Headline berita di televisi itu membuat saya kaget. Wah, kok baru dengar beritanya ya. Sebagai emak-emak biasa alias orang awam masalah hukum. Saya kaget juga kenapa pak Gubernur yang dituntut. Dari benak saya langsung terbersit saja spontan gitu, bukannya ini salah kita semua ya?
Yang pasti paling bersalah menurut saya, ya orang yang membuang popok bayi bekas pakai itu ke sungai atau kali Surabaya. Kok ya mentolo kalau kata orang Jawa. Kok ya tega. Berita lengkapnya seperti berikut ini:
Yang pasti paling bersalah menurut saya, ya orang yang membuang popok bayi bekas pakai itu ke sungai atau kali Surabaya. Kok ya mentolo kalau kata orang Jawa. Kok ya tega. Berita lengkapnya seperti berikut ini:
Langsung juga saya teringat bahwa hampir setahun lalu, saya membuat draft tulisan tentang teknologi untuk mendaur ulang popok bayi sekali pakai, atau lazim disebut diapers. Catatan saya yang ditulis manual di buku itu, hilang entah kemana. Akan tetapi konsep teknologi itu masih saya ingat. Dan pasti akan mudah juga untuk melacaknya kembali melalui strategi browsing :)
Baiklah, lanjut ke persoalan menangani sampah diaper atau popok sekali pakai. Sebentar, saya mau ambil nafas dulu karena mengulik persoalan sampah, lingkungan dan kesehatan biasanya butuh nafas yang panjang. Karena hal ini tidak bisa diselesaikan dalam satu kali gebrakan apalagi hanya dengan menulis satu artikel saja.
Saya mau curhat dikit, kalau sering terperangah dengan kebiasaan dan juga keberanian sebagain mamah muda zaman now, untuk memakaikan diaper pada bayinya yang baru lahir, selama 24 jam sampai anaknya menjelang saat harus bisa ke toilet secara mandiri.
Terperangah, karena kalau dulu, jaman saya melahirkan bayi, pasti ada larangan begitu rupa untuk bayi lahir, termasuk penggunaan popok. Biar kata kita, emaknya, jadi capeknya luar binasa, tuh bayi lahir harus dikenakan popok kain yang harus dicuci jika kotor. Saya menggunakan diaper hanya untuk saat yang sangat genting. Misalnya mau imunisasi ke dokter. Atau ada perjalanan dari rumah menuju rumah kakek nenek dari anak saya. Atau kepepet banget, popok kain belum ada yang kering, dan itu musim hujan berkepanjangan. Susah bookk, tapi ya itulah jaman saya.
Nah, dengan kebiasaan baru para sebagian mamah ini, bisa terhitung berapa jumlah diaper bekas setiap harinya ya? wih nggak kebayang. Pantesan di Kali Surabaya aja tercyduk sampai 200 kg popok bekas. Kalau 200 kg daging sapi, kan lumayan tuh dijadikan bakso jadi berapa butir? *alur berpikir emak-emak banget dah #peace.
Oke baiklah, saya tidak ingin memicu polemik penggunaan diaper ya. Karena anak saya udah pada berkumis, jadi ini bukan ranah saya lagi. Tapi ijinkan saya membagi hasil browsingan tadi, bahwa ternyata DIAPER BEKAS ini bisa diolah loh say. Bisa dijadikan ini, itu bahkan anu. Lengkapnya saya tuliskan per poin dan dalam kalimat yang sederhana ya. Biar bisa dicerna kalimatnya sambil nunggu mesin cuci anda bekerja :)
1. Diapers Bekas Diolah Menjadi Media Tanam
Nah loh, keren kan ya. Prinsipnya begini nih. Di dalam diapers, kan ada gel. Gel ini biasanya bertugas menyerap cairan, atau air pipis anak-anak kita, sehingga nanti tidak mbleber kemana-mana. Nah, kabar baiknya, gel ini masih bisa digunakan kembali. Jika dikeluarkan dari diaper dan dicampurkan ke media tanaman, seperti humus, kompos dan sebagainya, akan membantu penyerapan air lebih baik lagi. Air lebih awet nancep di media tanam itu gitu. Jadi misalnya kita ninggalin rumah beberapa hari, tanaman kita nggak akan kering kerontang kehabisan air. Ada gel dari bekas diaper tadi, yang mengeluarkan air sedikit demi sedikit untuk tanaman kita.
Bagaimana caranya?
Anda bisa lihat di Kabar Tani dan Instructables.com
Cara ini sudah diterapkan dan berhasil loh di Malang, beritanya di Surabaya Tribun News
Media Tanam dari Pampers Bekas di daerah Malang |
Malah ada beberapa pelajar Mts di Lamongan, melakukan penelitian untuk membuat media tanam hidroponik dari bekas diaper ini, seperti yang dilansir di NEWS DETIK COM.
Nah, kece kan??
Jadi, ibu-ibu, bapak-bapak, pengelola Day Care dan semua yang terkait dengan penggunaan pospak (popok sekali pakai) atau diapers ini. Coba ikuti beberapa langkah daur ulangnya. Yang pasti pertama, popok sekali pakainya dicuci bersih dulu ya. Buang kotoran terkait di toilet. Lalu sampah diapernya dibredeli alias dibongkar kapasnya dan gelnya. Untuk digunakan lagi jadi media tanam. Bisa dicampur kompos, bisa juga langsung tuh kayak para pelajar MTs.
Aih jijik atuh... ya jangan jijik lah, daripada dibuang di sungai. Nanti air PDAM yang mengalir ke rumah-rumah kita, jadi kecampuran isinya diapers dong ah. Jijik mana hayo?
Nah, kalau ide pertama bisa dilakukan secara individu. Ide selanjutnya butuh campur tangan dunia industri dan permesinan.
2. Ide Mengolah Diaper Bekas Menjadi Sumber Energi Baru
Idenya keren bin beken banget kan ya. Diaper bekas jadi sumber energi loh. Kalau bisa terjadi, kita nggak bakalan ngeri kalau stok minyak bumi di dunia ini habis kan?
Beritanya itu saya baca website ASIA NIKKEI,
Cuplikan beritanya seperti ini:
TOKYO -- Japan's Unicharm, a manufacturer of disposable hygiene products, has developed technology that generates electricity from the waste water produced when recycling disposable diapers.
The breakthrough comes amid company efforts to create a full recycling system for soiled diapers. According to Unicharm, the technology improves the energy efficiency of diaper recycling by using the electricity it generates to power other parts of the system, namely the ozone processing component.
Unicharm ini bisa dibilang perusahaan yang membuat produk diapers dan pembalut lain sekali pakai. Karena bertanggung jawab juga dengan efek produknya, ada tantangan di perusahannya tentang bagaimana cara mengolah kembali produk mereka yang sudah jadi sampah.
Konsep dengan alur ini, intinya adalah memanfaatkan proses daur ulang sampah diapers saat pencucian, dengan memanfaatkan mikroba. Lalu hasilnya diarahkan supaya bisa menjadi sumber energi. Jadi seperti konsep pembentukan biofuel atau sumber energi dari bahan alam. Hasilnya biasanya nanti berupa bio-etanol.
*Jadi ingat waktu berkunjung ke LIPI KIMIA di PUSPIPTEK Serpong. Saya bertugas menuliskan artikel tentang ini nih, Energi Terbarukan. Dan saya menulis tentang bioetanol dari limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit.
Kalau pengen baca tulisannya, harus cari bukunya berjudul Inovasi Anak Negeri, yang hanya bisa didapatkan di Puspiptek ya. Jadi ayo berkunjung kesana, kalau perlu ajak saya. Eh.
Kembali ke konsep pengolahan diaper bekas tadi, ada juga ide lain yang tak kalah menariknya. Yaitu mengubah diaper bekas menjadi pellet bahan bakar. Di Jepang juga idenya ini djalankan. Jadi ada mesin khusus yang bisa mengolah diaper bekas untuk para orang dewasa di rumah sakit, kemudian diubah menjadi pellet bahan bakar.
Membayangkan mudahnya begini, kita biasanya tahu kan ARANG alias batu bara? nah itu kalau dibakar kan bisa jadi bahan bakar kompor. Arang ini ada yang dibentuk pellet kecil-kecil gitu kan. Dan juga banyak penemuan untuk membuat pellet arang dari daun kering. Nah, karena diapers ini bahannya juga berasal dari kayu, alias bahan organik sebenarnya, jadi bisa diterapkan hal yang sama. Tahu kan ya, kalau kertas, tisue, bahan pembalut wanita, bahan diapers yang putih-putih itu terbuat dari kayu?
Mekanisme pengolahan diaper menjadi pellet energi |
Pellet yang dihasilkan, lalu dibakar dan bisa dimanfaatkan berbagai cara. |
Menurut kisah lengkapnya di website CNET, , jadi diaper orang dewasa di rumah sakit itu, akan diambil oleh para ROBOT khusus. Lalu dimasukkan ke MESIN khusus juga. Untuk kemudian menjadi pellet energy tadi.
Dua ide ini keren kan ya? air mencuci diaper yang kotor itu bisa diolah jadi sumber energi, begitu juga ampas diapernya yang sudah bersih bisa dipres dijadikan pellet energy. Saya sih yakin ya jika kelak Indonesia bisa ikut mengadopsi cara ini untuk mengatasi persoalan sampah dari diapers bekas. Tentu untuk melakukan penelitiannya akan lebih efektif dilakukan oleh para peneliti ahli di Puspiptek. Di sana ada berbagai disiplin ilmu penelitian yang bisa dijadikan pendekatan untuk mengatasi masalah ini. Kalau dari mekanisme pembuatan pellet energy dan pemanfaatan air bekas diaper, sepertinya pendekatan kimia dan biologi bisa dilakukan dalam topik mencari sumber Energi Baru dan Terbarukan. Jadi semacam mencari sumber energi selain minyak dan gas bumi.
Jika sampai proses ini bisa terlaksana dalam skala rumahan, terbayang daur ulang diaper bisa menjadi sumber energi rumahan. Selain bersih dan hemat, tentu lingkungan akan sangat terjaga dengan konsep ini. Memikirkan lingkungan ternyata idenya bisa sekeren ini. Setuju kan?
Tidak ada komentar
Terima kasih telah meninggalkan jejak dan memberikan komentar.
Pasti lebih menarik jika kita terus ngobrol. Bisa ke facebook: Heni Prasetyorini dan Twitter: @HeniPR. Sampai jumpa disana 😊