31 Desember 2011. 10:47 WIB. Indonesia
Setuju dengan sebuah quote :
Yang hidupnya mengikuti arus air cuman DEAD FISH.
Jadi, sejak detik ini, saya memproklamirkan diri.
I'm Not a Dead Fish at all.
Saya akan :
membuat rencana
berdoa
melakukan rencana
berdoa
mengevaluasi
berdoa
memperbaiki rencana
berdoa
membuat rencana baru
berdoa
berdoa
dan
berdoa
Happy New Year 2012
Yang hidupnya mengikuti arus air cuman DEAD FISH.
Jadi, sejak detik ini, saya memproklamirkan diri.
I'm Not a Dead Fish at all.
Saya akan :
membuat rencana
berdoa
melakukan rencana
berdoa
mengevaluasi
berdoa
memperbaiki rencana
berdoa
membuat rencana baru
berdoa
berdoa
dan
berdoa
Happy New Year 2012
Belajar Dari Ibu Kembar
Jumat, Desember 30, 2011
Heni Prasetyorini
Tidak ada komentar
Sri Irianingsih (Rian) dan Sri Rossiati (Rossi). Wanita yang akrab disapa Ibu Kembar ini menggawangi sekolah darurat 'Kartini', khusus bagi anak-anak putus sekolah yang hidup di kolong tol.
Belajar dari Ibu Kembar
Kemarin kulihat kembali profil ibu kembar dan anak didiknya di TV. Sebelumnya kubaca profil beliau di sebuah majalah jadul. Majalah Kartini edisi tahun 90-an. Dan sekarang, kisah kesuksesan dan kedermawanan mereka sering tampil di televisi atau media informasi lainnya.
Ibu kembar adalah sepasang ibu bersaudara, kembar, dan sama-sama cantik, plus sama-sama aktif dalam kegiatan sosial pendidikan. Mereka mendirikan sekolah dan kursus gratis untuk anak-anak dan ibu-ibu yang tidak mampu. Supaya anak-anak bisa mendapat pendidikan dan wawasan. Dan supaya para ibu mendapat ketrampilan untuk menambah penghasilan keluarga.
Yang kemarin membuatku heran. Bagaimana mungkin semua hal bisa diajarkan oleh beliau sendiri? Seperti yang tampak di tivi.
Dan ketika kemarin aku ke rumah ibu, aku kembali mengambil majalah, secara tak sengaja saja. Asal ambil saja. Dan ketika sudah kubaca, profil ibu kembar ada di situ. Dan membaca kisah hidupnya membuatku mengerti. Jadi begini ceritanya,
ibu kembar ini adalah anak yatim sejak kecil. Artinya ibu mereka adalah single mother. Single parents, yang harus bekerja sebagai ayah, dan mendidik sebagai ibu. Nah agar para anak kembar ini bisa mandiri, mereka diharuskan belajar banyak ketrampilan. Ibunya sendiri yang mengajar. Mereka belajar menjahit, merias, dll. Bahkan ketika mereka SMA, mereka sudah menjadi guru bagi ibu-ibu PKK. Dan ketika mendapatkan honor mengajar, honor itu disimpan untuk biaya kursus ketrampilan yang lainnya.
Salah satu ibu kembar, ingin menjadi guru. Sehingga kuliah di IKIP. Tetapi belum selesai kuliahnya, beliau sakit dan harus opname. Nah, ketika di rumah sakit inilah, beliau bertemu dengan dokter yang akhirnya menjadi suaminya. Karena suaminya adalah dokter bedah, yang pasti jarang berada di rumah, maka beliau melepaskan usaha salon riasnya dan kuliahnya untuk menjadi ibu rumah tangga yang tinggal di rumah. Ibu rumah tangga full time. Demi mendidik anak-anak.
Karena setelah anak sekolah, suami kerja, beliau merasa nganggur dan hampa. Akhirnya atas ijin suaminya, beliau membuka kursus salon gratis. Di lokasi dekat rumah sakit tempat suaminya berpraktek dokter. Kursus itu ramai, dan bahkan beberapa alumninya bisa mandiri dan membuka salon sendiri. Tetapi beberapa kali pula, beliau harus menutup kursus itu karena harus mengikuti suaminya pindah tugas.
Sampai suatu ketika, anak-anak beliau sudah pada besar dan kuliah. Akhirnya bersama saudara kembarnya beliau menggagas kegiatan sosial untuk mengentaskan kemiskinan dari pendidikan dan ketrampilan. Bermula dari pemukiman rumah kardus dibawah kolong jembatan. Mereka mengajarkan rias pengantin, dll. Bahkan selain mengajarkan anak-anak baca tulis,seminggu sekali beliau membawakan makanan bergizi, berupa susu , roti atau kacang hijau.
Sungguh cerita ini membuatku terperangah juga. Kupikir mereka berdua berasal dari keluarga kaya, yang iba kepada penderitaan si miskin. Ternyata mereka pun berasal dari kondisi yang sulit. Yang harus mandiri karena tiadanya figur bapak. Dan kebiasaan untuk mandiri : bekerja, bekerja dan bekerja itu malah tidak membuat mereka merasa, di masa tua, adalah masa untuk menikmati kesusahan bekerja di masa muda. Tetapi malah mereka ingin tetap berlelah-lelah ikut memotivasi dan mengentaskan kemiskinan melalu ketrampilan dan kemampuan yang mereka punya.
Membaca ini membuatku juga malu. Baru umur kepala tiga saja, aku sudah merasa di masa sekolah lalu aku sudah bekerja belajar dan berusaha begitu kerasnya. Dan ingin sekarang, mulai berleha-leha, beristirahat sebentar. Ingin bersenang-senang, melakukan semua hal yang dulu tidak bisa kulakukan karena tidak ada biaya, atau tidak ada waktu.
Masih umur kepala tiga. Sedangkan ibu kembar bersosial ketika berumur 50 tahun!
Malunya, malu aku.
Mulai sekaranglah, semua konsep lelah dan manja itu harus kuhapus benar-benar di kepalaku. Masih ada tugas demi tugas yang harus kuselesaikan. Ya untuk anak-anakku, ya untuk keinginanku berbagi ketrampilan yang kudapatkan karena aku memilih menjadi ibu rumah tangga full time itu.
Terima kasih ibu kembar. Mungkin aku punya beberapa keterbatasan. Tetapi aku yakin, setitik kemampuanku bisa jadi manfaat di tengah lautan.
aku pun teringat sebuah tulisanku setahun yang lalu, Pelangi Cita-Citaku. Di situ tertulis ada sebuah rumah belajar dan kreasi untuk ibu-ibu yang ingin kubuat, yaitu KARTINI EDUCARE.
yang tidak disangka, namanya mirip dengan sekolah dan kursus gratis yang digagas oleh ibu kembar, yaitu SEKOLAH DARURAT KARTINI,
sekarang belum bisa kulakoni. kalau ditilik posisiku, masih ada excuse, karena anakku masih kecil-kecil, sementara ibu kembar mulai berkiprah ketika anaknya sudah besar, sudah kuliah. Saat ini, kubuat diriku selalu ingin tahu, ingin tahu dan ingin bisa. entah itu ketrampilan tangan ataupun kemampuan di dunia digital. Bismillah, Biidznillah, Kartini Educare ini akan tercapai. Sebuah tempat belajar khusus kaum ibu, kaum putri, kaumku. Amin.
@ Pengajian Keliling : SALTUM
Rabu, Desember 21, 2011
Heni Prasetyorini
Tidak ada komentar
Bersama Aji, anak lelakiku 5 tahun, aku mengikuti acara pengajian keliling di rumah ibu Susannah, di daerah Kuwukan, Surabaya Barat.
Memalukan sebenarnya. Aku saltum. Harusnya disana pakai baju putih-putih semua. Lupa. karena lupa jadinya aku pakai baju warna biru, yang biasanya diseragamkan untuk hari Rabu dan Kamis.
Baru dua minggu lebih aku ikut pengajian ibu-ibu, rutin setiap hari, di sebuah pondok pesantren terbuka modern di dekat rumahku. Dan dekat sekolahan anak sulungku. Jaraknya hanya 2 km.
Dan hari ini, aku lupa sama sekali kalau ada acara pengajian keliling di rumah seorang santri ibu-ibu. Karena ketika menerima undangannya, aku sudah berencana tidak ikut. Jadwalnya mepet dengan waktu anakku sekolah, dan aku takut tidak bisa on time menjemput anakku. Ternyata hari ini, si Aji libur, karena gurunya sedang mengikuti lomba. Entah lomba apa.
Akibatnya, ketika sampai di pondok DM, aku terbengong heran. Sudah jam 8 pagi lebih, kok masih sepi. Beberapa menit kemudian, suara ustadzah E memanggilku, "ikut ke pengajian keliling bu? ayo bareng saya."
"Ha?? pengajian keliling?"
astaghfirullah, tepok jidat deh, "saya lupa bu. iya saya ikut"
sebelumnya aku berbisik kepada Aji, mau nggak ikut ke rumah teman mama, dan ngaji disana.
Berangkat kesana, deg-degan juga. Secara kostum saya santai pisan. Kaos katun, jilbab kaos, celana item, sandal jepit. Secara saya pikir nanti cuman pengajian rutin saja, berbaris mencatat tafsiran hadits dari pak ustadz. Jadi gemuruh dalam hati, aduh mak, lain kali, walau santai, rutin, mending pakai baju rada resmian dikit deh. Biar ruwet ngajak anak kecil, gpp daripada saltum gini. Siapa tahu nanti diajak takziah atau kemana gitu, kayak kemarin.
Oke selesailah urusan kostum
Singkatnya, di acara itu, anakku Aji berbisik, "mama. semuanya pakai baju putih kok mama nggak?"
dengan menebalkan muka dan minta maaf kesana sini, kutajamkan niat dalam hati, yang penting ngajinya, yang penting ngajinya. dan aku berusaha konsentrasi pada semua isi acara.
PERCA MANIK
Sabtu, Desember 10, 2011
Heni Prasetyorini
2 komentar
Ini hobi baru versi narsis. Memfoto diri sendiri sebelum berangkat kemana gitu. Kali ini sebelum berangkat ke rumah ibu.
Tujuan utamanya sebenarnya ada 2, yaitu :
1. memfoto hasil bikin bros perca dari bahan kain jeans dan sulam perca, kemarin itu.
2. ingin tahu bentuk wajah saya kalau pakai pasmina. secara jarang sekali memakai jilbab model pasmina begini.
HOMECRAFT
Ya, nama PERCA MANIK, ingin saya identikkan pada :
- perca : alias kain perca, atau kain cantik, atau kain daur ulang, atau bahkan arti luasnya adalah secarik...
- manik : diartikan sebagai manik-manik, mutu manikam, bisa diluaskan artinya pada batu-batu cantik baik alami maupun sintetis.
dan homecraft,
lebih pada makna, ingatlah kembali ke HOME atau rumah, sebagai tempat segala jiwa dan karya bersatu disana. Juga menerangkan bahwa setiap proses pengkaryaan di tempat ini semua berasal dari rumah.
Entahlah, masih ambigu dan bingung terus menerus. Karena selain kerajinan sulam perca yanga hanya melibatkan kain, benang dan beberapa manik-manik. Saya pun ingin mewadahi kegemaran saya membuat aksesoris dari kawat, alias wire jewelry.
Apakah Perca Manik bisa merepresentasikan ke-wire jewelry-an saya ini? ataukah tidak?
Tetapi, jika Perca manik diartikan sebagai Secarik Manik-manik yang terserak atau tergabung pada sebuah rangkaian kawat, maka bisalah wire jewelry bikinan saya, masuk di bagian ini. [hehehe maksa]
qona'ah versus life skill
Senin, Desember 05, 2011
Heni Prasetyorini
Tidak ada komentar
Seorang istri perlukah bekerja a.k.a mencari uang?
Di status teman,beliau menjabarkan,jika seorang istri total fokus ngurus anak_keluarga pun,dan tak mencari uang,bukan berarti keliru,karena TAKWA menjadi pegangan.bahwa nafkah adalah urusan suami,dan istri bergantung pada ALLOH SWT bukan suami.
Ini akan manis,jika dalam hari ke hari,istri menambah life skill-nya,agar bisa siap menjadi sosok mandiri jika kelak dibutuhkan atau ada kesempatan. Istri mencari uang,tentu tak keliru juga,asal syariat kuat.
Di status teman,beliau menjabarkan,jika seorang istri total fokus ngurus anak_keluarga pun,dan tak mencari uang,bukan berarti keliru,karena TAKWA menjadi pegangan.bahwa nafkah adalah urusan suami,dan istri bergantung pada ALLOH SWT bukan suami.
Ini akan manis,jika dalam hari ke hari,istri menambah life skill-nya,agar bisa siap menjadi sosok mandiri jika kelak dibutuhkan atau ada kesempatan. Istri mencari uang,tentu tak keliru juga,asal syariat kuat.
etalase pertamaku ... :D
Jumat, Desember 02, 2011
Heni Prasetyorini
2 komentar
bisnis versus edukasi anak, aduuuh..?
Ada seorang ibu yang bertanya cara dia menentukan harga atas jasa-nya, dan merasa telah ketemu celah bisnis yang prospektif. Tapi model jasa ibu itu yang menggelisahkan saya.
Begini, ibu tsb menjual jasa : utk mencarikan artikel di internet,sekaligus mengeprint,bagi seorang murid SD yg diberi tugas sekolah. Dan akhirnya diminta jasa oleh ibu lainnya.
Gelisahku : "ibunya tdk memikirkan efek ke jiwa si anak SD itu? Tugas sekolah,bisa selesai dgn uang saja?"
Aduh..,bisnis jasa itu ..gimana ya??..aduh!!!
Begini, ibu tsb menjual jasa : utk mencarikan artikel di internet,sekaligus mengeprint,bagi seorang murid SD yg diberi tugas sekolah. Dan akhirnya diminta jasa oleh ibu lainnya.
Gelisahku : "ibunya tdk memikirkan efek ke jiwa si anak SD itu? Tugas sekolah,bisa selesai dgn uang saja?"
Aduh..,bisnis jasa itu ..gimana ya??..aduh!!!
Membuat Logo Secara Online
Alhamdulillah, puyeng kepala sudah sembuh hampir 90%.
Dan selama sakit kemarin, berkontemplasi [cieee..] akhirnya menemukan satu nama yang terdiri dari satu kata saja, untuk menjadi nama penaku dan nama karyaku. Secara kemarin memakai nama ORIN yang ternyata, banyak juga yang pakai nama itu untuk nama pena dan nama toko online-nya masing-masing. Padahal seingatku, pas belum launching nama Jilbab Orin, aku search di FB dan di Google, nama ini tidak ada kembarannya kecuali dari luar negeri. kalau gak salah ada www.orin.com gitu.
Oke dilupakan saja.
Aku kembali ke diri sendiri. Nama asli. Dan yang pasti dijamin langsung ketahuan kalau saya dari Jawa dan dari Indonesia.
Nah saya nemu juga, sebuah website gratisan membuat logo. Karena tak punya teman yang bisa bikinin logo gratisan buat saya, hehehe.
ini linknya di sini, www.onlinelogomaker.com
disini enaknya, bisa didownload tanpa perlu beli. alias benar-benar gratis. kalau di website lain serupa, boleh bikin, eh pas giliran mau ndownload kudu beli. sama juga ...taktik dagang ya buuu.... :D
Dan selama sakit kemarin, berkontemplasi [cieee..] akhirnya menemukan satu nama yang terdiri dari satu kata saja, untuk menjadi nama penaku dan nama karyaku. Secara kemarin memakai nama ORIN yang ternyata, banyak juga yang pakai nama itu untuk nama pena dan nama toko online-nya masing-masing. Padahal seingatku, pas belum launching nama Jilbab Orin, aku search di FB dan di Google, nama ini tidak ada kembarannya kecuali dari luar negeri. kalau gak salah ada www.orin.com gitu.
Oke dilupakan saja.
Aku kembali ke diri sendiri. Nama asli. Dan yang pasti dijamin langsung ketahuan kalau saya dari Jawa dan dari Indonesia.
Nah saya nemu juga, sebuah website gratisan membuat logo. Karena tak punya teman yang bisa bikinin logo gratisan buat saya, hehehe.
ini linknya di sini, www.onlinelogomaker.com
disini enaknya, bisa didownload tanpa perlu beli. alias benar-benar gratis. kalau di website lain serupa, boleh bikin, eh pas giliran mau ndownload kudu beli. sama juga ...taktik dagang ya buuu.... :D
ini dia hasilnya, baru bikin 3 macam dan 1 -nya kuterapkan langsung di foto bros wire pertamaku setelah mempraktekkan bukunya mbak Yoanna.
Vertigo Attack !!!!
Minggu, November 27, 2011
Heni Prasetyorini
Tidak ada komentar
Hampir 3 hari yg lalu, ada cenat-cenut tak biasa di belakang kepalaku. Trus menjalar turun ke leher n pundak. Sesekali atap rumah terasa berputar,baik ketika aku membuka mata atau terpejam. Nggliyeng, basa jawanya.
Biasanya kukira kecapekan saja,jadi bisa sembuh krn tidur saja. Ternyata kali ini beda. Kepala smakin cenut2. Kepaksa deh absen ke bu dokter. Alhasil q divonis kena vertigo. Habis disuntik,trus dikasih obat pusing, vitamin syaraf lalu disuruh banyak tidur.
Wah resepnya ciamik deh.
Biasanya kukira kecapekan saja,jadi bisa sembuh krn tidur saja. Ternyata kali ini beda. Kepala smakin cenut2. Kepaksa deh absen ke bu dokter. Alhasil q divonis kena vertigo. Habis disuntik,trus dikasih obat pusing, vitamin syaraf lalu disuruh banyak tidur.
Wah resepnya ciamik deh.
Golden Momen
Rabu, November 23, 2011
Heni Prasetyorini
Tidak ada komentar
Brooch Jewelry Rush Hours
Selasa, November 22, 2011
Heni Prasetyorini
Tidak ada komentar
Sudah kuceritakan kemarin, kalau ada calon pembeli yang super nekad mendadak mengirimkan uangnya ke rekeningku. Untuk membeli beberapa jilbab, ciput dan bros handmade.
Padahal, itu stok bros handmade hanya setengah dari pesanannya. Beliau pesan 10 biji, yang kupunya hanya 5 biji.
Sebelumnya kusampaikan kepada beliau, bahwa sebaiknya jangan transfer uang dulu, sampai aku selesai membuat bros itu. Lalu ku-upload fotonya, dan jika dia oke,dia bisa transfer, baru semua pesanan kukirim.
Lah dalah, karena sudah terlanjur di transfer, aku jadi panik juga. Beberapa kali ingin mengkonfirmasi dan memberikan contoh bros mana yang sekiranya dia ingin aku membuatnya. Tetapi karena kemarin final SEA GAMES sepak bola Indonesia-Malaysia, maka kena efek juga kali ya, itu sinyal modem-ku lemoot luar biasa.
Padahal, itu stok bros handmade hanya setengah dari pesanannya. Beliau pesan 10 biji, yang kupunya hanya 5 biji.
Sebelumnya kusampaikan kepada beliau, bahwa sebaiknya jangan transfer uang dulu, sampai aku selesai membuat bros itu. Lalu ku-upload fotonya, dan jika dia oke,dia bisa transfer, baru semua pesanan kukirim.
Lah dalah, karena sudah terlanjur di transfer, aku jadi panik juga. Beberapa kali ingin mengkonfirmasi dan memberikan contoh bros mana yang sekiranya dia ingin aku membuatnya. Tetapi karena kemarin final SEA GAMES sepak bola Indonesia-Malaysia, maka kena efek juga kali ya, itu sinyal modem-ku lemoot luar biasa.
Ya sudah, pikirku, besok saja ku-ngebut sedikit buat brosnya. Lalu di foto dan ditunjukkan dulu.
Eh lah, jam 7 pagi, sudah ada SMS dari beliau, kalau semua pesanan minta segera dikirimkan saja.
Haduh , nah lho??
masih kurang 5 bros handmade lho?
dan TIKI tutup jam 12 siang..
ingin hati membalas SMS itu dengan "maaf mbak, saya kirimnya besok saja ya... takutnya bros-nya nggak keburu selesai bikinnya"
tapi, di hati kecil ini ada rasa khawatir.
kalau aku nunda pengiriman terus gini, nanti dikira sebagai toko online yang nipu-nipu aja nih. wah ini sangat berbahaya.
maka dengan bismillah aja, aku balas sms itu dengan "oke mbak, insya Alloh nanti siang saya kirim. dan akan segera saya sms kan nomer resi pengirimannya"
perihal kepercayaan pembeli itu mutlak wajibun wajib harus kuperhatikan.
maka, aku langsung atur strategi supaya 5 bros itu beres dibuat sebelum jam 11 siang. Karena harus ada waktu cukup juga untuk sesi pengepakan dan penulisan alamat, nota, dsb, yang tidak boleh salah tulis.
Anakku Aji, sudah ambil ancang-ancang agar aku menunggu di sekolah TK-nya lebih lama. Waduh, bisa habis waktuku. Maka, ketika dia sudah masuk barisan, aku berbisik pada gurunya untuk pamit. Dan kaburlah aku masuk rumah.
Tanpa ingat sarapan nasi dulu , yang jadi ritual wajibku, dan tak kupedulikan PR jemuran yang masih belum dipajang di rak jemuran serta urusan dapur, rumah dan sebagainya.
Aku pun duduk di ruang tamu rumahku, di depan tivi menyala, entah apa acaranya, kalau tidak salah sih acara DAHSYAT di RCTI.
Aku pun duduk di ruang tamu rumahku, di depan tivi menyala, entah apa acaranya, kalau tidak salah sih acara DAHSYAT di RCTI.
AKu mulai ngebut bikin bros handmade ini. Kupikir satu jam selesailah semuanya. Eh ndilalah, semua baru beres jam setengah 11 siang.
Bagaimana tidak, aku bikinnya kan 5 model yang berbeda. Dan itu semua dari wire alias kawat. Yang butuh teknik khusus.
Hatiku dag dig dug, tapi aku berusaha serapi mungkin. Kutenangkan hati. Ini bukan buru-buru, tapi aku sedang harus cepat aja. Seperti ikut lomba. Cepat tapi tetep bagus.
Langganan:
Postingan (Atom)