Short Sharing karena seharian mata pedes membaca ebook pak Rhenald Kasali berjudul Recode Your Change DNA [ebook gratis, linknya ada di sharing saya sebelumnya ya.]
Kesan pertama dari tulisan pak Rhenald adalah jelas dan mudah dimengerti bahasanya, tidak ruwet bin muter-muter seperti tulisan [maaf] pak Super Sekali - pak Mario Teguh. Tulisannya pak Rhenald ini mirip gaya tulisan pak Dis alias Dahlan Iskan. Mungkin karena keduanya pernah masuk karir jurnalistik, jadi tulisannya empuk dibacanya.
Kedua, tulisan pak Rhenald mengena sekali. Itu karena beberapa kisah yang disampaikan benar dialami sendiri oleh beliau. Sehingga saya tidak merasa hanya disuguhi teori atau hasil penelitian. Tipe tulisan pengalaman seperti ini sangat saya sukai, seperti halnya tulisan biografi. Bercerita berdasar kisah nyata. Asik.
Tentang isi ebook Recode, yang paling mengena untuk saya sampaikan saat ini adalah ketika saya masuk ke bab pengujian Change DNA saya. Change DNA = DNA perubahan, yaitu kode genetik dalam sel tubuh saya yang menyimpan kemampuan untuk berubah. Di bab ini saya menuliskan jawaban satu per satu dari kuis yang diberikan. Apakah saya memilih A atau B. Lalu di akhir kuis ada penjelasan tipe karakter Change DNA saya jika memilih A terlalu banyak, atau B terlalu banyak.
Syaa sangat bersyukur sekali, karena jawaban yang saya berikan menunjukkan arah bahwa saya punya Change DNA yang kuat dan terbuka pada perubahan. Alhamdulillah.
Yang menjadi puncak syukur adalah saya bisa menjawab dengan tepat dari beberapa pertanyaan, yang merupakan akumulasi hasil tempaan kehidupan yang saya jalani sebagai ibu rumah tangga bukan wanita karir. Misalnya pertanyaan tentang respon saya terhadap orang yang memfitnah. Apakah saya reaktif dan emosional. Atau tetap tenang, mengajak berbicara orang yang memfitnah dan mencari solusinya atau berusaha memahami.
Nah, perkara fitnah ini tidak pernah sama sekali saya hadapi ketika masih berstatus single dan pelajar atau berstatus karyawan. Tetapi saya pernah menelan pil pahit fitnah ketika menjadi ibu rumah tangga. Dan kepahitan itu benar-benar menjadi obat yang sangat baik karena membuat DNA saya berubah menjadi lebih tangguh sekaligus tenang.
Adalagi pertanyaan yang menunjukkan ketahanan saya terhadap tekanan dan keinginan besar untuk berubah. Saya pun berkali-kali bersyukur karena diberi karunia dan kemudahan oleh Alloh SWT bisa sekolah di tempat yang terbaik. Bisa merantau dan merasakan semua hal di perantauan. Ternyata hal ini memberikan kontribusi juga dengan DNA saya hingga saat ini. Terbiasa mandiri membuat saya menjadi ibu rumah tangga yang tidak mudah merengek minta bantuan. Walau harus mengurus anak yang prematur seorang diri, walau pasca operasi tulang kaki harus tertartih-tatih menahan sakit yang luar biasa dan mondar-mandir merawat anak kedua yang mendadak sakit panas, saya tidak mudah menangis menelpon suami, ibu atau mertua. Saya terima itu semua dan lebih bangga jika melakukannya sendiri walau sekarang sudah tidak merantau lagi dan bisa saja dengan mudah menelepon mereka meminta bantuan. Rasa sulit ketika di perantauan merawat diri sendiri walau sedang sakit, membuat saya tahan dengan keadaan yang mirip seperti itu. Alhamdulillah, ALLOH MAha MEnguatkan hamba-Nya.
Terakhir saya bersyukur juga dengan motivasi diri yang kuat untuk berubah, saya bisa sekolah di tempat yang baik. karena menurut pak Rhenald, DNA juga dipengaruhi oleh lingkungan, oleh teman. Hanya bermodal niat ingin berubah, dan takut mengecewakan orang tua, saya belajar sangat keras ketika masa sekolah. Sehingga bisa diterima di sekolah negeri favorit dan terbaik. Dan juga berusaha sekeras mungkin menggunakan waktu dengan tepat, belajar cepat, supaya orang tua tidak terbebani biaya jika saya bermalas-malasan dalam belajar. Itu semua, alhamdulillah, ikut serta membina DNA saya. Subhanallah sungguh tak saya sangka. Dari hal ini, saya mulai menemukan vision dream yang makin terang untuk kehidupan saya terutama anak-anak saya kelak. Saya akan merumuskan mimpi saya lagi bersama suami, agar bisa memberikan lingkungan yang baik untuk anak-anak agar mempunyai DNA yang mumpuni, fleksibel dan bersemangat terhadap perubahan. Bismillah, dalam semua kemampuan yang kami miliki, saya akan berusaha merumuskan, menuliskan kembali apa yang perlu kami lakukan agar bisa menjadi Change Maker. Agen Perubahan untuk kehidupan kami sendiri, keluarga kecil kami, keluarga besar kami, tetangga dan saudara kami dan untuk kehidupan yang lebih luas lagi dalam ijin Alloh SWT.
Ya, saya harus mulai menuliskannya, kenapa harus ditulis?
Ada quote dari Woody Allen :
Tuhan akan tersenyum jika kita menuliskan mimpi atau keinginan yang ingin kita peroleh dalam hidup.
Pasti, itu karena Tuhan yakin kita menghargai hidup yang diberikan oleh-Nya, dan tidak menyia-nyiakan waktu lagi. Bismillah. Allahumma Amin
Semoga bermanfaat
> Heni Prasetyorini <
Kesan pertama dari tulisan pak Rhenald adalah jelas dan mudah dimengerti bahasanya, tidak ruwet bin muter-muter seperti tulisan [maaf] pak Super Sekali - pak Mario Teguh. Tulisannya pak Rhenald ini mirip gaya tulisan pak Dis alias Dahlan Iskan. Mungkin karena keduanya pernah masuk karir jurnalistik, jadi tulisannya empuk dibacanya.
Kedua, tulisan pak Rhenald mengena sekali. Itu karena beberapa kisah yang disampaikan benar dialami sendiri oleh beliau. Sehingga saya tidak merasa hanya disuguhi teori atau hasil penelitian. Tipe tulisan pengalaman seperti ini sangat saya sukai, seperti halnya tulisan biografi. Bercerita berdasar kisah nyata. Asik.
Tentang isi ebook Recode, yang paling mengena untuk saya sampaikan saat ini adalah ketika saya masuk ke bab pengujian Change DNA saya. Change DNA = DNA perubahan, yaitu kode genetik dalam sel tubuh saya yang menyimpan kemampuan untuk berubah. Di bab ini saya menuliskan jawaban satu per satu dari kuis yang diberikan. Apakah saya memilih A atau B. Lalu di akhir kuis ada penjelasan tipe karakter Change DNA saya jika memilih A terlalu banyak, atau B terlalu banyak.
Syaa sangat bersyukur sekali, karena jawaban yang saya berikan menunjukkan arah bahwa saya punya Change DNA yang kuat dan terbuka pada perubahan. Alhamdulillah.
Yang menjadi puncak syukur adalah saya bisa menjawab dengan tepat dari beberapa pertanyaan, yang merupakan akumulasi hasil tempaan kehidupan yang saya jalani sebagai ibu rumah tangga bukan wanita karir. Misalnya pertanyaan tentang respon saya terhadap orang yang memfitnah. Apakah saya reaktif dan emosional. Atau tetap tenang, mengajak berbicara orang yang memfitnah dan mencari solusinya atau berusaha memahami.
Nah, perkara fitnah ini tidak pernah sama sekali saya hadapi ketika masih berstatus single dan pelajar atau berstatus karyawan. Tetapi saya pernah menelan pil pahit fitnah ketika menjadi ibu rumah tangga. Dan kepahitan itu benar-benar menjadi obat yang sangat baik karena membuat DNA saya berubah menjadi lebih tangguh sekaligus tenang.
Adalagi pertanyaan yang menunjukkan ketahanan saya terhadap tekanan dan keinginan besar untuk berubah. Saya pun berkali-kali bersyukur karena diberi karunia dan kemudahan oleh Alloh SWT bisa sekolah di tempat yang terbaik. Bisa merantau dan merasakan semua hal di perantauan. Ternyata hal ini memberikan kontribusi juga dengan DNA saya hingga saat ini. Terbiasa mandiri membuat saya menjadi ibu rumah tangga yang tidak mudah merengek minta bantuan. Walau harus mengurus anak yang prematur seorang diri, walau pasca operasi tulang kaki harus tertartih-tatih menahan sakit yang luar biasa dan mondar-mandir merawat anak kedua yang mendadak sakit panas, saya tidak mudah menangis menelpon suami, ibu atau mertua. Saya terima itu semua dan lebih bangga jika melakukannya sendiri walau sekarang sudah tidak merantau lagi dan bisa saja dengan mudah menelepon mereka meminta bantuan. Rasa sulit ketika di perantauan merawat diri sendiri walau sedang sakit, membuat saya tahan dengan keadaan yang mirip seperti itu. Alhamdulillah, ALLOH MAha MEnguatkan hamba-Nya.
Terakhir saya bersyukur juga dengan motivasi diri yang kuat untuk berubah, saya bisa sekolah di tempat yang baik. karena menurut pak Rhenald, DNA juga dipengaruhi oleh lingkungan, oleh teman. Hanya bermodal niat ingin berubah, dan takut mengecewakan orang tua, saya belajar sangat keras ketika masa sekolah. Sehingga bisa diterima di sekolah negeri favorit dan terbaik. Dan juga berusaha sekeras mungkin menggunakan waktu dengan tepat, belajar cepat, supaya orang tua tidak terbebani biaya jika saya bermalas-malasan dalam belajar. Itu semua, alhamdulillah, ikut serta membina DNA saya. Subhanallah sungguh tak saya sangka. Dari hal ini, saya mulai menemukan vision dream yang makin terang untuk kehidupan saya terutama anak-anak saya kelak. Saya akan merumuskan mimpi saya lagi bersama suami, agar bisa memberikan lingkungan yang baik untuk anak-anak agar mempunyai DNA yang mumpuni, fleksibel dan bersemangat terhadap perubahan. Bismillah, dalam semua kemampuan yang kami miliki, saya akan berusaha merumuskan, menuliskan kembali apa yang perlu kami lakukan agar bisa menjadi Change Maker. Agen Perubahan untuk kehidupan kami sendiri, keluarga kecil kami, keluarga besar kami, tetangga dan saudara kami dan untuk kehidupan yang lebih luas lagi dalam ijin Alloh SWT.
Ya, saya harus mulai menuliskannya, kenapa harus ditulis?
Ada quote dari Woody Allen :
Tuhan akan tersenyum jika kita menuliskan mimpi atau keinginan yang ingin kita peroleh dalam hidup.
Pasti, itu karena Tuhan yakin kita menghargai hidup yang diberikan oleh-Nya, dan tidak menyia-nyiakan waktu lagi. Bismillah. Allahumma Amin
Semoga bermanfaat
> Heni Prasetyorini <