyogyanya tak terjadi lagi sekarang. Jika saja orang tua, mau lebih lelah sedikit lagi untuk membuka wawasan, bergaul dengan lebih banyak orang di masa libur kerjanya. Mungkin orang tua akan bisa mendapatkan gambaran bagaimana dunia bekerja sekarang. Bagaimana anak-anak muda meraih prestasinya di jalan yang mereka ciptakan sendiri.

Saya pernah mendengar almarhum Bob Sadino bercerita. Dia membiayai anaknya sekolah bisnis ke luar negeri, memilih sekolah terbaik. Namun, ketika anaknya pulang ke Indonesia dan memilih jualan Pecel Lele, beliau pun santai saja. 

Nah, itulah karakter anak-anak kita. Generasi Langgas, Millenials Indonesia.

Mereka begitu bebas. Keinginannya, kemauan bahkan kemampuannya tidak bisa kita prediksi dengan jalur berpikir lama. 

Jika anda mengalami hal ini, maka selamat. Kita mempunyai frekuensi yang sama. Yang artinya, kita butuh mendapatkan informasi lebih banyak lagi tentang generasi millenials ini. Mungkin salah satunya dengan membaca buku Generasi Langgas, yang diusung oleh Kick Andy Show itu. Kalau saya sudah dapat bukunya, dan membacanya, nanti kita lanjutkan lagi ngobrolnya.

Intinya, mari selamatkan anak-anak kita dari sikap yang melemahkan mereka.

Semoga menginspirasi.
Salam,

Heni Prasetyorini