Raising boys alias mengasuh anak laki-laki itu bisa dibilang asik-asik ajaib.
Kalau dibandingkan dengan membeli sepatu, bisa dibilang lebih mudah. Apalagi kalau belanja sepatunya di toko online. Yang recommended tuh belinya di situs online-nya MatahariMall.com. Di sini kita bisa tahu jenis dan merk serta harga sepatu anak lelaki branded. Kenapa butuh yang branded? Lah, bukannya kenapa sih, karena anakku nih setali tiga uang sama bapaknya. Males banget diajak ke mall apalagi ke toko baju dan sepatu. Paling alergi katanya. Beda banget sama emaknya ya, hihihi. Karena jarang banget update sepatu, maka kudu milih yang awet. Nah, sepatu branded itu biasanya lebih awet dan enak dipakai. Saya udah nggak pengen lagi denger alasan anak menolak diajak ke mall buat nyari sepatu.
“ngapain sih beli sepatu baru lagi ma? Ini juga cukup”,
itu aja alasan mereka kalau diajak pergi. Padahal tuh sepatu lama udah butut bin baunya ajiibb.
koleksi MatahariMall.Com |
Setelah saya tunjukkan gambar sepatu dari situs belanja online tadi, barulah mereka semangat dan ikutan buka katalog sepatu onlinenya. Biar rempong urusan milih sepatu atau baju, untungnya nih barisan lelaki di rumah saya bukan tipe metroseksual. Pada males dandan. Jadi nggak perlu beli aneka jenis printilan atau kudu up to date sesuai yang lagi trendy. Makin klasik dan awet, mereka lebih suka. Syukurlah, emaknya nggak ada saingan. Mau beli apa-apa juga bisa save money duluan, karena buat beliin anak sepatu, bisa tahu harga sepatu anak lelaki branded dari MatahariMall.com.
Nah, itulah sisi asik punya anak laki semua. Tapi ada juga sisi ajaib yang kadang bikin kita ngelus dada. Ajaib karena semakin lama, saya sering mendapatkan perilaku yang sangat jauh dari sifat dan kepribadian saya sebagai ibunya, satu-satunya perempuan di rumah. Misalnya nih, mereka mendadak diam saja santai setelah mengalami hal tidak menyenangkan. Bapernya Cuma sesaat aja gitu loh. Ketika saya sebagai emaknya masih penuh dendam membara, nih anak udah santai main game.
Ada lagi. Kedua anak lelaki ini hampir sama dengan suami
saya, bapak mereka. Yaitu susah sekali melakukan multitasking. Alias ngerjakan
beberapa hal sekaligus. Misalnya, mereka tidak bisa melakukan hal sekaligus
memasak, sambil mencuci piring lalu menyapu rumah dan memasukkan baju kotor ke
mesin cuci. Walaupun di awal sudah dilakukan rencana kerja dan kesepakatan,
tetap saja ada yang terlewat dan kelupaan. Ini bikin gemes banget. Rasanya
mereka nggak bisa efektif gitu loh.
Ternyata eh ternyata, memang begitulah karakter dasar
manusia bergender laki-laki. Susunan otaknya memang sedikit berbeda dengan
perempuan. Ada bagian otak laki-laki yang cara kerjanya ON-OFF. Jadi ketika
melakukan satu pekerjaan, akan ON untuk satu hal dan OFF untuk hal lainnya. Jadi
itu sebabnya, ketika mereka mencuci, mereka tidak akan memikirkan sama sekali
tentang menyapu dan memasak. Mereka hanya bisa menyelesaikan atau mengingat hal
satu demi satu secara bergantian. Mengetahui kalau ini bawaan secara biologis
dari Tuhan, saya harus menerimanya dengan lapang dada
Satu lagi yang kompak menjengkelkan. Nih anak dan bapaknya
sama aja. Selalu bertanya dimana benda ini itu. Lupa ditaruh dimana. Meletakkan
sembarangan. Entah itu penting atau tidak. “ma, sabukku dimana? Kaos dalamku
dimana? Kasoku yang hitam dulu itu dimana? Kertas yang ada tulisan nomer
teleponnya itu dimana?
Hadeehh pengen kabuur aja kalau udah ini terjadi. Paling males disuruh nyari barang walau di rumah sendiri. Udah mah kita ngomel beribu kali, juga berulang lagi lagi dan lagi, mereka meletakkan barang sembarangan. Tuhan, ini kutukan atau apa yaa namanyaaa?? Ibuuukk tolooong.
Kalau dari segi ini, nih otak perempuan lebih unggul. Kita bisa merekam letak secara spasial dengan lebih lama. Lebih ingat diletakkan dimana. Dan memang, saya juga mudah sekali. Anak dan bapak muter setengah jam mencari barang. Ketika bertanya pada saya, biasanya maksimal 10 menit sudah ketemu tuh barang. Atau malah Cuma 5 menit.
Itu adalah sesi-sesi ajaib mengasuh anak lelaki. Yang asik juga ada.
Keasikan ini terjadi karena saya satu-satunya perempuan di
rumah. Ratu rumah. Satu-satunya putri, walaupun lebih tepatnya disebut Putri
yang Teraniaya, LOL.
Apakah itu?
Ya urusan kecantikan dan berdandan. Fix, saya aman tanpa ada satupun yang protes ketika saya beli baju baru, sepatu baru, lipstik baru atau jilbab baru. Mereka tidak akan minta dibelikan juga.
So, yang punya anak laki-laki, Merasakan hal yang sama juga mak? :D
Wkwkwk...yang terakhir bikin ngakak. Seru ya baca pengalaman mengasuh anak laki-laki
BalasHapusngeri-ngeri sedaplah Tika, hehehe
Hapus