Beberapa hari sebelum lebaran, berita duka datang dari sahabatku di dunia maya. Bayi mungilnya - 5 bulan- berpulang ke Rahmatullah setelah 2 hari masuk NICU karena kejang, ada pembengkakan di jantung dan masalah di paru-parunya.
Berita itu sangat memukul hatiku. Sejak dia hamil sampai melahirkan, aku ikut tahu bagaimana cerita gembiranya. Dan rencana dia ingin punya 3 anak saja, lalu fokus membesarkan mereka sambil berkarya : menulis novel seperti yang biasa dilakukannya.
Dan,ketika fotonya mengecup jasad bayinya kulihat di fb, hatiku mengerut memeraskan air mataku begitu derasnya. Aku sedih,sangat sedih. Perasaan kehilangan bayi seperti sama dengan perasaanku dulu yang mungkin akan kehilangan bayi. Di saat bayi keduaku lahir dulu.
Aku menangis sejadi-jadinya di depan laptop kecilku. Duduk, tergugu sendirian dan sengaja membiarkan kesedihanku terpuaskan. Mungkin ini juga airmata yang kupaksa kupendam ketika mendampingi anak keduaku di inkubator dulu.
Alhamdulillah, bayiku selamat dan sehat. Karunia ini semakin kurasakan. Susah payah mengurus anak,masih dan pasti sanggup kurasakan, daripada kehilangannya.
Ini semua takdir. Mau tidak mau, harus belajar ikhlas dan siap kehilangan mereka yang sudah jadi "milik" kita.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar
Terima kasih telah meninggalkan jejak dan memberikan komentar.
Pasti lebih menarik jika kita terus ngobrol. Bisa ke facebook: Heni Prasetyorini dan Twitter: @HeniPR. Sampai jumpa disana 😊